Mengintip Kecanggihan Panser IFV Pindad 6×6 Kanon 20 mm
Panser tempur IFV (Infantry Fighting Vehicle) 6×6 yang satu ini sudah jadi prototipe-nya sejak tahun 2014 silam, meski belum mendapat order pembelian dari Kementerian Pertahanan, ranpur produksi BUMN PT Pindad dengan julukan “Panser Cannon 20 mm” ini cukup menarik perhatian di Indonesia Business & Development (IBD) Expo 2017 JCC Senayan. Dengan kubah kanon 20 mm, ranpur yang dibangun dari basis Anoa 2 ini dirancang sebagai penggebuk bagi Satuan Infanteri Mekanis.
Baca juga: Gantikan Panser Saladin, 50 Unit Badak Segera Perkuat Kavaleri TNI AD
Sebagai panser IFV, ranpur yang belum mendapat label resmi ini masih dapat dimuati personel infanteri, tak banyak memang, yakni maksimal untuk 4 pasukan yang keluar masuknya dilakukan lewat pintu belakang. Sementara kru panser terdiri dari 3 personel, terdiri dari pengemudi dan dua personel operator pada kubah. Rancangan ranpur ini mirip dengan Pindad Badak 6×6, jenis FSV (Fire Support Vehicle) yang mengusung meriam Cockerill 90 mm.
Tentu yang menarik dari Panser Cannon 20 mm adalah kubah dan larasnya. Dalam penggarapan prototipe ini, PT Pindad menggandeng Denel, manukfaktur senjata dar Afrika Selatan. Dan jenus kubah yang digunakan adalah PK20. Dibanding kubah pada ranpur TNI pada umumnya, PK20 memang sedikit unik, pasalnya pada hatch komandan dilengkapi perisai (shield) pada dudukan senapan mesin 7,62 mm-nya.
Ibarat tak kenal maka tak sayang, mari kita intip sekilas sosok kubah Denel PK20. Bila merujuk ke situs Denel, kubah ini juga dikenal dengan tipe LCT20 Turret. Denel merancang kubah ini untuk dipadukan sebagai senjata utama di IFV. Sistem operasi pada kubah diawaki oleh dua orang yang didukung kapabiltas perangkat penglihatan siang/malam (advanced electro optical sighting) dan pengukur jarak ke sasaran.
Baca juga: Anoa 6×6 Mortar Carrier – Tingkatkan Daya Gebuk Mortir 81mm Yonif Mekanis TNI AD
Selain senjata utama kanon 20 mm, pada sisi laras kanon utama disematkan senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm yang beroperasi secara coaxial. Bekal senjata kaliber 7,62 mm tak hanya dalam wujud coaxial, tapi juga disematkan di bagian atas hatch sebelah kiri, lengkap dengan perisai anti peluru.
Pengukuran dan analisan sasaran sudah tersedia dalam solusi digital, seperti Gunner Colour Display Panel, juru tembak dapat mengganti moda tembakan secara otomatis untuk penggunaan kanon utama dan senjata coaxial, berikut update informasi jumlah sisa amunisi. LCT20 Turret dapat dimuati 300 amunisi untuk kanon 20 mm, sementara 200 amunisi untuk coaxial gun. Beberapa perangkat canggih untuk gunner yang dibenamkan di kubah LCT20 seperti laser range finder, thermal imaging sight, dan zoomable day camera.
Dari spesifikasinya, bobot kubah secara keseluruhan mencapai 1.550 kg. Sudut elevasi laras antara -8 hingga 38 derajat, serta sudut putar kubah 360 derajat. Untuk perlidungan, di bagian luar kubah terdapat 8 buah pelontar granat asap, masing-masing empat di sisi kanan dan kiri.
