MBDA Teseo Otomat – Rudal Anti Kapal Andalan di Frigat FREMM dan Maestrale Italia
|Meski kecil kemungkinan bakal diakuisisi, namun nama rudal anti kapal Teseo Otomat belakangan ikut jadi bahan pembicaraan warganet, pasalnya, kedua jenis kapal perang yang akan didatangkan untuk Indonesia, yaitu frigat FREMM Bargamini class dan frigat Maestrale class, keduanya mengusung jenis rudal anti kapal high subsonic ini.
Mungkin jadi pertanyaan, mengapa kecil kemungkinan rudal ini bakal diakuisisi Indonesia? Berdasarkan analisa, saat ini TNI AL sudah lumayan banyak menggunakan beragam jenis rudal anti kapal, sebut saja ada rudal C-705, rudal C-802, keluarga rudal Exocet MM40 dan rudal Yakhont, adopsi jenis rudal baru tentu akan menambahkan beban dari sisi interoperabilitas, biaya pemeliharaan dan logistik.
Lain dari itu, Teseo Otomat, sejatinya adalah rudal anti kapal yang dibuat oleh MBDA, perusahaan yang juga membuat rudal anti kapal Exocet, sehingga dimungkinkan kelak untuk melakukan sedikit redesain pada rancangan kapal untuk dipasangkannya rudal Exocet di FREMM class yang dibeli Indonesia, terkhusus lagi FREMM class dibuat baru, sehingga dapat dilakukan kustomisasi pada sistem persenjataanya, yang tak menutup kemungkinan bila frigat asal negeri pizza ini kelak mengusung rudal Exocet untuk kapal perang pesanan Indonesia.
Dari tupokisinya, rudal ini adalah jenis rudal jelajah anti kapal atau rudal pertahanan pantai jarak jauh, yaitu punya jarak jangkau di rentang 180 – 220 km. Dengan mesin turbojet Turbomeca Arbizon, rudal yang tampilannya mirip rudal Saab RBS-15 ini, punya kecepatan jelajah 310 meter per detik atau 1.100 km per jam, yang masuk kategori high subsonic.
Rudal ini dapat membawa hulu ledak seberat 210 kg, sementara berat total rudal Teseo mencapai 800 kg. Kemampuan navigasi rudal ini mengandalkan kombinasi full otonom inertial dengan dukungan GPS dan radar altimeter. Manuvernya juga didukung 3D way point selectable time on target dan menganut pola terbang ski skimming dalam fase terminal untuk menyerang sasaran di permukaan.
Dari sejarahnya, rudal ini dikembangkan oleh perusahaan Italia Oto Melara bersama dengan perusahaan Perancis French Matra Corporation, dimana posisi saat ini, rudal Teseo Otomat oleh MBDA Missile Systems. Nama Teseo berasal dari kata Italia, atau varian Italia untuk Theseus, sementara kata Otomat merupakah hasil kombinasi dari dua perusahaan, yaitu Oto Melara dan Matra.
Program rudal Otomat dimulai pada tahun 1967, tahun yang sama di mana kapal perusak Israel Eilat ditenggelamkan oleh rudal anti-kapal P-15 Termit buatan Soviet. Peristiwa ini meningkatkan kesadaran tentang keefektifan senjata semacam itu dan mendorong pengembangan sistem serupa di negara-negara Barat, seperti Harpoon di Amerika Serikat.
Uji coba rudal ini dimulai pada tahun 1971 dan pengembangan versi Mk1 dari Otomat secara resmi berakhir pada tahun 1974. Namun, pada saat itu, Angkatan Laut Perancis lebih memilih Exocet yang sepenuhnya milik Perancis daripada Otomat yang merupakan rancangan bersama Perancis-Italia. Dengan demikian, Angkatan Laut Italia, saat itu menjadi satu-satunya pengguna rudal Teseo Otomat, dan kemudian resmi digunakan AL Italia pada Januari 1976. Rudal Otomat versu awal tidak memiliki tautan data untuk penargetan over-the-horizon, yang membatasi jangkauan efektifnya hanya 60 kilometer.
