Mattis Datang, Pilihan F-16 Viper Untuk Indonesia Mencuat Kembali
|Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis baru saja melakukan lawatan resminya ke Indonesia. Pemegang level kedua otoritas pertahanan di AS, setelah Presiden dan Kongres ini pun membawa pesan penting terkait alutsista, khususnya di lini jet tempur. Pertama tentang keberatan AS bila Indonesia membeli Sukhoi Su-35, dan tentunya tawaran AS untuk pengadaan jet tempur baru untuk kebutuhan TNI AU.
Baca juga: Tawarkan F-16 Viper ke Indonesia, Lockheed Martin Hadirkan Simulator Kokpit
Meski tak secara khusus menjelaskan tipe jet tempur yang ditawarkan, pejabat AS menjelaskan bahwa pihak Indonesia telah mengajukan proposal untuk harga pengadaan 48 unit F-16, nilai yang ditaksir oleh beberapa media mencapai US$4,5 miliar. Sekedar proposal pengajuan harga tentu tak menyiratkan bahwa Indonesia akan pasti membeli produk yang dimaksud. Namun, setelah usaha pengadaan Sukhoi Su-35 yang lumayan berbelit, ada kans bagi Lockheed Martin untuk menawarkan jagoannya F-16 Viper ke Indonesia.
Sesuai doktrin pengadaan alutsista yang digariskan Presiden Joko Widodo, bahwa TNI tidak lagi akan mendatangkan alutsista yang berasal dari bekas pakai dan hibah, maka ada potensi F-16 Viper yang dipinang, status jet tempur ini dalam keadaan baru. Berbeda dengan 24 unit F-16 C/D Block52ID yang berasal dari bekas pakai dari AU AS dan National Air Guard, dimana kontrak pengadaannya dilakukan pada masa pemerintahan SBY. Pun dengan opsi pembelian baru, maka opsi ToT (Transfer of Technology) yang akan diterima PT Dirgantara Indonesia bakal lebih maksimal.
Walau pengadaan alutsista strategis di Indonesia kerap terganjal persoalan anggaran, namun harus diakui Lockheed Martin cukup gigih menawarkan sosok Viper, terbukti sudah dua kali Lockheed Martin membawa demo simulatornya ke Indonesia, dan diperlihatkan untuk kalangan terbatas dan media nasional.
Dari aspek efisiensi, dengan mengakuisisi F-16 dalam jumlah besar akan mengurangi beban biaya operasional secara keseluruhan, terlebih Indonesia adalah pengguna klasik F-16 sejak 1989/1990. Namun lain hal dalam simpul politik, pengadaan F-16 sebagai pengganti F-5E/F Tiger II mengandung kerawanan, khususnya pada risiko jeratan embargo yang sewaktu-waktu bisa menerpa.
Baca juga: Radar AESA: Absen di Sukhoi Su-35, Hadir di Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper
Lepas dari kontroversinya, oleh Lockheed Martin F-16 Viper disebut-sebut cocok untuk kebutuhan maritime air strikes and maritime air support, seperti yang dicanangkan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna. Semisal dengan conformal fuel tanks, Viper bisa punya kemampuan dedicated untuk misi intai maritim.
Dibanding seri F-16 sebelumnya, Viper sudah dilengkapi radar AESA (Active Electronically Scanned Array) Grumman APG-83 dan digital flight control & auto GCAS (Ground Collision Avoidance System). Untuk menunjang misi tempur, F-16 V yang dilengkapi conformal fuel tanks ini juga punya payload senjata lebih besar dibanding seri sebelumnya, bahkan weapon carriage lebih banyak.
