Masih Serba Rahasia, NAVAIR Tampilkan Rendering Rudal Udara ke Udara Lockheed Martin AIM-260 JATM
|Komando Utama Angkatan Laut AS – Naval Air Systems Command (NAVAIR) belum lama ini memperlihatkan rendering baru dari rudal udara ke udara jarakj jauh yang pengembangannya sangat dirahasiakan, AIM-260 JATM (Joint Advanced Tactical Missile).
Baca juga: Untuk Pertama Kali, F-15EX Lakukan Uji Tembak Rudal, Menggunakan AIM-120D AMRAAM
Pengungkapan tersebut merupakan bagian dari daftar produk Air-to-Air Missiles Program Office (PMA-259) yang termasuk dalam ikhtisar portofolio Program Executive Office, Unmanned Aviation and Strike Weapons. AIM-260 JATM saat ini sedang diuji oleh Angkatan Udara AS.
Bentuk luar AIM-260 tampaknya sama seperti yang telah diperlihatkan pada tahun 2022 ketika Angkatan Udara AS mengumumkan upgrade pada jet tempur stelath F-22 Raptor. Lantaran berupa rendering, yakni proses menghasilkan gambar dari model digital menggunakan perangkat lunak komputer, maka masih harus dilihat apakah itu hanya desain khayalan atau bentuk luar dari senjata yang sebenarnya.
Desain rudal AIM-260 JATM belum pernah ditampilkan dalam foto, jadi kita masih tidak dapat sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan bahwa publikasi NAVAIR hanya menyertakan desain khayalan, bukan yang sebenarnya.
Render rudal baru ini menampilkan desain fuselage rudal yang bentuknya cukup mirip dengan AIM-120. Menurut beberapa detail yang diketahui, AIM-260 seharusnya memiliki ukuran yang sebanding dengan AIM-120, yang memungkinkan integrasi yang lebih mudah pada platform pesawat tempur yang ada.
Seperti dikutip Theaviationist.com, aspek yang menarik perhatian dalam rendering tersebut adalah tidak adanya permukaan kontrol di bagian tengah badan rudal, seperti yang terdapat pada AIM-120, yang biasanya digunakan untuk meningkatkan stabilitas aerodinamis dan kemampuan manuver. Render tersebut juga memperlihatkan empat permukaan kontrol trapesium yang terletak di bagian belakang rudal, yang cukup mirip dengan permukaan kontrol AIM-120.

Penandaan pada rendering tersebut tampaknya memperlihatkan bagian motor roket yang jauh lebih besar dibandingkan dengan AIM-120. Hal itu akan sesuai dengan jangkauan yang jauh lebih jauh yang diharapkan dari AIM-260, dengan jangkauan ambang batas minimum yang dilaporkan ditetapkan pada 100 mil (190 km), dan motor roket padat (solid rocket motor) baru yang dikabarkan akan memperoleh jangkauan lebih jauh.
Render ini telah menarik perbandingan antara AIM-260 dan rudal udara ke udara PL-17 Cina (PL-17′ adalah sebutan spekulatif, dan juga disebut sebagai PL-21). Karakteristik rudal tersebut membuatnya tampak, setidaknya secara eksternal, mirip dengan PL-17 milik Angkatan Udara Cina yang lebih besar.

Namun, karena diharapkan dapat dipasang pada internal weapon bay F-22 dan F-35, maka dimensi AIM-260 akan jauh lebih kecil daripada PL-17.
Keberadaan JATM pertama kali diungkapkan pada tahun 2019 oleh Angkatan Udara, yang bersama-sama mengembangkan rudal tersebut dengan Angkatan Laut AS. Namun, terungkap pula bahwa program tersebut telah berlangsung selama lebih dari dua tahun pada tahun 2019, yang berarti program tersebut mungkin telah dimulai pada tahun 2017 atau lebih awal.
AIM-260 JATM adalah rudal udara ke udara jarak jauh generasi terbaru yang sedang dikembangkan oleh Lockheed Martin untuk kelak menggantikan AIM-120 AMRAAM dalam layanan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat. Dalam tahap awal, AIM-260 dipersiapkan untuk dapat diluncurkan dari F-22 Raptor, F-35 Lightning II, F/A-18E/F Super Hornet dan F-15EX Eagle II.
AIM-260 JATM dikembangkan untuk mengungguli PL-15 (Cina) dan R-37M Rusia. Jarak tembak rudal ini lebih jauh dari AIM-120D, tetapi tetap mempertahankan ukuran kompatibel dengan peluncur AMRAAM.
Vympel R-37M: Disebut Sebagai “AWACS Killer,” Inilah Rudal Andalan Sukhoi Su-35
AIM-260 diyakini menggunakan teknologi ramjet atau dual-pulse motor untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan daya dorong. Sistem propulsi ini memungkinkan jangkauan lebih jauh tanpa meningkatkan ukuran rudal.
AIM-260 kemungkinan menggunakan sistem multi-mode seeker seperti kombinasi radar aktif, IR (infrared), dan sensor AI untuk target tracking. Bisa jadi rudal ini memiliki fitur AI-assisted targeting untuk meningkatkan peluang mengenai target manuver tinggi.
Lockheed Martin dan Pentagon sangat merahasiakan detail rudal ini, bahkan spesifikasinya tidak diumumkan secara publik. Beberapa laporan menyebutkan bahwa uji coba pertama pada 2021 bisa jadi hanya pengujian statis di darat atau tes integrasi dengan pesawat seperti F-22 Raptor. (Bayu Pamungkas)
AIM 174D, mengambil basis SM6 dan pengganti AIM 54 Phoenix, seharusnya inilah kompetitor langsung dari PL 17/PL 21.
Ternyata Commonality tidak selamanya bagus untuk misi. Hanya demi bisa masuk weapon bay F-35 membuat AIM-260 harus kehilangan spek yg dibutuhkan. Hanya dengan kecepatan mach 4 dan jangkauan 200 km tidak akan cukup untuk melumpuhkan musuh dari jarak yg jauh seperti rudal buatan Rusia R-37M dan China dengan PL-17 dan PL-21 yg punya jangkauan lebih dari 400 km dg kecepatan hingga MACH 6.
Mungkin harus dibuatkan rudal khusus untuk F-15, F-16 dan F-18 agar masih bisa bersaing dengan pespur generasi kelima atau lebih dengan lebih memanfaatkan jangkauan rudal yg lebih jauh untuk menembak jatuh pesawat tanker atau AWACS musuh.
“AIM-260 JATM dikembangkan untuk mengungguli PL-15 (Cina) dan R-37M Rusia. Jarak tembak rudal ini lebih jauh dari AIM-120D, tetapi tetap mempertahankan ukuran kompatibel dengan peluncur AMRAAM.”
Sudah jelas ya, namun yang menarik pada gambar PMA-259 selain AIM-260A juga ada AIM-174D? 🤔