Masih Belum Lengkap Dipersenjatai, KRI I Gusti Ngurah Rai 332 Resmi Dikukuhkan
|Setelah diluncurkan tahun lalu dan melewati serangkaian uji coba (sea trial), Perusak Kawal Rudal (PKR) Martadinata Class kedua, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai 332, Rabu (10/1/2018) resmi dikukuhkan sebagai bagian dari Sistem Senjata Armada Terpadu TNI AL. Seolah ingin menyelaraskan asal daerah pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai, maka kapal perang yang punya kode GNR ini diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Dermaga 2 Pelabuhan Benoa, Pedungan, Denpasar Selatan, Bali.
Baca juga: Belum Lengkap Dipersenjatai, Akhirnya KRI RE Martadinata 331 Resmi Dikukuhkan
Dari tampilan yang diperlihatkan, nampak kapal perang yang masuk golongan ‘frigat’ ini belum dipersenjatai secara penuh. Diantaranya slot untuk kanon CIWS (Close In Weapon System) di depan anjungan nampak masih kosong. Rencananya slot CIWS tersebut akan diisi oleh kanon reaksi cepat Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence. Begitu pun untuk rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet dan rudal anti pesawat VLS Mica, juga belum terpasang.
Seperti diketahui, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) diikutkan dalam proses negosiasi dengan beberapa pemasok untuk pengadaan paket senjata dan peralatan tempur pendukung, tidak hanya untuk KRI RE Martadinata 331, tapi juga untuk kapal kedua KRI I Gusti Ngurah Rai 332.
Sistem senjata yang saat itu dalam proses pembicaraan dengan beberapa manufaktur adalah rudal hanud (pertahanan udara) VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Sementara untuk kanon reaksi cepat tengah dilakukan negosiasi dengan pihak Rheinmetall Defence yang nantinya akan memasang Oerlikon Millenium 35 mm. DSNS telah mendapatkan mandat dari Kemhan RI untuk membantu proses negosiasi pada dua frigat Martadinata Class.
Satu-satunya senjata utama yang sudah terpasang di KRI I Gusti Ngurah Rai 332 adalah kanon reaksi cepat Oto Melara 76/62 Super Rapin gun yang ada di bagian haluan. Lain dari itu, perangkat canggih yang nampak bisa dilihat langsung adalah radar intai udara permukaan jenis Thales Smart –S MK2.
Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI I Gusti Ngurah Rai 332
Smart-S MK2 adalah radar dengan kemampuan 3D (tiga dimensi) yang beroperasi di frekuensi E/F band (S-band). Dengan konsep multi beam, radar dapat menghasilkan kinerja maksimal dalam operasi jarak jauh dengan perawatan minimal. Adopsi teknologi pulse Doppler memungkinkan radar untuk menangkap sasaran kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan disebut-sebut mampu mengendus sasaran berupa pesawat dan kapal permukaan yang menggunakan teknologi stealth.
Untuk jangkauan sasaran udara deteksi radar mencapai 250 Km, khusus untuk memindai sasaran berupa rudal berkemampuan stealth, sistem radar bisa mendeteksi mulai jarak 50 Km. Sedangkan untuk deteksi sasaran di permukaan hingga jarak 80 Km. Batas minimal jangkauan radar adalah 150 meter. Secara keseluruhan, radar dapat melakukan tracking terhadap 750 sasaran sekaligus.
KRI I Gusti Ngurah Rai 332 juga telah dilengkapi dengan Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT – 12T, merupakan perangkat yang memiliki kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan.
Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full load 5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Nama I Gusti Ngurah Rai pertama kali digunakan TNI AL sebagai salah satu destroyer escort Claud Jones Class, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai 344 (eks USS McMorris). (Haryo Adjie)
alutsista gahar dan mandiri buat ngejaga sda nkri yg melimpah
bukan jadi negara agresor ….
kalau alutsista lemah asing akan ramai2 buat onar dinkri
contoh,natuna
bawean
australala keluar masuk nkri
siupil sok hebat
coba alutsista tni gahar apalagi mandiri,pasti negara lain akan hormat,jadi alutsista gahar bukan untuk agresor tapi buat ngejaga sda dan harga diri bangsa,ngerti.
coba lihat kebelakang,waktu alutsista tni lemah wah wah wah
ramai yg cari gara2,usa,siupil,malon,cina,australala,,walaupun sekarang belum kuat tapi lumayanlah daripada tahun yg lalu2.
jangan punya pikiran pendek kalau punya alutsista gahar,emang kita negara agresor,hello nkri luas dan kaya sda,
jadi gak perlu kayak usa dan cina yg suka cari keributan demi sda.yg penting niat dan kemauan ok………
salam rudal nasional….