F-16 Viper juga dibekali Scalable Agile Beam Radar (SABR) besutan Northrop, yang merupakan radar fire control yang akan memberikan Viper kemampuan lebih maju dalam hal radar udara ke darat dan udara ke udara. Teknologi ini sangat mampu dalam melawan ancaman canggih. Radar AESA ini juga digunakan oleh F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Baca juga: Intip dari Dekat Full Mockup Lockheed Martin F-35 Lightning II
SABR bekerja dengan memindai secara elektronik, bukan mekanik yang membantu mengurangi waktu dalam mendeteksi sejumlah target secara bersamaan. Prosesor penerima, exciter, dan fungsi semua berada dalam satu unit diganti. Menurut perhitungan Northrop, kemajuan yang didapat setelah menggunakan radar in akan meningkat sampai lima kali lebih besar dari radar fire control yang dimiliki F-16 sebelumnya.
Viper juga dilengkapi dengan cockpit Center Pedestal Display terbaru baru, komputer misi yang lebih canggih dan perangkat sistem misi lainnya. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan lompatan besar dalam kemampuan pesawat. (Gilang Perdana)
Dear Pak Jokowi,
Kalau F-16 Jangan lah, luas permukaan Negara ini terlalu besar untuk F-16 walaupun pakai tangki tambahan luar. Karena penambahan bobot akibat bahan bakar tanpa tambahan tenaga mesin akan sama saja, belum lagi banyak backdoor software kalau pesawat sekutu masuk bisa F-16 kita bisa dikadalin. Kalau F-15 boleh lah, tapi gak bakalan dikasih sih 🙂
f15 se sdh dapat pre approval dari kongress amrik. artinya boeing sdh mndapat izin awal & dipersilakan untuk mengikuti program 2 ska baru air superiority yg programmnya baru akan diluncurkan setelah program 3 ska baru pespur workhorse & skadud 1 interceptor kohanudnas kelar
izin resmi bisa didapt jika boeing yg menang. pesaing terberta adalh typhoon bukan su-35.
ada alasan mengapa typhoon & f-15 se lbh berpeluang krn dlm program 2 ska air superiority tersebut pemerintah mengajukan satu syarat bhw pemenang tender tsb wajib mmberikan benefit bagi program ifx.
rusia via rosoboron menolak persyaratan tersebut & meminta agar persyaratan tsb dicabit. jk program 2 ska air superoiority tetap dijalankan dgn persyaratan wajib mmberi benefit bagi ifx maka rusia memeilih mundur
Tuh khan Rusia nggak mau dukung program IFX !
Siapa yang dukung Rusia berarti tidak mendukung kemandirian bangsa.
Ya secara logika diijinkan..soalnya ditahun tersebut.. kepemilikan yg pada beli F35 sudah tercukupi semua(tetap dibawah bro..hiks..)..kan kalo dinatuna utk menghadapi supremasi udaranya china..wah ini mantap kale pilot2 indonesia kedepannya..multitalenta…@tukang ngitung..siapa juga yg dukung rusia..ahha…lahir di Indonesia,asli Indonesia kog dukung rusia..gilee kamu ndroo!hahaha…nah kalo produk2 alutsista russia…sebentar…kalo ada yg cocok utk negri ini..gak papa..@bung ayam jago..itu typhoon hya yg trance 2 yg tempo hari anda infokan ya?..
Thypoon mungkin akan bersedia memberikan dukungan (kalau memang benar itu menjadi persyaratan) jelas membutuhkan pasar untuk pespurnya terutama di Asia tenggara yang didominasi USA dan Russia dan ada Gripen di Thailand… menjual ke Indonesia jelas akan memberikan jalan untuk ajang promosi…
F-15 SE ditawarkan kepada Indonesia??? pespur unggulan USA adalah F-22 dengan jumlah terbatas kisaran 187 unit, jelas USA masih sangat membutuhkan dominasi F-15 untuk menjadi tulang punggung armada utamanya… bahkan sampai saat ini hanya mitra strategis dan kuat saja yang bisa mendapatkanya…
asyik mliat para fansboy rusia mratap
viper lbh murah drpd su-35. lm mnawarkan paket kosongan usd 80 juta. sdgkn roroboron mnawarkan su35 paket kosongan seharga usd 105 juta. mig 35 yg jd pnantang viper dlm program 3 ska pespur workhorse dibandrol rosoboron usd 85 juta. harga autsista rusia nak dikarenakan amrik mlakukan sanksi dagang sepihak dgn meanaikkan pajak pergagangan. harap diketahui bhw komponen elektronika lautista rusia 80-90% dipasok amrik & israel. irbis r komponen terpentingnya sprt microwave pate, tansmitter & receiver panel serta prosesor bikinn elbit israel. ins & irst su-35 bikinan texas instrument. fly by wire dipasok rockwell collins dll.
