Melesat Bak Petir, MIRV yang Dibawa Rudal Balistik Hipersonik RS-26 Rubezh Bikin Ukraina dan Negara Sekutu Ketar-ketir
|Lantaran tidak memuat hulu ledak nuklir, maka tidak ada kerusakan yang signikan dari serangan rudal balistik antarbenua (ICBM) Rusia ke Dnipro di Ukraina. Namun, serangan ‘uji coba’ Rusia itu telah menciptakan kekhawatiran besar, bukan hanya kepada Ukraina, tapi ke negara-negara Eropa dalam NATO, pasalnya serangan rudal balistik dengan MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicles) untuk pertama kalinya telah membuat sistem pertahanan udara (hanud) kewalahan.
Dalam video yang beredar di media sosial, serangan rudal balistik yang dikonfirmasi Pentagon dari RS-26 Rubezh, menghantam sasaran di permukaan bak sengatan petir dari balik awan, sangat cepat dan akan sulit di-intercept. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut senjata yang digunakan dalam serangan ke Ukraina sebagai “Oreshnik”. Bisa dibayangkan bila yang payload yang dibawa dalam MIRV adalah hulu ledak nuklir, maka kehancuran total tidak bisa dibayangkan sebagai akibatnya. Sebagai catatan, MIRV dalam rudal RS-26 Rubezh memuat enam hulu ledak.
MIRV adalah teknologi yang memungkinkan satu rudal balistik membawa beberapa hulu ledak yang dapat diarahkan secara independen ke target yang berbeda. Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efektivitas serangan nuklir dengan mengoptimalkan daya hancur dan mengatasi pertahanan rudal musuh.
Rudal balistik antarbenua (ICBM) atau rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) membawa bus muatan (payload bus) yang berisi beberapa hulu ledak nuklir dan sistem manuver. Saat rudal ICBM mencapai fase luar angkasa, yang dikenal sebagai fase midcourse dalam lintasan balistiknya, proses pelepasan MIRV dimulai. Setiap hulu ledak diarahkan ke target berbeda menggunakan sistem navigasi inersial.
Kemudian hulu ledak masuk kembali ke atmosfer bumi secara independen dan menghantam targetnya masing-masing. Dengan MIRV maka satu rudal dapat menghancurkan beberapa target, meningkatkan daya hancur tanpa membutuhkan banyak peluncuran.
Setelah pelepasan, setiap hulu ledak nuklir (reentry vehicle) kembali memasuki atmosfer bumi menuju targetnya masing-masing. Karena kecepatan masuk yang sangat tinggi (hingga Mach 24), hulu ledak sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara berbasis rudal.
Sebagai catatan, hulu ledak yang ada di dalam MIRV tidak memiliki tenaga dorong penuh seperti roket tetapi dilengkapi dengan sistem manuver minimal. Sistem ini memungkinkan mereka diarahkan secara independen menuju target yang telah ditentukan. Setelah dilepaskan dari payload bus, hulu ledak MIRV biasanya tidak dilengkapi tenaga dorong utama, tetapi memiliki sistem stabilisasi atau pendorong kecil berbasis gas. Sistem ini membantu mereka menjaga orientasi (attitude control) agar tetap berada di jalur menuju target.
This is a video that purports to show the “ICBM” attack on #Dnipro. It may show the impact of a ballistic missile carrying a MIRV (multiple independently targetable reentry vehicle) non-nuclear payload.
The launch of this weapon will have triggered early warning systems worldwide… pic.twitter.com/aMOhRnd8wP— Koskovics Zoltán (@KoskovicsZ) November 21, 2024
Setelah mencapai jalur yang tepat, hulu ledak menggunakan gravitasi bumi untuk masuk kembali ke atmosfer. Karena kecepatannya yang sangat tinggi (hingga Mach 24), hulu ledak dapat mencapai targetnya tanpa perlu tenaga dorong tambahan.
Arah dan penargetan MIRV direncanakan secara matang sebelum rudal diluncurkan, tetapi beberapa koreksi arah dapat dilakukan selama penerbangan, tergantung pada sistem navigasi rudal tersebut.
Sejarah MIRV dimulai pada era Perang Dingin sebagai respons terhadap meningkatnya persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam teknologi nuklir dan rudal balistik. Negara pengguna pertama teknologi MIRV adalah Amerika Serikat, rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III pada tahun 1970, adalah sistem pertama yang dipersenjatai dengan MIRV. Minuteman II mampu membawa hingga 3 hulu ledak nuklir yang dapat diarahkan ke target berbeda.
Uni Soviet baru merespon dengan membuat tandingan di tahun 1975, yakni SS-18 Satan, adalah ICBM Soviet pertama dengan MIRV, yang mampu membawa hingga 10 hulu ledak yang diarahkan secara independen. (Gilang Perdana)
MIRV pertama di medan perang nyata, untungnya bukan berhulu ledak nuklir
Ketar ketir ? Serius ? Klo takut tidak mungkin mereka serang kursk terus bos
Terimakasih biden… saya menyalahkan anda
Ini 100% salah anda
Ruben tranding topik, om Putin pun tersenyum sambil ngopi di teras😁