@tukang ngitung kw
Saya setuju bahwa indonesia harus kuat,tapi apakah sekarang pertahanan harus jadi agenda utama?apakah kita adalah negara yang akan menghadapi peperangan dalam 3 sampai 4 tahun ke depan? Buat apa kita punya rudal jarak jauh yang fungsinya untuk menyerang? Kita sekarang juga sedang mengembangkan roket tapi tidak sepert yang anda bayangkan,lagi pula kita negara damai,negara yang anda bilang tadi itu hanya salah paham saja,seperti amerika,mereka mengira bahwa mereka di laut lepas,padahal mereka di perairan kita,karena peta dan gps mereka salah,mereka juga sudah minta maaf,australia memang ada insiden lanud el tari itu juga menjadi catatan dan penyadapan waktu itu ,tapi ketika penyadapan bukan rudal harus kita punya,tapi ilmu perang cyber,china hanya nelayan aja yang ke perairan kita ,itu pun kita hadang walupun ada sedikit clash,tapi mereka tetap mengakui dengan tegas bahwa natuna adalah bagian dari indonesia,malaysia mah sudah lama itu,sekarang kita udh gk ada masalah lagi,lagi pula kita secara ekonomi dan penguasaan produksi alat perang jauh di atas mereka,sementara singapur tidak ada masalah apa apa sama kita ,mereka tidak tertarik pada ekspansi wilayah,lagipula gdp kita jauh lebih tinggi dari mereka,dan sumber pendapatan kita banyak,jadi bagi indonesia belum ada ancaman pasti dari luar yang kemungkinan menyatakan perang kepada kita bahkan sampai 10 tahun ke depan,anda mungkin bilang china,tapi pemerintah china berhati hati terhadap langkah mereka,dan mereka pasti berpikir bahwa menyatakan perang kepada seluruh asia tenggara sama sekali tidak akan berakhir baik,apalagi ada keterlibatan amerika yang sudah pasti kalau perang terjadi. Jadi tolong bung analisa dulu kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan sebelum berbicara.
Betul apa kata bung BRI. Kita Negara damai yang masih berpegang Erat dengan Sistem NON BLOK nya. Jika lihat daei kalkulasi di atas memang belum ada ancaman secara langsung kepada kita. tapi justru yang harus di waspadai adalah Konflik Regional seperi LCS dan LCT juga Krisis Korea. karena meski saat perang terjadi kita Netral seperti Swiss saat PD2, dampaknya akan langsung terasa secara signifikan dan akan mematikan Ekonomi, dll.
Lebih baik bung TN PHD KW. lebih cermat terhadap analisa anda. secara opini dan pendapat anda di baca oleh khalayak umum dan bisa membuat kebencian yang tidak di perlukan yang menyebabkan retaknya hubungan luar negeri kita.
jika anda berbicara rudal, anda harus ingat Dana Negara kita terbatas, kita lebih baik fokus Ekonomi. tentu kita tidak ingin negara kita Kuat Militer lemah Ekonomi seperti Korea Utara bukan? anda mungkin gila perang, tapi para pemimpin dan pendahulu kita cibta damai karena kita sudah kenyang dengan berbagai perang dari jaman penjajahan hingga kemerdekaan. Perang gampang memulai sulit mengakhiri. jadi tolong kita harus bisa menahan diri dan harus percaya setiap keputusan TNI karena nereka tau harus bagaimana kedepanya dan tentu saja banyak yg di rahasiakan demi menjaga NKRI dri luar yang memang anda tidak ketahui dan publik tidak ketahui. Salam.