overhaul sukhoi milik tni au di belarus komonen avionik serta upgrade kita mmbeli dari usa bukan rusia.
yg plg kena imbas dari sanksi prdagangan sepihak usa adlh rudal dmn harganya naik 2 kali lipat. r77 kini harganya 3 kali lipat amraam c7
jgn lupakan jg biaya integrasinya. viper paket penjualannya yg ditawakan kekita di kisaran harga usd 95 juta dikurangi harga paket kosongan yaitu usd 80 juta artinya biaya ini itu mliputi sparepart, garansi dll cuma usd 15 juta
bandingkan dgn su-35 dmn paket penjualan disepakati usd 170 juta tp paket kosongan su-35 usd 105 juta artinya biaya ini itu usd 65 juta. jelas selisih jauh dkrnkan biaya intergrasi meliputi konverter, iff, adaptor, moodul tambahan dll
intinya opsi pespur rusia sprt su35 maupun mig 35
akuisisi mahal
integrasi mahal
operasional mahal
arsenal lbh mahal
bakal bikin jebol anggaran
Mau tanya bung ayam jago Su35 yg “akan” dibeli indonesia..akan lho.. mempunyai kemampuan BVR yg syarat2nya seperti yg anda katakan tempo hari trimakasih sebelumnya…BTW nah masalah yg anda katakan mahal2 tersebut..wajarlah untuk supremasi udara..hoody ada lebelnya “SUPREME” aja mahal..apalagi pespur..wkwk..nah kalo yg ini beda pendapat gak papa yah..
Kenapa harus meratap??? toh selama ini TNI AU juga tidak menyatakan kalau mengoperasikan Sukhoi adalah kerugian, dan justru menyatakan kalau memiliki Sukhoi membuat Indonesia memiliki kemampuan mengimbangi kemampuan pespur yang dimiliki tetangga…
Jika hanya mengandalkan F-16 Viper sekalipun juga tidak akan membuat Indonesia memiliki kemampuan yang mumpuni, tetangga sebelah mengoperasikan pespur yang lebih baik dari sekedar F-16V…
Pemilihan Su-35 juga justru dari pemakai atau TNI AU bukan dari Russian Fans boys…
Kalau memang benar pespur Sukhoi begitu buruknya dan begitu mahalnya pasti tidak akan ada wacana pembelian Su-35, bahkan ketika menawarkan F-16V pun juga tidak dilirik, sekarang setelah Mr Mattis berkunjung baru kemudian mengemuka kembali, dan di media yang lain menyatakan kalau Menham menyiratkan tidak akan melakukan pembelian dalam waktu dekat…
@yuli
gitu aja mewek. su-35 pasti tetap akan dibeli tp sprt sabda sales rosoboron cuma utk skadud 14 doang. penambahan su-35 nantinya cuma skedar menggenapkan mnjd total 16 unit. gw cuma melihat gelagat para fansboy ruski yg sprt kebakaran jenggot menolak rncana pmbelian viper dgn brbagai alasan. tp yg jelas utk 3 ska pespur workhorse yg bakal diisi viper rosobron mnawarkan mig35 bukannya su35. itu realitanya
akan ada pnambahn 2 ska air superiority pasca 2024. direnacankan 2 ska trsebut akan ditempatkan di natuna tp itu akan jadi battle antara typhoon vs f-15 se bukan su-35
@indo elite
tdk paketan su-35 yg dibeli sama dgn su27 & su30 sblmnx. tanpa targetting pod & helmet mounted sight.
