MartinUAV V-Bat: Drone VTOL Berdesain Revolusioner, Ideal Untuk Peran Militer dan Sipil
Dengan beragam kehandalannya, rancangan drone VTOL (Vertical Take-Off Landing) sudah jamak diaplikasikan pada dunia kemiliteran, seperti TNI AD yang baru saja mengoperasikan drone VTOL dalam Latihan Antar Kecabangan (Latancab) TNI AD Kartika Yudha 2019 di Puslatpur Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan. Namun belum lama ini ada lagi desain drone VTOL dengan desain ‘tak lazim’ yang sukses tampil pada pertengahan Juli 2019 lalu.
Baca juga: Indonesia dan Malaysia Akuisisi Drone VTOL Digital Eagle YFT-CZ36
Sosok drone ini laksana roket yang terbang tegak vertikal, namun saat di ketinggian posisinya berubah menjadi sebuah drone fixed wing yang jamak kita lihat.
Yang dimaksud adalah V-Bat, drone rancangan MartinUAV. Pada Juli lalu, V-Bat menjadi sorotan media setelah sukses diluncurkan oleh Angkatan Laut AS dari dek kapal angkut USNS Spearhead. MartinUAV menyebut desain V-Bat menjamin efisiensi dalam pengoperasian tingkat tinggi, kendati V-Bat melakoni penerbangan jarak jauh sekalipun.
Dengan bobot sekitar 37 kg, V-Bat dapat dilengkapi payload seberat 3,6 kg. Dalam kualifikasi, V-Bat digolongkan sebagai mini drone. Dengan bobotnya yang ringan, tupoksi V-Bat ditekankan untuk misi force protection, aerial patrol, search and detection of targets, small unit surveillance, shipboard operation, aerial mapping dan urban monitoring. Dari paparan misi V-Bat, nampak bahwa drone ini juga ideal digunakan untuk kebutuhan sipil.
Keunggulan komparatif V-Bat jelas pada desain yang revolusiner, konkritnya operasional V-Bat tidak membutuhkan area yang luas, persisnya hanya dibutuhkan ruang sekitar 9 meter persegi untuk proses take off dan landing. Bahkan pihak MartinUAV mengatakan V-Bat dapat diluncurkan dari kawasan ramai penduduk sekalipun, jika dalam kondisi segera, V-Bat dapat diluncurkan dari atas dek truk sekalipun.
Dari spesifikasi, dapur pacu V-Bat disokong two-stroke engine dengan kapasitas 157cc. Mesin tersebut dapat menghasilkan tenaga 13 hp. Dalam sekali terbang, V-Bat dapat membawa 9 liter bahan bakar jenis Mogas 90 octane. Dengan single propeller di bagian bawah (belakang), drone ini dapat melesat dengan kecepatan maksimum 166 km per jam. Jika terbang dengan kecepatan konstan 83 km per jam, V-Bat dapat terbang selama delapan jam pada ketinggian jelajah 4.500 meter.
Walau masuk kelas mini drone dengan payload terbatas, namun V-Bat sarat teknologi tinggi, diantara payload-nya mencakup sensor multi-spektral, electronic intelligence, radar, hingga electronic warfare. Dalan hal kendali, V-Bat dikendalikan lewat mekanisme line-of-sight data-link yang memiliki jangkauan konektivitas hingga 80 km.
Hadirnya V-Bat ini di lingkungan AL AS berpotensi untuk menggeser posisi dari RQ-7 Shadow yang sebelumnya mengabdi kepada mereka. Ini lantaran V-Bat memikiki beberpa kriteria yang didambakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan fitur tersebut tidak ada di RQ-7 Shadow – salah satunya adalah kemampuan V-Bat untuk take-off dan landing secara otonom di berbagai medan sebagaimana yang sudah disebutkan di atas.