Memang benar…maka anggaran negara kita terkecil..dan terciptakan sistem MEF yg sebagai acuan..dg itungan ideal untk pertahanan negara republik Indonesia,..memang negara kita negara damai sekarang,justru pas damai bisa membeli kemana saja..untuk secara bertahap melengkapi program MEF..yaitu M yg terendah..”MINIMAL”…memang gdp kita tertinggal..tapi jangan salah..banyak juga orang2 terkaya dari Indonesia..kepemilikan super car saja banyak..yg lagi in coba dilihat berapa juta kepmilikan ROBICON diindonesia?….ke 2 hampir tiap minggu pasti saja event trail hampir diseluruh wilayah Indonesia (ya tidak semua,tapi kqlo ngomong persen,diatas 50 %)..itu olahraga mahal lho..secara individu maupun kelompok..lagian maslah ekonomi kan ada bidangnya masing2,pertahanan masalah penting..dalam hal tawar menawar dalam sebuah kepentingan politik antar negara(politik luar negri),..contoh korut katanya negri kecil,negri kere beraninya cuman diembargo..berani langsung hajar??..ndak juga..seperti sistem MEF…bertahap dan wajib dipenuhi..
Om @ ayam jago maaf saya mau nanya di luar topik di atas, sampean pernah bilang bahwa test rudal c705 kemarin itu hasil pengembangan sendiri ?? Bisa di jelaskan maksudy gimana, bukanya kita masih kesulitan di guidence
Ok terima kasih bung ayam jago
@ tukang ngitung kw
Anda berbicara soal niat,niat ada kalau ada kebutuhan ,buat apa kita punya nuklir,rudal jarak jauh dan senjata lain yang and harapkan seperti iran,pakistan,korut emang kita agresor atau negara yang dalam keadaan perang sehinnga kita butuh begituan,kita itu negara yang sedang mengembangkan ekonomi,anda harus bangga bahwa gdp kita terbesar di asean,kemiskinan berkurang,industry value added kita pada 2017 sudah masuk 10 besar bahkan melebihi russia,semua negara yang anda sebut kecuali china sekarang adalah negara dengan kemiskinan besar,kelaparan dan konflik yang berkepanjangan
http://bisnis.liputan6.com/read/3042374/industri-ri-masuk-10-besar-dunia
https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GDP_(nominal)
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170717132808-92-228339/penduduk-miskin-di-indonesia-capai-2777-juta-orang
Baca dahulu sebelum komen.
Siapa bilang lisensi sama aja dikebiri? Coba bung baca wikipedia tentang nbo 105 itu statusnya lisensimtapi jerman hanya menyuplai transmisi dan rotornya,bahkan kita bisa membuat 2 versi sendiri dan menyuplainya ke negara negara lain ,lihat cn 235 kita joint venture sama cassa,kita TIDAK MERAKIT saja ,kalau anda bilang pt di merakit saja mengapa ada huruf n di nbo 105,cn 235 bahkan varian buatan pt di sudah diekspor kemana mana,anda bilang singapura dan malaysia diatas kita,apa buktinya?,kita berhasil mengembangkan anoa dan senjata seri ss dan diekspor ke mana mana dan sudah battle proven, ss2 juara aasam 8 kali,anoa digunakan oleh pasukan perdamaian pbb dan diekspor ke beberapa negara,mereka baru aja mengembangkan av 8 dan terrex dan belum digunakan secara aktif lihat, p2 armoured apc sama p6 buatan pt sse,lihat komodo,lihat drone drone buatan anak bangsa,kita sekarang sedang mengembangkan roket kendali rhan 450 dan rx 550 ,dan juga kita adalah negara yang sudah bisa membuat kapal perang sendiri,lihat opv bakamla waktu itu,kita juga tot dengan damen untuk buat pkr yang selanjutnya bisa kita buat sendiri,kcr 60,kcr40,daripada mereka bisanya beli saja, gk pernah buat sendiri,anda ingin kita seperti pakistan,iran sama korut,anda saja tinggal disana lihat iran,sok sok ngembangin nuklir padahal rakyat aja susah makan ,lihat korut ,ngembangin nuklir sana sini tapi rakyat banyak yang kekurangan gizi,mereka juga negara yang sudah punya ancaman pasti,kita kan negara damai buat apa berlomba buat senjata,proyek militer kita juga sudah banyak,jdi klo anda bilang kita bisanya ngerakit doang ,baca wikipedia dan sumber sumber lainnya sebelum komen baca sumber dahulu,udh plagiat nama orang ,komennya ngaco lagi
mungkin beliau pengen hidup kaya Korut,,,dan mungkin memang tingkat pemahaman beliaunya cuma segitu jadi ya dimaklumi aja,,,
evo
semua itu hanya niat dan kemauan itu saja..
jiplak memang susah tapi apa harus nyerah gitu aja ya
ngerakit dan licensi itu sama saja gak mandiri tapi dikebiri…
sekarang mau gak pemerintah punya alutsista canggih dan mandiri atau hanya alutsista ecek2….
