Masih Diselimuti Misteri, Musibah Kapal Selam ‘Kursk’ 24 Tahun Lalu
|
Setiap tanggal 12 Agustus selalu dikenang oleh Angkatan Laut Rusia sebagai momen yang kelam dalam sejarah kapal selam, persisnya pada 21 tahun lalu yang bertepatan dengan 12 Agustus 2000, telah terjadi petaka di bawah Laut Barents yang menimpa 118 awak kapal selam nuklir Kursk (Oscar II Class).
Baca juga: Alami Masalah Pada Propulsi, Kapal Selam Nuklir Rusia ‘Mogok’ di Perairan Denmark
Baru pada sehari kemudian, lewat operasi pencarian besar-besaran, pada 13 Agustus 2000 posisi kapal selam dapat diketahui posisinya, yakni kandas di kedalaman 108 meter. Babak selanjutnya, stasiun pemantauan di Norwegia mencatat dua ledakan, dan kekuatan yang kedua secara signifikan lebih tinggi daripada kekuatan yang pertama.
Menurut beberapa laporan, kekuatan ledakan dari Kursk setara dengan 5 ton TNT. Ledakan itu merobek struktur kapal, merusak lambung kokoh. Lubang dengan area yang luas ini akhirnya menimbulkan banyak pertanyaan, banyak di antaranya masih belum terjawab hingga hari ini.
Secara khusus, pertanyaan berikut menimbulkan pertanyaan: jika, sebagai berikut dari versi resmi, ledakan di kompartemen torpedo menjadi penyebab kematian awak Kursk, lalu mengapa tepi lubang ‘ditekuk’ ke arah dalam? Semua ini menjadi alasan untuk membahasnya dalam berbagai versi, hingga versi tentang penggunaan senjata oleh salah satu kapal selam NATO yang mengikuti latihan Angkatan Laut Rusia.
Surat kabar Jerman Berliner Zeitung edisi Jumat (8/9/2000) mewartakan bahwa Kursk tenggelam akibat rudal Granit yang dikendalikan radar dan ditembakkan kapal nuklir kelas Kirov, Peter the Great (Peter Agung). Insiden itu terjadi pada 12 Agustus 2000 sewaktu Armada Utara Rusia sedang latihan.
Moskow semula mengatakan, kecelakaan kapal selam Rusia Kursk karena tabrakan dengan kapal selam lainnya yang kemungkinan milik negara anggota NATO. Namun laporan itu kemudian diperlunak dan dikatakan mungkin akibat tabrakan di bawah laut.
Kontroversi lainnya yang diberitakan AFP (21/4/2021), otoritas Rusia menolak bantuan dari kapal Angkatan Laut Inggris dan Norwegia. Alhasil, 118 pelaut di kapal selam Kursk tewas. Mayoritas meninggal saat kecelakaan, dan ada beberapa yang masih bertahan hidup selama sekian hari. Para pelaut yang masih sempat bertahan itu menulis catatan harian dengan darah untuk orang-orang yang mereka cintai, kemudian mati lemas.
Hingga saat ini, ratusan artikel dan buku telah ditulis tentang petaka yang menimpa Kursk beserta krunya, puluhan film dokumenter pun telah dibuat. Namun, semua artikel, buku, dan film tersebut tidak bisa menjelaskan 100 persen tentang apa yang sebenarnya terjadi pada 12 Agustus 2000 di Laut Barents.
Satu hal yang jelas, musibah pada kapal selam Kursk dan awaknya adalah bencana terbesar bagi Angkatan Laut Rusia sepanjang sejarahnya. (Bagas Purwanto)