Mengintip Hanggar Helikopter di KRI RE Martadinata 331
|Banyak hal menarik dari sosok PKR (Perusak Kawal Rudal) RE Martaditana Class (aka – SIGMA Class 10514). Dari aspek desain misalnya, struktur frigat ini yang modular dan bernuansa stealth membuat kagum setiap mata yang memandang. Terlebih lagi, ini pertama kali galangan PT PAL dipercaya membangun kapal kombatan bertonase besar (2.400 ton) dengan teknologi tinggi. Yang menarik lagi, pada struktur bagian belakang terdapat hanggar dengan pintu teleskopik yang dirancang mampu memuat helikopter kelas medium.
Baca juga: Perusak Kawal Rudal KRI RE Martadinata 331 Telah Lulus Masa Uji Coba
Adanya fasilitas hanggar juga yang menjadi pembeda antara PKR Martadinata Class dengan korvet Diponegoro Class (aka- SIGMA Class 9113). Dengan fasilitas hanggar, menjadikan komponen helikopter menjadi terlindungi dalam misi pelayaran panjang. Bandingkan dengan korvet Diponegoro Class yang harus membawa satu unit helikopter NBO-105 Bolkow dalam pelayaran menuju Perairan Lebanon dalam misi PBB UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Dalam pelayaran panjang, helikopter NBO-105 harus ‘dijemur’ diatas flight deck dan mendapat perlakuan khusus. Selain lapisan anti korosi, bagian-bagian penting helikopter harus terlindungi kala melintasi perairan bergelombang tinggi. Bahkan baling-baling helikopter harus dicopot untuk alasan keamanan.
Baca juga: RIMPAC 2016 – KRI Diponegoro 365 Lalukan Uji Tembak Kanon Vektor G12 20mm
Nah, lain hal dengan PKR Martadinata Class, kapal perang yang masuk kelas frigat dan sudah diberi label KRI Raden Eddy (RE) Martadina 331 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332, punya fasilitas hanggar teleskopik plus flight deck yang bisa didarati helikopter seberat 10 ton. Saat nanti helikopter AKS (anti kapal selam) AS565 MBe Panther tiba, maka helikopter besutan Airbus Helicopters ini sangat ideal melengkapi sistem kesenjataan Martadinata Class. Perlu dicatat, untuk memasukkan helikopter ke dalam hanggar, baling-baling harus dilipat.
Baca juga: Beginilah Cara Helikopter AS565 MBe Panther TNI AL Menghancurkan Kapal Selam Lawan
Bicara tentang hanggar berpintu teleskopik vertikal, desainnya dibangun dengan standar militer MIL-STD-462E. Pintu pada hanggar ini punya kemampuan splash waterproof and weather tight, no storm bars required, reduced infrared emission, thermal insulation, dan electric operation with manual (pneumatic backup). Persisnya pintu hanggar ini dapat dioperasikan optimal dalam kondisi sea state 6. Sistem elektriknya sanggup beroperasi pada rentang suhu 70 sampai -45 derajat celcius.
Baca juga: Mulai 2017, TNI AL Bertahap Pensiunkan Frigat Van Speijk Class
Seberapa cepat kemampuan pintu ini dalam membuka dan menutup? Di moda elektrik pintu dapat terbuka dan menutup kembali dalam 60 detik. Sementara di moda manual, pintu dapat terbuka dan menutup dalam 60 menit. Pintu hanggar teleskopik produksi Belanda ini secara teknis mampu menahan tekanan angin sebesar 2 Kn/m2. Bila pintu hanggar tertutup penuh, kemampuan ketahanan akan bertambah 10 Kn/m2.
Selain PKR Martadinata Class, kapal perang TNI AL lain yang sudah dilengkapi fasilitas hanggar adalah frigat Van Speijk Class, KRI Nala 363, KRI Multatuli 561, LST KRI Teluk Banten 516, KRI Teluk Ende 517, dan tentunya armada LPD (Landing Platform Dock). (Prapto)
Baca juga: KRI Multatuli 561 – “Kapal Markas Yang Misterius”
Van speijk sdh ad fasilitas hanggar jg?br tau
Memang sudah dari aslinya ada mas 🙂 Waktu digunakan AL Belanda, biasa didarati dan dimuati helikopter Lynx, namun setelah dipakai TNI AL ya digunakan untuk helikopter NBO-105 Puspenerbal.
@admin
Maaf bung admin, setau saya hanggar telescopic itu bukan seperti itu tapi hanggarnya retrackable/bisa dilipat spy ringkas ketika tidak digunakan dan dipanjangkan kembali ketika akan diisi heliopter.
Contohnya ditemui pd OPV italia atau cutter US coast guard yang dihibahkan ke filipina
Bentuknya mirip2 dg akordion itu lho….
oke terim kasih infonya, akan diteruskan ke penulis.
yang teleskopik kan pintunya, bukan hanggar.
Benar sekali mas @Deano
@deano
Di alinea 3 disebutkan bhw hanggar REM bertipe telesopik.
Hanggar telesopik memang ada, seperti pd kapal patroli italia, kelas Commandante.
Pintu hanggarnyapun bersifat telesopik (bisa ditarik keatas/membuka atau diturunkan ketika menutup)
Om admin berarti secara teknis kapal ini sanggup membawa 2 helikopeter, 1 di hanggar 1 di helipad?
Iya betul 🙂
Di mode manual pintu dpt dibuka tutup dlm 60 menit? Apa selama itu?
heli Jenis apa yg akan mengisi hangar nya ???
Miris juga, cuma rolling door alumunium gini aja gak ada perusahaan dalam negri yang bisa buat….padahal kedepan kebutuhan kapal perang TNI cukup besar.
Kaca nako untuk KCR-60 juga masih impor dari korea?????
Kalo sudah ada komitmen yang kuat dr TNI utk menggunakan produk dalam negri, dari ribuan sub-sistem PKR/KCR/LPD sudah bisa dibuat oleh perusahaan swasta nasional….seperti bukaka misalnya yang sdh lama mengerjakan garbabarata standar internasional
Kalo helikopternya buat buru kapal selam, apa gak ribet operasionalnya? Dengan posisi baling-baling dilipat dalam hanggar, apa gak keburu dihantam sama ks lawan?
Ada video pendaratan helikopter di REM detik 57, https://www.youtube.com/watch?v=ILxIwUAazP8
@bagyo
Itu helinya mendarat di fregat LCF milik belanda pak bagyo….TNI nggak punya heli nh-90