daridulu itu aja alasannya uang uang uang bosan tau bosan…
sekarang ada gak niat,kalau ada bagus
lalu ada gak kemauan,kalau ada kerjakan
baru bicara uang,dari mana dana dari mana cara mengerjakannya,bagaimana dan bla bla bla….
ada duit tapi gak ada niat sama aja boong
ada niat tapi gak ada kemauan sama aja oon
gak ada duit tapi ada niat dan kemauan pasti berhasil
yakin deh berhasil.
contoh pakistan gak ada duit tapi ada niat dan kemauan,sekarang jadi negara nuklir,hebat gak ya hebat…
jadi apapun bacotnya niat dan kemauan titik……
niat niat niat niat ada gak?
kemauan kemauan kemauan,ada gak?
cuman dua ini aja kunci sukses mandiri alutsista
baru uang, dari mana uangnya
potong aja dana kementrian satu orang dua trilyun
kan ada uang,alasan apa lagi,pasti ada yg bilang emang gampang potong uang kementrian dan bla bla bla……
berarti gak ada niat dan kemauan.itu satu contoh kecilnya masalah uang.
salam gak ada niat
hu………ho…….he………
Tukang ngitung…
Industri pertahanan indonesia sedang dalam tahap awal kemandirian, dan semua itu butuh proses, kemandirian dibutuhkan anggaran yg besar, kapasitas teknologi dan kapasitas industri…
Bung Ahver,
Yang anda jawab itu adalah si gadungan
uda tau harga rudal dan radar dan sensor dan ciws mahal
kenapa gak buat sendiri paling tidak ya jiplak lah.
iran,korut dan cina aja bisa jiplak rudal rusia tanya kenapa?
karena mereka merasa terancam jadi serius mengembangkan alutsista,ingat setiap negara yg punya prinsip waspada tinggi pasti punya alutsista gahar dan akan mandiri,gak usah jauh2
noh siupil mereka punya alutsista gahar dan bisa buat alutsista sendiri bahkan diatas nkri karna mereka merasa terancam dengan nkri dan malon,siupil diapit oleh dua negara besar.
jadi siupil mempersiapkan diri akan perang.
begitu juga cina,iran,korut,nato,swedia,israel,turki,jepang,korsel bahkan australia yg selalu mengatakan bahaya dari utara.
kalau nkri apa?
gak ada perang,semua teman,semua sahabat dan kalau dilecehkan kirim nota protes,dan damai lagi.makanya nkri gak maju2 soal alutsista,coba prinsipnya diubah,ya rahasia aja, (jangan koar2 kayak nato dan australaa dan lainnya),nkri merasa terancam dengan cina dan bla bla bla,dan harus mempersiapkan perang besar melawan negri agresor
pasti alutsista nkri akan gahar dan mandiri,karna merasa terancam dan akan terjadi perang besar,jadi mau tidak mau harus memperkuat dan mandiri,
itu yg buat alutsista nkri lemah dimata negara lain,karna gak ada perang dan semua sahabat dan teman,
jadi kalau prisip nkri gak diubah secara rahasia jangam ngimpi
tni punya alutsista gahar dan mandiri,sekali lagi jangan ngimpi ya,
uneg2 anak negri……
menjiplak itu tidak semudah ente ngomong bang, butuh penelitian dan dedikasi tinggi, kita tidak tertarik dalam menjiplak, karena jiplakan biasanya jelek, Indonesia lebih tertarik dalam pembelian dan bila bisa licensi
Indonesia bukannya tidak mau mempersenjatai diri, jika dilihat 20 tahun lalu TNI sekarang sudah jauh lebih kuat dan baik, kita hanya tidak ingin besar besaran beli Alutsista karena Alutsista mahal, dan harus diawaki dan di rawat, dan itu semua membutuhkan waktu dan uang yang banyak, yang banyak, dan yang banyak
Contoh, Kita bisa saja beli satu sistem Arhanud S-300 tapi kita tidak bisa merawatnya dengan baik dan kita tidak memiliki target untuk S-300 jadi S-300 itu hanya akan jadi Besi Tua
Dan Pemerintah Jokowi berbeda dengan SBY, kalau SBY TNI di beri Anggaran yang lebih besar karena masa 2010-2014 Rupiah masih kuat dibanding sekarang