Baca juga: Batal Dibeli Filipina, Frigat Maestrale Class Justru Diakuisisi Indonesia
Seperti halnya keluarga rudal Exocet dan Harpoon, rudal Teseo Otomat sudah hadir dalam beragam varian, yang terbaru adalah varian MK2E Block IV yang digunakan AL Italia. Dari spesifikasi, rudal bongsor ini punya panjang 4,46 meter, diamater 400 mm dan mengusung detonasi impact dan proximity.
Di pasaran internasional, rudal Teseo Otomat tergolong laris, lebih dari 200 unit rudal ini telah di eskpor dengan penggunanya adalah Libya, Peru, Bolivia, Mesir, Malaysia, Bangladesh, Kenya, Arab Saudi dan Irak. (Bayu Pamungkas)
mau nyoba rasanya semua type rudal kali yah…π mungkin beda…jqngan liat kecil rudalnya…tapi sensasinya…π
Malaysia jadi pengguna rudal otomat karena pernah membeli kapal korvet buatan Italia yg seharusnya dijual ke Irak.
biar sekalian jero deh…π
Bang Ruskie 13/06/2021
Bagi ente imbal dagang gak nyambung dng pengurangan hutang soalnya ente gak mau mikirnya terlalu dalam kearah situ.
kayak mana mau nyambung dek paidi kalou kamu ngutang terus mau imbal dagang juga….π itu namanya bukan “kutang”tapi”barter”dek…tadi nya males gue mau ngelanjutin…gimana gitu rasanya….π πyasalaam….lucu banget sih dek paijo ini…..π
Sampe kapanpun ya kamu gak bisa paham krn gak bisa mikirnya dek, dan tetap ngeyel dng pendapatmu. Dijelasin pun gak bisa nangkap.
Lalu imbal dagang dlm setiap pembelian alutsista dr luar itu tujuannya apa dek.? Mungkin cuma buat keren kerenan aja ya dek….ππ
Ya. Salaamm..π€£π€£π€£
imbal dagang (barter) itu sekema pembayaran bung,dalam artian tukar barang dengan nilai yang sama atau bisa dengan persentase yang disepakati.
sedang hutang adalah skema untuk meminjam uang atau barang dengan nilai yang disepakati.
.ofset dan tot itu uu no16 tahun2012 tidak mencantumkan bila hutang bagai mana skema pembayaranya melalui imbal dagang tersebut,karna selama ini juga gagal dalam negosiasi dengan pembelian sukoi35 dengan skema imbal dagang tersebut,berarti imbal dagang tersebut bisa dibilang gagal,karna pembelian dengan mata uang lebih bisa diterima produsen ketimbang imbal dagang tersebut.
contoh kan satu saja yang berhasil dalam skema pembayar imbal dagang dalam pengadaan alutsista kita?.karna saya belum dengar dan tidak tau?.
jadi bisa dibilang uu tersebut tidak mewakili keadaan sebenarnya dilapangan,karna peran kita dibawah dalam artian kita yang membutuhkan maka negosiasi jelas kita lebih lemah.
Yg dek santuy jelaskan itu semua kawan2 disini sdh paham dek, itu penjabaran dr difinisi imbal dagang.
Tentu msh ada korelasi antara hutang pembelian alutsista dng UU No. 16 dek. Kok susah benar memahami kaitan imbal dagang dng hutang yaa..πππ
Begini dek. Kita ambil sbg contoh saja pengadaan Sukhoi walau ini msh ngambang perjalanannya.
Dana pengadaannya $ 1,14 M berasal dari pinjaman luar negeri. Artinya kita berpotensial hutang sebesar itu jika tdk ada syarat2 lain utk membayar secara tunai.
Namun krn ada syarat imbal beli, potensi hutang luar negerinya berkurang menjadi hanya 50% nya saja. Krn sisanya yg 50% dibayarkan dng komoditi perkebunan spt minyak sawit.
Andaipun minyak sawit yg ingin diimbal belikan itu milik swasta dlm negeri, dia berubah menjadi hutang dlm negeri dng mata uang rupuah. Keuntungan pemerintah dalam bentuk pajak ekspor dan pungutan lainnya dr pasal minyak sawit dan turunannya akan dikenakan pd swasta yg minyak sawitnya dikirim ke Rusia. Begitu ilustrasinya dek, knp saya katakan hutang alutsista dng adanya UU No.16 ini bisa mengurangi potensi hutang yg timbul akibat pembelian alutsista dr luar negeri.