Meski kubah sudah tergolong maju, harus diakui desain kubah masih menganut paham retro. Sekilas kubah kanon 20 mm di Anoa 2 tampak berdesain lawas, sedikit mengingatkan pada kubah pada tank ringan AMX-13. Tentu besar harapan panser kanon ini dapat disempurnakan dan nantinya dapat diakuisisi oleh TNI. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Pindad Panser 6×6 Cannon 20 mm:
– Konfigurasi: 6×6
– Panjang: 5,56 meter
– Lebar: 2,7 meter
– Tinggi: 2,73 meter
– Berat: 14 ton
– Kecepatan maks: 80 km per jam
– Kapasitas BBM: 200 liter
– Gradient: 60%
– Slide slope: 30%
– Mesin: Diesel engine in line 6 silinder 340 HP
– Transmisi: otomatis
– Komunikasi: Intercom set
Ini contoh alutsista yg sangat cerdas pemilihan komposisinya, panser 6×6 yg didapuk mjd tulang punggung IFV dg kemampuan penetrasi ke kubu musuh bersama APC Anoa. Dg Stanag level 3 (dan bisa dinaikkan sampai level 4 dg AMAP), kemampuan IFV yg paling penting adalah kaliber munisi dan jumlah munisi. Kalo Boxer memang padanannya Pandur, sesama 8×8 yg bisa menggotong Oerlikon 35mm, kalo Anoa2 harus menggotong Oerlikon ya tidak bisa ngebut dan tidak bisa dimuati tentara lagi krn mesin dan designnya tdk dirancang menggotong turret tipe besar, justru denel pk20 ini yg paling cocok krn daya hancurnya sebagai IFV sdh mumpuni dan jumlah munisi yg bisa diangkut sangat melimpah, 300 munisi kaliber 20mm ditambah 400 munisi kaliber 7,62, jadi sekali jalan dpt membawa 700 munisi ditambah munisi cadangan 3 kali pengisian, jd bisa membawa 2100 munisi, ditambah senjata tambahan lain yg dapat dikombinasikan di turret seperti rudal anti tank atau antipesawat, belum lagi msh dpt membawa 4 prajurit bersenjata lengkap di kursi belakang. Yg bisa mengalahkan spesifikasi turret jenis ini ya hanya Rheinmetal 30mm airburst, tetapi munisi yg dpt diangkut hanya 100 butir+150 butir kaliber 12,7+200 kaliber7,6 dan hanya bisa mengangkut 2 tentara dibagian belakang, turretnya jg lebih berat sehingga mengurangi kecepatan panser shg fungsi asasinya sbg IFV akan berkurang, lebih cocok utk anti panser atau anti tank ringan yg Stanagnya msh dibawah 4. Kalo boxer nanti akan ditandingi oleh Pandur atau Anoa versi 8×8 yg pastinya akan menggotong turret yg lebih besar dg Stanag yg lebih tinggi dan mesin yg lebih besar hp nya. Bravo Pindad..ayo TNI segera pesan, produksi anoa versi IFV ini sebanyak mungkin utk melengkapi doktrin infanteri mekanis, tiap 3 Anoa APC akan dikawal oleh 1 Anoa versi IFV ini sebagai penggempur kubu musuh sekaligus payung serangan udara, jd paling tidak dibutuhkan 100 unit utk mengimbangi 300 unit Anoa APC yg telah diproduksi..Mandiri itu harga mati!!
Biasa aja tuh gk ada signifikan, coba senjatanya mirip boxer jerman baru mantap. Apalagi tetangga australi uda borong tu barang. Di pikir cara ngimbanginya.
Ini panser senjatanya tanggung amat yak…sekali2 coba deh pt pindad padukan dengan oerlikon skyshield ?? pasti??itudah kombinasi yang paling josss menurut ane..??
Kenapa buatan dalam negeri suka yang tanggung-tanggung, ya?
Harusnya dikembangkan dengan mengusung V-Shape (anti ranjau/IED) dengan kanon 3.0 mm dengan kapasitas tempur (banyak) walaupun mengurangi daya tampung personel sampai 2 orang (selain awak) karena tujuannya memang alat tempur yang perlu memuat banyak amunisi.
bagus atau jelek, kuat atau lemah, gahar atau lemot, sy lebih pilih buatan anak bangsa, makin byk dibeli & makin byk dipakai akan membuat produk Pindad lebih maju dlm semua aspek, profit nya buat modal Pindad men develop varian yg lebih baik.
Ini kan digunakan untuk pertempuran kalo senjatanya jelek lemah lemot gmn bs memenangkan pertempuran ujung2 personil yg jadi korban. Soal dana riset, pengembangan, beli teknologi kan ini BUMN pemerintah yg support dananya.
mantab
Klo dulu waktu lawan gam,masih bolehlah spek ini dipake
Cm klo lawannya tentara negara lain apa lg cina..ya wassalam
Klo diliat2 jdi keinget bvp 2 cma yg membedakan anoa ini body nya bongsor plus pke ban dibanding bvp yg ceper beroda rantai
kalau pindad jualan selalu barang minimalis yang dipajang, tidak pernah barang versi komplit. Jualan kok seadanya? tanya kenapa.
Kalau tidak di pakai..bagaimana bisa dikembangkan ?
Sayang sekali pemangku kebijakan di negeri ini lebih suka brang impor , bekas lagi !