Sekarang Jokowi lebih mementingkan Infrastruktur daripada Alutsista, kita bisa saja menalokasikan 2% dari PDB untuk TNI tapi nanti Jalanan siapa yang buat? siapa yang rawat? mobil damkar, polisi dll siapa yang beli bensinnya? dan Nanti Rakyat mau makan apa? bensin gimana? BPJS, Kartu sakti jokowi, dan lain-lain nanti gimana? kita harus dipikir dahulu itu semua, Indonesia memang kaya tapi Indonesia punya banyak Penduduk, lebih banyak daripada semua negara didunia kecuali AS, Cina, dan India, jadi Ekonomi kita banyak dialurkan ke Rakyat, untuk RS Gratis, Sekolah gratis, Bensin diskon, dll
Kalau mau Indonesia fokus ke Rupiah, agar Rupiah kuat seperti tahun 1990an setidaknya 2008-2013an baru Indonesia bisa beli Alutsista lebih banyak tanpa harus mengambil dana dari Departemen dan Kementerian yang lain
Bung @tukang hitung. Klau liat berita2 Janes.com emang udah ada negosiasi buat MICA sama Exocet / additional package terus klau liat data sipri kita memang mau akuisisi 40 misil MICA, 30 Exocet Block III sama anehnya 4 Millenium 35mm sama Torpedo MU80
Memang rencana awal untuk 3 pkr. exocet Block 3 selain pkr jg untuk nakhoda ragam class & sigma 9113
Bung @ayamjago. Ini PKR bakal ditambah enggak ? terus kalau iya berapa ? sama kemaren tentang 6 unit AAW heavy frigate 4000 – 6500 ton emang kandidatnya apa aja ?
pkr pasti nambah. hanya dlm kajian 2 opsi
7 pkr 10514 + 2 opv atau 1 pkr 10514 + 4 oversized pkr (essm + nsm) + 4 opv
ada 6 kontestan dmn sejak program kapal selam dikurangi anggaran dinaikkan jadi usd 750-780 juta.
damen dgn dzp, maersk dgn iver, yantar dgn grigorovich class, dcns dgn oversized gowind, dsme dgn dsme 6000f, ficantieri dgn fremm
Bung @ayam jago oh jadi PKR musti nambah. Nah terus dari kandidat AAW heavy frigate yg peluangnya paling kuat siapa ? sama Parchim ada rencana mau diganti gak ?
Bung ayam jago ,bukannya saya gk percaya,tapi bung ayam jago dapat informasi ini darimana? Mungkin bisa di bagi linknya?
Kalau pkr saya tau bakalan nambah karena untuk menggantikan van speijk class,tapi kalau kandidat heavy frigate saya baru tau ini bung,jadi mohon bantuannya bung.
@bri
gw kerja di perusahaan yang sering menjadi rekanan pemerintah baik sipil maupun militer trutama bidang ttelekomunikasi. lbh tepatnya gw in adalah antek atau agen teknis alias perpanjangan tangan sales. Hal ini karena perusahaan tempat saya bekerja seiring diajak para vendor sbg pelaksana di beberapa proyek telekomunikasi militer. contohnya utk program tactical datalink kartika yg dimenangkan saab tapi di lapangan kita pelaksananya
biar tdk makin bingung perusahaan telekomunikasi Swedia yang pernah bikin ponsel join dengan pabrikan jepang yang bikin playstation
kandidat terkuat antara maersk, damen & dsme, parchim class cuma 4-6 unit yg dimodernisasi sbg opv sisanya dipensiunkam
Bung @ayamjago wih serius itu kita mau akuisisi ESSM sama NSM ? bakal di lisensi gak ? sama gimana tentang C-705 lanjut atau ganti ?
Oke kita lihat satu per satu pinjaman yg membiayai pembelian alutsista untuk MEF tahap 2 :
https://www.google.co.id/amp/s/lancercell.com/2016/06/28/mengintip-budget-mef-tahap-2/amp/
Tertulis di tabel pinjaman luar negeri :
1. Striking ship pinjaman usd 907 juta dana pendamping usd 160 juta total usd 1067,5 juta.
2. Submarine total usd 1240 juta
Tertulis di tabel pinjaman dalam negeri :
1. Kapal pemukul : kapal opv rp. 2 triliun.
Tabel di Kontan sebagaimana dikutip di Jkgr
https://jakartagreater.com/indonesia-segera-borong-alutsista-dan-senjata-baru/
1. Kapal frigate usd 780 juta
2. Kapal PKR usd 220 juta
3. Kapal selam diesel usd 1600 juta
Anggap anggaran kapal selam tadinya :
Usd 1240 juta (sumber arc) ditambah usd 1600 juta (sumber kontan)
1240 + 1600 = 2840 = usd 2840 juta
Seharusnya dari usd 2840 juta itu dapat 7 kapal selam plus 2 midget.