tetap saja barang mahal tp arsenalnya cupu sama saj cuma joke doang. arsenal viper yaitu amraam c7 + sidewinder x2 msh lbh mantap drpd arsenal sukhoi yaitu kombo r77 + r73 yg harganya 3 kali lipat
Trima kasih om ayam jago infonya…BTW ini lho yg terlihat lucu dan terlalu..lha paketannya saja yg murah sampai keberatan pihak amrik..apa lagi yg paketan BVR full spek???…..pihak amrik yg sekelas menham aja menyampaikan keberatannya…lha ini sekelas bung ayam jago aja bilang cupu..yg terlalu siapa hayoo…kayaknya kurang ngopi bareng pihak menham sama bung ayam jago..hehehe..joke om..
Bung @ayam jago..terima kasih infonya..setelah su 35 ttd nanti ditambah 3 ska F16v kn? Klo boleh usul 2 ska F16v n yg 1 ska F15-se..biar Indonesia makin gahar..
Ngapain juga mewek…
Doktrin TNI AU sudah sangat jelas, menggunakan alutista buatan barat dan buatan Russia untuk saling menutupi… ketika sedang berselisih dengan barat, masih memiliki kemampuan udara dengan pespur Russia dan sebaliknya…
Beli F-16V dalam jumlah banyak juga ga masalah, karena saat ini yang dimiliki Indonesia adalah F-16 yang sudah tua… baik yang OCU maupun yang Hibah… daripada mempertaruhkan pilot terbaik bangsa mengendarai pespur tua mendingan dibelikan yang baru…
F-15 SE ya… saya akan catat itu, dan saya akan tunggu perkembanganya sampai tahun 2024… Thypoon, serius mengambil pespur tersebut??? pespur buatan Eropa terkenal mahal meskipun berbanding lurus dengan kualitas dan kemampuanya…
Dikira amerika doang yang embargo kita ,Embargo alutsista waktu itu bukan yang pertama kali. Mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mencatat embargo pernah diberlakukan tahun 1965-1967. Indonesia juga pernah diembargo oleh Rusia dalam hal suplai suku cadang kapal-kapal perang Angkatan Laut, hanya karena banyak orang Partai Komunis Indonesia (PKI) terbunuh.”
https://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/04/0035.html
——————————————————–
Itu juga kata Menhan lho tahun 2000 yg dimuat di koran Kompas (menhan yg berjasa besar bikin perencanaan MEF untuk pegangan jangka panjang). Pernyataan itu diperkuat arsip rahasia yg udah bisa dipublikasikan:
“Pemeliharaan peralatan dari Rusia menjadi masalah besar. Kami tidak lagi memiliki suku cadang. Kesulitan-kesulitan ini paling parah dirasakan oleh TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara,”
Itu kata Presiden Suharto tahun 1970 pas bertemu Presiden Nixon. Soeharto juga bilang dengan mengimpor senjata dari Rusia dan China, kedua negara itu menjadi tahu kelemahan Indonesia. Sementara Rusia dan China saat itu menjadi ancaman yang mengkhawatirkan.
“Mereka (China) sekarang memiliki rudal dengan jangkauan 1.100 mil. …Angkatan Laut Rusia aktif di laut India dan mungkin kegiatan ini akan diperpanjang di kawasan Pasifik”
http://news.detik.com/berita/1524551/di-as-soeharto-sebut-senjata-asal-rusia-bebani-tni
———————————————————-
“Red Eagles, America’s Secret MiGs” karangan Steve Davies juga ada pernyataan begini:
“Setelah pemerintahan mantan presiden Soekarno jatuh, yang diikuti hubungan Indonesia dan Uni Soviet yang memburuk dan pemerintahan mantan presiden Soeharto yang condong ke arah Amerika Serikat. Maka Uni Soviet kemudian menarik maintenance support untuk pesawat buatan Uni Soviet yang berada di Indonesia. Sehingga dengan “terpaksa” Indonesia mempensiunkan 30 Mig-17, 10 Mig-19 dan 20 Mig-21 yang dimilikinya diakibatkan kekurangan suku cadang.
