Meledak Massal, Ini Kemungkinan Modus ‘Sabotase’ pada Ribuan Pager di Lebanon
|Kasus di mana baterai pager meledak secara bersamaan yang terjadi di Lebanon pada 18 September 2024, bisa memunculkan pertanyaan tentang potensi serangan atau peretasan terhadap perangkat tersebut, namun tidak secara langsung berarti bahwa pager dapat diretas. Skenario ini kemungkinan lebih terkait dengan manipulasi fisik atau serangan terhadap perangkat keras (hardware) daripada peretasan yang umumnya berkaitan dengan serangan terhadap perangkat lunak (software) atau sinyal komunikasi.
Meski investigasi masih berjalan, namun adanya manipulasi pada fisik atau hardware pager mengemuka, seperti pada postingan akun X @Megatron, yang menyebut lebih dari dua minggu yang lalu, yakni pada tanggal 29 Agustus 2024, karyawan American University Medical Center di Beirut menerima email yang mengatakan bahwa ‘pager lama’ mereka akan diganti.
Adanya penggantian perangkat tentu tidak langsung dapat dikaitkan dengan meledaknya pager. Dan dari ulasan berbagai sumber, berikut ini beberapa analisa yang mungkin menjadi penyebab ledakan pager massal yang terjadi di Beirut, Lebanon.
BREAKING:
🇺🇸🇱🇧 More than two weeks ago, on August 29, employees of the American University Medical Center in Beirut received this email, saying their ‘old pagers’ will be replaced
There was an explosive inside them. pic.twitter.com/rkEaaxjDtW
— Megatron (@Megatron_ron) September 17, 2024
1. Manipulasi Perangkat Keras
Jika baterai pager meledak secara bersamaan, bisa jadi ada kerusakan pada baterai yang disengaja melalui manipulasi fisik, seperti memasang komponen yang dapat dipicu dari jarak jauh. Ini lebih merupakan serangan hardware yang mirip dengan sabotase langsung, di mana perangkat secara khusus dirancang atau dimodifikasi agar dapat menyebabkan ledakan baterai ketika dipicu oleh sinyal tertentu.
2. Serangan Elektromagnetik
Salah satu kemungkinan lain adalah penggunaan serangan elektromagnetik – electromagnetic pulse (EMP) atau pulsa elektromagnetik yang ditargetkan. Sinyal elektromagnetik yang kuat dapat mengganggu sistem elektronik, termasuk pager, dan menyebabkan kegagalan pada baterai atau komponen lainnya. Serangan semacam ini bisa menyebabkan malfungsi serentak pada perangkat yang terpapar, namun membutuhkan alat yang canggih dan kemampuan teknis yang tinggi.
3. Komando Jarak Jauh
Jika pager dimodifikasi atau disusupi dengan perangkat tertentu yang dapat memicu ledakan baterai dari jarak jauh, maka ini bisa dianggap sebagai tindakan retas pada komponen fisik dari pager, bukan pada sistem operasional perangkat lunak atau sinyalnya. Misalnya, pager bisa saja dilengkapi dengan perangkat yang dapat memicu ledakan baterai ketika menerima sinyal atau perintah tertentu.
Retasan yang melibatkan baterai biasanya terkait dengan kerusakan perangkat keras, yang kemungkinan besar terjadi akibat modifikasi perangkat fisik yang dilakukan sebelum digunakan, bukan akibat dari peretasan jarak jauh secara langsung pada sinyal pager. Meskipun kejadian seperti ini dapat dikaitkan dengan serangan terkoordinasi yang memanfaatkan pager sebagai medianya, hal itu tidak berarti pager diretas dalam konteks tradisional (misalnya, sinyal atau data disadap atau diubah melalui software).
Sebaliknya, ledakan serentak lebih mungkin diakibatkan oleh sabotase langsung terhadap perangkat keras, baik itu melalui manipulasi komponen baterai, atau melalui serangan elektromagnetik.
Sejarah Pager
Pager pertama kali dioperasikan pada tahun 1950 oleh Dr. Al Gross, seorang insinyur komunikasi dan penemu asal Amerika Serikat. Dr. Gross juga dikenal atas penemuannya dalam bidang komunikasi radio, seperti walkie-talkie dan radio pesawat.
Pager awalnya dirancang untuk memberikan layanan kepada tenaga medis di New York, memungkinkan dokter untuk menerima pesan darurat. Namun, pager masih terbatas dalam cakupan penggunaannya pada saat itu. Layanan pager pertama yang berhasil dioperasikan secara komersial adalah sistem pager Bellboy yang diluncurkan oleh Bell Labs pada tahun 1960. Bellboy memungkinkan pengguna menerima pesan sederhana berupa sinyal suara yang menunjukkan bahwa mereka harus menghubungi nomor tertentu. (Gilang Perdana)
di indonesia apa masih ada layanan pager?