Namun ternyata anggaran kapal selam dikurangi hingga hanya dapat 3 kapal selam saja.
Jadi berdasar berita pengurangan itu saya kurangkan yang usd 1600 juta sehingga yang untuk kapal selam hanya usd 1240 juta saja. Usd 1240 juta ini dapat 3 kapal selam plus 2 midget.
Yang 1600 juta ini kita simpan dulu.
Sekarang kita lihat angka usd 780 juta untuk frigate, ini dapat 2 frigate AAW, jadi harganya 780 / 2 unit = 390 = usd 390 juta per unit lengkap sensor, senjata dan rudal.
Dari harga usd 390 juta per unit ini prediksi saya adalah Iver Huitfeld.
Sekarang kita gunakan yang usd 1600 juta sisa dari kapal selam tadi.
Tambahan iver 4 unit x 390 = 1560 = usd 1560 juta.
Jadi kita sudah dapat 2 + 4 = 6 unit frigate AAW Iver Huitfeld class.
Sisanya 1600 – 1560 = 40 = usd 40 juta bisa untuk program sonar bawah laut.
Sampai sini kita udah dapat :
3 unit kapal selam
2 unit midget
6 unit Iver Huitfeld class
Sekarang kita tinjau yang pinjaman dalam negeri rp. 2 triliun untuk pembangunan kapal opv :
2 triliun dibagi kurs 13,3 ribu per usd =
2000 ribu juta / 13,3 ribu = usd 150,37 juta
Usd 150,37 juta itu dapat 2 unit opv lokal.
Trus kita lihat dana pendamping untuk striking ship sebesar usd 160 juta, saya prediksi ini dapat pula 2 unit opv impor seharga usd 80 juta per unit.
Jadi 2 opv lokal + 2 opv impor = 4 opv.
Jadi kita dapat 4 unit opv.
Sampai sini kita sudah dapat :
3 unit kapal selam
2 unit midget
6 unit Iver Huitfeld class
4 unit opv
Sekarang kita bahas pkr usd 220 juta dan pinjaman luar negeri untuk striking force usd 907 juta.
usd 220 juta memang dapat 1 unit pkr sigma 10514.
Sedang untuk yang usd 907 juta, beberapa minggu lalu seorang anggota komisi 1 dpr pak Teuku Riefky Harsya bilang tentang ” empat Kapal Freegat yang baru dibeli dari Belanda harganya mencapai USD800 juta atau sekira Rp9,3 triliun, belum termasuk aksesorisnya. Bila ditambah aksesoris harganya mencapai USD900 juta”
4 kapal frigat yang dibeli dari Belanda ?
usd 900 juta mendekati usd 907 juta.
Jadi ada 4 kapal frigat dari Belanda, prediksi saya 4 unit PKR Sigma langsung dibuat di Belanda.
1 pkr + 4 pkr = 5 unit pkr sigma.
Jadi prediksi saya untuk tahun 2015 – 2019, daftar listnya :
3 unit kapal selam
2 unit midget
6 unit Iver class
4 unit opv
5 unit pkr sigma.
belum termasuk kapal2 angkut tank, lpd, kcr, pc 40, bcm yang dibangun di dalam negeri.
Di sini linknya hasil wawancara dengan Pak Riefky :
https://nasional.sindonews.com/read/1269242/14/komisi-i-dpr-nilai-butuh-anggaran-besar-perkuat-pertahanan-indonesia-1514425017
vls diisi aster15+30 biar sekalian bisa jadi hanud utk cover kota² besar di pinggir laut
@ketok dan rini
Keknya radar smart-s enggak matching dg rudal aster yg ngudubilah mahalnya…bukannya gak bisa mandu, tapi logikanya kalo sanggup beli rudal aster pasti sangguplah beli radar yg mahalan, semacam heracle atau sea fire-500 yg baru
Ga jadi pake Aster nih.
Dari awal emang tidak ada rencana pake aster. Selain ga compatible dengan radar, VLSnya pun ga sesuai. Bisa aja diubah tapi uangnya siapa? Yang lebih murah aja seperti Mica dan Millenium aja ga beres sampe sekarang.