https://books.google.co.id/books?id=6yJ8gfVAm2YC&pg=PT1&redir_esc=y&hl=id#v=onepage&q&f=false
———————————————————
Artinya embargo bisa dilakukan negara manapun. Beli dari Rusia & RRC pas awal2 reformasi karena saat itu Indonesia tidak punya pilihan sama sekali. Memang Rusia & RRC juga udah nggak permasalahin peristiwa 65, pembantaian orang2 PKI, & peristiwa ‘penjualan’ jet Mig-21 ke AS yg waktu itu termasuk jet yg sangat merepotkan AS di Perang Vietnam. Tapi jika kepentingan Rusia & RRC di sini suatu saat terganggu lagi, ya peristiwa dulu bisa terulang.
Makanya Andi Alisjahbana, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, bilang:
“Mencapai kemandirian menjadi kata kunci. Jika hanya membeli persenjataan dari negara lain, sudah pasti Indonesia akan tergantung pada negara itu. Terlebih jika menyangkut alat utama sistem senjata (alutsista) berteknologi tinggi.”
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160301150059-20-114600/kisah-embargo-as-dan-sukhoi-rusia-di-balik-jet-tempur-ri/
———————————————————–
Dan ingat pesan Bung Karno:
“Bangsa Indonesia harus MENGUASAI TEKNOLOGI udara dan maritim. Apalagi Indonesia bangsa yang besar.”
Menguasai, bukan sekadar MEMBELI dan MEMAKAI. Saya dukung Indonesia untuk menguasai teknologi agar kita bisa berdiri sejajar dengan Rusia, RRC, Korsel, AS, Eropa, & negara maju lainnya.
Betul….
Selama kita bergantung dengan Orang/Negara lain
maka selama itu kita rentan di Embargo
maka kita harus MANDIRI
Soviet dengan russia sekarang beda, pemerintah russia juga sudah memberikan indonesia jaminan tidak akan memberlakukan embargo yang sudah di tanda tangani kedua negara ini, untuk buat alusista sendiri dibutuhkan dana besar untuk riset, paling cepat dan realistis untuk indonesia sekarang hanya lisensi dan kerja sama produksi
Uni Sovyet dan Rusia itu tak ada yang beda kalau orang-orang yang berkuasa masih di bawah didikan sistem yang lama.
Hanya berganti baju saja namun tidak berganti kepribadian.
Ntahlah bung saya nggak berani komen karena gatau aslinya gimana selebihnya
“Pengamat Militer Universitas Padjajaran Muradi menilai sikap Menhan Ryamizard tak silau dengan senjata buatan AS memang tepat. Dalam penjualan senjata, ada dua hal yang dinilai merugikan Indonesia. Pertama AS selalu mendikte negara pembeli dengan aneka syarat. Kedua, AS pun pelit dalam proses transfer teknologi atau ToT.
“Ke AS itu kita hanya membeli saja, tak dapat ilmu atau teknologi apa-apa dari AS. Syaratnya pun membuat kita tidak nyaman. Misal dilarang digunakan di Papua atau di Aceh,” kata Muradi.”
Sumber:merdeka.com/peristiwa/sudah-tepat-menhan-ri-tak-silau-beli-senjata-dari-as.html
Buktinya klo perawatan f 16 gk perlu dibawa ke negara asalnya,karena ketika pada zaman pertama kali kita beli udh dikasih ilmu buat sparepartnya,russia gk mau tot rawat pesawat perlu langsung kesana.
Siapa bilang dikasih ilmu buat sparepart? Itu salah, dulu ada kasus warga amrik di utah jual spare secara ilegal ke indonesia, pengamat militer senior juga bilang U.S pelit tot disertai syarat yang banyak, mereka lebih tahu daripada anda, jadi kalau mau argument pakailah fakta bukan opini!
Apa benar kita sdh dikasi ilmu buat spare partnya atau cuma perawatan aja? apa sdh ada pabrik sparepart F16 di indo?