Keputusan pihak Amerika untuk menggunakan V-Bat memang belum dipastikan, hingga setidaknya sampai tahun 2020 kelak. Masih dibutuhkan berbagai pertimbangan untuk benar-benar mengoperasikan drone ini. Salah satu latar kebutuhan V-Bat adalah kemungkinan perang yang akan terjadi di masa mendatang. US Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada 2010 telah memprediksi bahwa peperangan akan terjadi di daerah perkotaan yang disebut Pentagon sebagai ‘megacities’. Kemampuan V-Bat tersebut dinilai tepat untuk menghadapi perang seperti ini.
Baca juga: Sea Cavalry SD-40 – Drone Hybrid VTOL Pengintai Laut Cina Selatan
Kemampuan V-Bat yang impresif ternyata tidak hanya dilirik oleh AL AS saja, pihak lain seperti AD AS, Korps Marinir serta US Coast Guard pun mulai menganggarkan penggunaan drone ini di masa yang akan datang.
Kabarnya, AL AS telah ‘mempekerjakan’ V-Bat dalam peran mendukung operasi memberantas narkotika sejak tahun 2016 silam, namun kemampuan V-Bat kala itu belum sepenuhnya terlihat. (Nurhalim)
Sesuatu yg vtol jadi barang impian garuda laut tni al. Tebak saja sendiri
F-35..
Helleeehhhh…kayak anak kecil doyan tebak tabakan……hehehehe
Biasanya yg suka main tebak2an spt ini cari posisi aman. Kalo ternyata yg dijadikan objek tebakan meleset, gak akan kena bully krn yg jawab fansboy bukan si pemberi tebakan. Aman terkendali…..hehehe
Pengalaman yg lalu2 pendapatnya meleset…set…set. Jd belajar dr pengalaman, lebih aman main tebak2an….hehehe
Untuk nambahin keseruan kolom komentar its OK. Yg penting bukan barang hoax aja.
Kalo saya lebih percaya komen dan artikel Adminnya….hehehe
Salam tebak tebakan bung….hehehe
Kayak ga tau aja tebakan nya dari dulu gimana terus hasilnya gimana…
Yang gw ikuti sejak jadi agen yang membantu sales jualan buat TNI juga penuh permainan yang tidak dapat ditebak dan penuh ketidakpastian apalagi setiap ganti pimpinan pasti ada ganti kebijakan. Contoh yang jadi korban justru Russian party dimana spg vena, 5 unit mi17, dan bmp3f spaag akhirnya dicoret dan 4 mi26 malah dapat tanda centang yang artinya siap dicoret sewaktu-waktu
Mumpung barang impian penerbal ada di mef perubahan tapi apakah terealisasi dan kapan itu lain urusan.
Kita yang pasti saja terutama buat 5 tahun kedepan
Tender baru 12 radar tni au di kawasan Indonesia timur
Jatah porsl program link 16 di tni au dan tni al seperti migrasi link y ke link 16, interlink communication antara link kartika berbasis tidls dengan link 16, dsb
Makanya sales militer sumber buat mteri jualannya wajib lebih dari satu. Dua atau tiga malahan. Grup para sales Rosoboronexport yang dijuluki tim 11 ada yang diantaranya jualan barang Amrik dari Lockheed Martin, Boeing dll
Saya sih tetap respect dng komen bocoran bung ayam. Terlepas dari meleset atau tidak.
Krn benar jg kata bung Ayam, sales militer sumber buat materi jualannya wajib lebih dari satu. Penyebabnya krn kebijakan yg berganti setiap pergantian pimpinan.
Itu knp kadang saya mengkritisi analisa hitungan bung Ntung Phd, sebab jika prediksinya terlalu jauh tahunnya kedepan, maka khans utk berubah besar sekali sebab dipengaruhi kebijakan peminpin di era tersebut, disamping tentunya perkembangan teknologi yg pesat. Bukan suatu hal yg mustahil kedepannya peran pespur yg diawaki manusia beralih pada drone pintar yg dilengkapi dng kecerdasan buatan.
@admin
Min rikues artikel.ttg pesawat mata-mata UAE yg baru ditebus dari israel dong 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Martapura bukannya ada di kalimantan selatan min ?
Sepertinya tidak akan diakuisisi Indonesia karena bentuknya mirip salib.
[edisi nyindir]