Update Drone KamikazeKlik di Atas

Masih Belum Lengkap Dipersenjatai, KRI I Gusti Ngurah Rai 332 Resmi Dikukuhkan

Setelah diluncurkan tahun lalu dan melewati serangkaian uji coba (sea trial), Perusak Kawal Rudal (PKR) Martadinata Class kedua, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai 332, Rabu (10/1/2018) resmi dikukuhkan sebagai bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu TNI AL. Seolah ingin menyelaraskan asal daerah pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai, maka kapal perang yang punya kode GNR ini diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Dermaga 2 Pelabuhan Benoa, Pedungan, Denpasar Selatan, Bali.

Baca juga: Belum Lengkap Dipersenjatai, Akhirnya KRI RE Martadinata 331 Resmi Dikukuhkan

Dari tampilan yang diperlihatkan, nampak kapal perang yang masuk golongan ‘frigat’ ini belum dipersenjatai secara penuh. Diantaranya slot untuk kanon CIWS (Close In Weapon System) di depan anjungan nampak masih kosong. Rencananya slot CIWS tersebut akan diisi oleh kanon reaksi cepat Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence. Begitu pun untuk rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet dan rudal anti pesawat VLS Mica, juga belum terpasang.

Seperti diketahui, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) diikutkan dalam proses negosiasi dengan beberapa pemasok untuk pengadaan paket senjata dan peralatan tempur pendukung, tidak hanya untuk KRI RE Martadinata 331, tapi juga untuk kapal kedua KRI I Gusti Ngurah Rai 332.

Sistem senjata yang saat itu dalam proses pembicaraan dengan beberapa manufaktur adalah rudal hanud (pertahanan udara) VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Sementara untuk kanon reaksi cepat tengah dilakukan negosiasi dengan pihak Rheinmetall Defence yang nantinya akan memasang Oerlikon Millenium 35 mm. DSNS telah mendapatkan mandat dari Kemhan RI untuk membantu proses negosiasi pada dua frigat Martadinata Class.

Satu-satunya senjata utama yang sudah terpasang di KRI I Gusti Ngurah Rai 332 adalah kanon reaksi cepat Oto Melara 76/62 Super Rapin gun yang ada di bagian haluan. Lain dari itu, perangkat canggih yang nampak bisa dilihat langsung adalah radar intai udara permukaan jenis Thales Smart –S MK2.

Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI I Gusti Ngurah Rai 332

Smart-S MK2 adalah radar dengan kemampuan 3D (tiga dimensi) yang beroperasi di frekuensi E/F band (S-band). Dengan konsep multi beam, radar dapat menghasilkan kinerja maksimal dalam operasi jarak jauh dengan perawatan minimal. Adopsi teknologi pulse Doppler memungkinkan radar untuk menangkap sasaran kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan disebut-sebut mampu mengendus sasaran berupa pesawat dan kapal permukaan yang menggunakan teknologi stealth.

Untuk jangkauan sasaran udara deteksi radar mencapai 250 Km, khusus untuk memindai sasaran berupa rudal berkemampuan stealth, sistem radar bisa mendeteksi mulai jarak 50 Km. Sedangkan untuk deteksi sasaran di permukaan hingga jarak 80 Km. Batas minimal jangkauan radar adalah 150 meter. Secara keseluruhan, radar dapat melakukan tracking terhadap 750 sasaran sekaligus.

KRI I Gusti Ngurah Rai 332 juga telah dilengkapi dengan Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT – 12T, merupakan perangkat yang memiliki kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan.

Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full load 5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Nama I Gusti Ngurah Rai pertama kali digunakan TNI AL sebagai salah satu destroyer escort Claud Jones Class, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai 344 (eks USS McMorris). (Haryo Adjie)

40 Comments