Update Drone KamikazeKlik di Atas

MBDA Deutschland Tawarkan Konsep RCM² – Loyal Wingman Plus Drone Kamikaze Bermesin Turbojet

Bila Airbus menawarkan konsep Loyal Wingman untuk jet tempur Eurofighter Typhoon, maka di event Pameran Dirgantara Internasional ILA 2024 di Berlin (5 – 9 Juni 2024), MBDA Deutschland (Germany) tak ketinggalan dengan menawarkan konsep Wingman. Meski aslinya sudah diperkenalkan pada Paris Airshow 2019, namun dengan dinamika konflik di Eropa, MBDA Germany telah menambahkan misi baru pada Wingman yang pernah diperkenalkan tersebut, yakni dengan menjelman sebagai drone kamikaze (loitering munition).

Baca juga: Airbus Pamer Konsep Loyal Wingman Baru untuk Eurofighter Typhoon, Digadang Terbang di Tahun 2030

Disebut sebagai RCM² (Remote Carrier Multidomain Multirole Effector) multidomain, konsep Loyal Wingman alias drone pendamping ini dirancang sejak awal guna mendukung kehadiran jet tempur generasi keenam – Future Combat Air System (FCAS) yang rencananya akan terbang perdana pada tahun 2040. Nah, berhubung pengembangan FCAS masih sangat lama, maka MBDA Germany membuka opsi untuk menghadirkan RCM² untuk menjadi Loyal Wingman pada Eurofighter Typhoon generasi terbaru (Tranche 5).

Oleh MBDA, RCM² digadang dapat digunakan dalam spektrum kinetik dan elektromagnetik. Dibandingkan dengan sistem yang tersedia di pasar, RCM² dapat beroperasi di wilayah operasional yang sangat diperebutkan atau dipertahankan.

RCM² dirancang untuk berbagai aplikasi serta misi tempur. Drone ini menawarkan efek jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, RCM² memiliki kemampuan berkeliaran (loitering) dan juga dapat menyerang target di lingkungan yang tidak memiliki akses GPS.

RCM² beroperasi dengan panduan GPS dan drone ini mampu terbang dalam kawanan (swarming). Panduan interaktif dan kendali RCM² secara teoritis dapat dilakukan oleh operator di mana pun yang terintegrasi ke dalam jaringan. Platform peluncuran RCM² dan domain yang diarahkan bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan operasional. Pada fase ekspansi selanjutnya, RCM² akan memperoleh data pengintaian dan target berdasarkan sensor sehingga dapat memberikan gambar situasional secara real-time.

RCM² disokong oleh mesin turbojet dan drone ini dapat membawa komposisi muatan berbeda, sehingga dapat beradaptasi dengan semua misi. Selain itu, muatan yang berbeda dapat digabungkan dalam satu misi. Ada tiga opsi muatan, yakni hulu ledak eksplosif untuk misi sebagai drone kamikaze, perangkat jammer untuk misi peperangan elektronik, dan bekal sensor intai untuk misi pengumpulan data intelijen.

Dengan berat sekitar 340 kilogram dan jangkauan sekitar 500 kilometer, RCM² tidak hanya dirancang untuk diluncurkan dari jet tempur FCAS, beberapa Loyal Wingman sekaligus drone kamikaze ini juga dirancang untuk diluncurkan dari pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas.

Untuk Pertama Kali, Airbus Uji Coba Peluncuran Drone “Remote Carrier” dari Pesawat A400M Atlas

Sebagai salah satu mitra utama dalam next-generation weapon system dari program FCAS, MBDA memajukan pengembangan teknologi RCM² bekerja sama dengan mitranya dari Spanyol, SATNUS.

Pada Paris Airshow 2019, MBDA merillis konsep wingman yang diberi kode Remote Carrrier RC200 (RC200), yang disebut punya panjang 2,8 meter dan bobot sekitar 240 kg. Disokong mesin turbojet, MBDA RC200 dapat melesat dalam kecepatan Mach 0.7 – Mach 0.85, dan dalam aspek manuver dapat meliuk hingga 4G. Namun, MBDA RC200 tidak dilengkapi lethal payload.

MBDA Remote Carrrier RC200

RC200 berperan sebagai “kepanjangan mata” dari pilot di pesawat tempur. Yang paling utama adalah kemampuan ‘memperluas’ jangkauan radar, kemudian target designation range untuk mendukung misi penembakan rudal udara ke permukaan jarak jauh. Dengan mengandalkan sensor onboard, remote carrier dapat memberi informasi yang dibutuhkan oleh pilot. Kehadiran drone ‘pendamping’ dapat memberikan gambaran dan informasi luas pada pilot tentang battlespace. (Gilang Perdana)

Project VENOM – Debut F-16 di Masa Depan, Jadi Drone Loyal Wingman yang Bisa Ladeni Dogfight