“pengamat militer senior juga bilang U.S pelit tot disertai syarat yang banyak, mereka lebih tahu daripada anda”
Belum tentu, mereka hanya tenar saja (nasib)
jauh lebih banyak Orang lebih Pintar/cerdas sebagai pengamat militer dari mereka Tapi tidak begitu populer/terkenal
@ Bri : Bri sudah mulai ngawar-ngiwir kesana-kesini, xixixi kepalanya sudah keluar asapnya..
“AS pun pelit dalam proses transfer teknologi atau ToT”
Perlu baca buku sejarah pak !!!
Jauuuuuh sebelum ada UU Industri Pertahanan, tepatnya Tahun 1989, indonesia membeli HANYA 12 unit F-16 A/B, Indonesia dapat Offset 40% produksi komponen lumayan penting dari F-16 A/B
jadi sebagian F-16 A/B di seluruh dunia, sebagian komponennya ada MADE-IN Indonesiannya
Indonesia juga dapat pelatihan perawatan tingkat sedang sampai berat di Dipohar
yang lucunya justru sekarang Su-35 memasukkan Perawatan tersebut sebagai ToT…wkwkwkwkwk…LoL
Info ngawur dari mana nih? Apa militer indonesia sangat terbuka infonya dan kehilangan rahasianya atau ini hanya kebohongan anda belaka? Gak mungkin seorang sipil tahu berapa offset ataupun peralatan dan perlengkapan beserta isinya di setiap lanud, kecuali ada pernyataan resmi dari orang yang terkait, bahkan orang dalam yang berkerja di bawah sekitaran lanud pun disumpah tidak boleh mengatakan hal yang berbau militer ke sipil, tni punya etika dan hukum sendiri
Makanya saya bilang kalau si Muradi itu pengamat abal-abal.
Dia bilang US pelit TOT padahal US sudah berikan TOT 21 macam teknologi dari 25 teknologi F35 kepada Korsel sekaligus Indonesia, padahal Indonesia tidak beli F35 satupun.
Gelar berderet-deret tak ada guna kalau yang menyandang gelar itu memperlihatkan diri punya otak yang baru keluar dari pabrik, masih 0 kilometer tak pernah dipakai.
Pengamat satu ini perilakunya mirip dengan si beruang kutub yang gencar promosi angkutan berpita kuning.
Razgriz,
Coba lihat di youtube wawancara Pak Habibie dengan Peter F Gontha
Ini linknya
https://m.youtube.com/watch?v=I7qX8Uk8nAg
Coba perhatikan mulai di menit ke 32
Razgriz,
Apa yang di youtube itu adalah pernyataan resmi dari orang terkait tentang F16.
Saya tahu kalau pak habibi pernah bilang, itu hanya offset pembuatan sirip oleh iptn dengan kontrak yang habis di tahun 2000, dulu f16 dipegang general dynamics dengan pergantian ke lockheed kontrak tidak lanjutkan atau diperbarui
Bung phd. Pembeda pengamat disini hanyalah validitas pernyataan orang yang bersangkutan, percuma dong ngomong tanpa fakta, ngomong banyak tahu tahu tidak valid dan tidak terbukti
Saya lebih percaya bapak muradi kalo masalah ini…dia punya ilmunya…hehhehe
Kog bisa muradi PHD pengamat militer abal seperti yg anda katakan bung tukang ngitung PHD,sama2 PHDnya kalo alamat bapak muradi jelas dari universitas Padjajaran…lha anda dari universitas mana?….biar disini kami lebih tahu jika anda lebih senior…
Pak habibie maksud anda bung phd? Ya jelas tahulah, orang dia presiden direktur iptn waktu itu
Pengamat militer = orang yang mengamati SEGALA SESUATU tentang militer.
SEGALA SESUATU artinya bersikap menyeluruh dan tidak berat sebelah, semua yang dinyatakannya harus seimbang ditinjau dari segala sudut.