Mekanisme ini banyak disuksi negara berkembang yg mengandalkan potensi sektor pertanian dan perkebunannya sbg alat pembayaran dan sbg jalan mempermudah penjualan komoditi mereka.
Dulu PT.Di saat masih menjelma IPTN merasakan skema ini. Pesawat CN 235 nya dibayar dng beras ketan oleh Thailand. Nah jika rencana anggara pertahana yg $ 125 M itu dibiayai hutang, Namun setiap negara tempat menhan beli alutsistanya mau dibayar 30% saja dng imbal beli. Maka potensi hutang yg $ 70 M utk pengadaan tadi realisasinya akan berkurang 30% nya bukan? Sampe disini sdh paham ya dek…ππ
terus kenapa hutang kalou bisa imbal dagang bung?,contoh thailand itu kebalikan dari analogi diatas,kita yang jual thailand yang beli,kan aneh rasanya kalou dijadikan contoh?.
Di forum sebelah kabarnya LOI pembelian 36 unit rafale sdh di teken ya secara rahasia. Dan ada tekanan terkait penjaminan pendanaan dr US agar LM bs bersaing dlm hal kemudahan pendanaan dlm memasarkan viper.
Fremm yg versi perancis rudal nya pake exocet ya ?
The first flight test is scheduled for 2022, with the entire development process set to be completed by 2026. As per a deal with Indonesia, South Korea is to hand over one prototype and technology to Jakarta to manufacture the aircraft in Indonesia
@admin coba cek link berikut
https://www.defenseworld.net/news/29797/Korea_Aerospace_is_assembling_5_prototypes_of_KF_21_Fighter_Jet#.YMYYdWcxdky
punya byk jenis rudal makin sulit ???
tidak tepat itu, rudal tdk perlu byk maintenance paling bahan bakar nya yg hrs ganti tiap periode, utk Indonesia yg non blok, musuh bisa datang dari semua blok dan negara, jadi byk jenis rudal sangat tepat utk menghadapi berbagai jenis lawan …
Kenya bukan lagi pengguna rudal otomat
PKR ajaa dilanjutkan… ngusung 8 exocet block3.. 12 rudal sam, terpedo uerotrop 6 unit… kurang apa coba?? Hrg 240 juta dollar… FREMM ini berapa? 500 juta dolaar??
kan sudah di TOT … sekalian PT PAL belajar bikin kapal frigate tonase besar atuh
Kalo dari segi kecepatan dan hulu ledak serta jangkauannya, rudal si mamat ini lebih unggul ketimbang rekannya dr Perancis, rudal exocet.
Tp stock rudal ecocet TNI sdh banyak, jd bisa ambil digudang aja klo si FREMM ini kelak dimiliki TNI. Dan tidak menutup kemungkinan jangkauan exocet akan ditingkatkan di block 4. Kalo semua kaprang TNI AL yg menggotong rudal menggunakan exocet, nanti belinya bisa dpt diskon dan bonus. Beli 10 dpt bonus kotak peluncur. Dan jng lupa, pembeliannya bisa imbal dagang, walau pake ngutang, biar hemat…ππ
Ya. Salaamm…πππ
Itu dia jawabannya diatas, harus redisain kalau maunya pake exo atau mungkin plus scalp, jadi kenapa gak langsung aja ya pilih fremm prancisπ
Jadi Otomat punya daya jangkau lbh jauh dan hulu ledak lbh besar dr Exocet blok III.
Paling exocet yg dipasang, soalnya dari hasil rapim kemarin kan ada rencana juga bakal borong exocet mm40 block 3, walopun meleset di kaprang bukan la fayette yg diakuisisi, n scorpene juga blom kedengeran lagi kabarnya jadi dibeli apa kaga.
“Politikus Demokrat Pertanyakan Sumber Duit Kemenhan Beli 8 Kapal Perang Italia”
Gimana militer kita mau maju klo bau beli alusista aja ribet + ada mafia nya π₯Ίπ₯Ί