Kalau orang yang mengaku pengamat militer pendapatnya gagal mencerminkan keseimbangan, dia bukanlah pengamat militer asli alias pengamat militer abal-abal.
Tukang Ngitung = orang yang senantiasa menghitung.
Tukang Ngitung bukanlah pengamat militer jadi wajar kalau dalam mengamati perkembangan militer ada yang terlewat.
@indo elite
Bung PhD kan alumnus universitas ternama (ada namanya doang, tapi gak jelas kampusnya dimana?) yang tempo hari getol ngadain reunian di jakarta itu lho…
ah paling nanti dikanibal lagi karna ngga ada sparepartnya seperti yang sudah2…, ini toko yang djualnya kan saenaedewe….
” ngga ada sparepartnya “…ah yang bener…..
F-16 itu pesawat yang paling banyak diproduksi di dunia, sudah jelas Spare part nya paling banyak di pasaran.
Black Market apalagi…buannyak, Bahkan KW nya pun buuuayak,
kita pun sudah bisa mem Remanufaktur beberapa komponennya
Kita saja yang NGGAK punya duit untuk beli
Itulah kenapa TNI-AU seneng sekali dengan F-16, karena sudah bisa secara penuh menguasai, baik Pilot ataupun Maintenance-nya
Coba anda ke Dippohar madiun, disana radar dan Mesin sudah bisa dibongkar pasang sendiri (Maintenance tingkat super berat)
Ayo pak mental nya kuatkan demi merealisasikan sudah 35…sudah waktu nya RI berkembang untk menjadi kuat.
Negara lain takut karena Kemandiriannya bukan karena mampu beli
Amerika dan Rusia takut Indonesia Mandiri,
kalau Indonesia sampai Mandiri, maka Mereka takut tidak dibutuhkan lagi
Sebenarnya ketakutan semacam itu tidak beralasan sebab :
1. Walau sudah bisa bikin pesawat, pasti ada komponen yang dibeli dari mereka.
2. Teknologi itu berkembang dengan cepat, pasti ada yang Indonesia butuhkan dari teknologi itu, artinya mereka masih bisa supply dan dapat duit dari situ.
Betul sekali,
Namun dengan Mandiri, misal membuat pesawat tempur, kita dengan mudah dapat memilih komponen apa saja untuk pesawat tempur tersebut.
Mesin bisa dari AS, Eropa atau Rusia, bahkan China
Elektronik dan bagian lain juga sama
itulah salah satu yang mereka takutkan, mereka kehilangan daya untuk mendikte kita
Kalau Indonesia berfokus untuk network centric warfare dan ToT maka lupakan Su-35S. Jauh lebih baik pengganti F-5 itu F-16V dan 3 skuadron baru diisi F-16V soalnya klau Su-35S udah gak kompatibel dengan ground based radar terus gimana mau berbagi data link kecuali avioniknya digganti sama dipasang data link converter, micro-computer, transporter, etc supaya bisa nerima data link kayak Su-30 MKI & Su-30 MKM dan itupun bukan hal yang murah
bisa dipasang konverter,,, bisa gila harganya,,,
Bisa kerjasama dng India kalo soal control senjata barat dng platform Timur.
Apalagi kalau F16V jadi dibuat di India.
Kalau punya duit banyak pasti bakal kebeli eph namblass, sukowee, graben sama pabrik-pabriknya sekalian.. Sekarang kudu mikir gimana caranya biar dapat duit segitu banyak.. Kalau sampek kelamaan mikir sampai otak mumet mata sepet perut geliet ya tidur lagi aja…
Go to Hell with Russia SU-35
Daripada beli SU-35.. lebih baik beli F 16V atau F-15 ID untuk memperkuat pertatanan udara kita sebab alutsista AS lebih andal daripada Russia ..
agak aneh-di media sebelah(maap) mnhan nolak halus tawaran AS beli F-16 VIPER-menhan malah sebut bhw RI mau perang sm sp?F16 TNI terbanyak di ASEAN-terbanyak kebalikan nya mungkin..