Maroko dan Italia Bicarakan Pengadaan Dua Unit Frigat FREMM Bergamini Class
|Tak berselang lama setelah kontrak akuisisi enam unit frigat Bergamini Class FREMM (Frégate Européenne Multi-Mission) untuk Indonesia, kini ada kabar baru yang terkait dengan pihak galangan, disebutkan Fincantieri sedang melakukan pembicaraan dengan Maroko, dimana Negeri di Afrika Utara itu berminat untuk mengakuisisi dua unit frigat FREMM Bergamini Class.
Dikutip dari navalpost.com (13/7/2021) yang melansir dari majalah pertahanan Rivista Italia Defense, diwartakan saat ini tengah berlangsung pembicaraan antara pemerintah Maroko dan galangan Fincantieri, yang unik, dari dua unit yang akan diakuisisi, satu unit yang dilirik Maroko adalah frigat FREMM Bergamini Class yang saat ini masih dioperasikan oleh Angkatan Laut Italia, yaitu ITS Luigi Rizzo (F-595).
Belum dijelaskan bagaimana kelanjutan pembicaraan antara pihak Maroko dan galangan Fincantieri, namun menarik dicermati, bahwa AL Maroko sejak tahun 2014 sudah mengoperasikan satu unit frigat FREMM, yakni Mohammed VI dengan nomer lambung 701. Mohammed VI adalan frigat FREMM varian anti kapal selam (ASW) dan merupakan produksi DCNS (sekarang disebut Naval Group), Perancis.
Meski spesifikasi dasarnya tak beda dengan FREMM yang digunakan AL Perancis (Aquitaine Class), namun Mohammed VI yang bernilai 470 juta euro tidak dilengkapi peluncur SYLVER A70 untuk rudal SCALP Naval. Dengan ‘bergesernya’ pilihan Maroko kepada Italia, boleh jadi akan menciptakan reaksi keras dari industri Perancis, seperti halnya saat Italia mendapatkan order enam unit FREMM Bergamini Class untuk Indonesia senilai US$4,2 miliar.
Lepas dari minat Maroko pada frigat FREMM Bergamini Class, rupanya ada kesamaan selera antara angkatan laut Indonesia dan Maroko, persisnya AL Maroko juga pengguna korvet/frigat Sigma Class rancangan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda.
Baca juga: Frigat Bergamini Class (FREMM) Terakhir Resmi Diluncurkan
Bila TNI AL mempunyai empat unit korvet Diponegoro Class (Sigma 9113) dan dua unit frigat Martadinata Class (Sigma 10514), maka AL Maroko punya dua frigat Sigma 9813 dan satu unit frigat Sigma 10513. (Bayu Pamungkas)
@admin
Bung admin dibahas juga ttg jeroan fregat FREMM ini dong terutama pada radar, sonar dan CMS nya….dan juga dibandingkan perfomanya dg sistim serupa yg sudah dimiliki AL
Seru banget membahas mau beli FREMM, mo borong MOGAMI…..eeeh kemarin lusa malah sudah teken kontrak IVER 😱
Ngomong-ngomong pak mentri apa sudah diskusi dg PAL, ttg bagaimana kemampuannya dlm menyerap TOT atas alutsista-alutsista gahar ini ☝️…..setidaknya melihat laporan “Z value” nya PAL belakangan ini 🤔
aneh ya’..maroko ngincer ITS Luigi Rizzo (F-595), ini pdhl msh baru. Apa memang Italia brsedia menjualnya??…Maroko pasti gak bakal ingin membeli ini kapal kalo gak dpt info2/bisikan dr pihak italia…Apa ini penyebab Maroko pndh dr perancis ke Italia? Kalo ini bener, beruntung bngt Maroko dpt kapal msh trgolong baru, ngga perlu nunggu ampe bertahun2. Luar biasa jg cara Italia ini…pasti bikin perancis uring2an…Tapi entah kedepannya..liat aja, kalo nnti ampe Itali brsedia mnjual Luigi Rizzo, berarti ini cara mrk mmbuat maroko pndh haluan.
Denger kabar terbaru ttg kontrak Iver bikin stress, makin ga jelas bin absurd. Fokus utamanya seperti bikin showroom alustsista dgn label “buatan anak bangsa” dan ga jelas bisa berfungsi buat perang atau tidak. Jadikan kecelakaan KRI Nanggala sbg pelajaran. Beberapa awak kapal pun mengeluh ini alustsista bisa buat perang ngga.
Frigate komando memang bukan untuk lethal operation bro. Tapi lebih kearah peace making dan peace keeper. Liat saja atuh F125 & MAKS Germany Navy dan Arrowhead 140 Royal Navy
Mong apa seh? Rumor kok jadi fakta konkrit malah narik kesimpulan sendiri
ya tunggu speknya yg betulan keluar dulu bre, klo baru dari rumor doang ya semakin dipikirn semakin liar mikir kemana2, tunggu spek hasil akhirnya aja dulu, lagian ini semua cumn gara2 1 dokumen yg nyebut “iver” light frigate, mungkin karna ngambil acuan frigate mami eli type 31 dengan design arrowhead 140 disebut general purpose light frigate (https://www.naval-technology.com/projects/arrowhead-140-general-purpose-light-frigate/) makanya dokumen itu nyebutinnya light frigate juga, pal jg sebagai perusahaan bumn punya banyak divisi internal yg punya kerjaannya masing2 dn punya bnyk karyawan bisa aja ada miskom, mungkin aja penamaannya agak sedikit melenceng dan gk sesuai sama spek kapal sebenernya yg lagi dikerjain, tau ajalah sistem birokrasi ato perkantoran di indo bisa se amburadul apa wkwkk. bisa bikin kapal 144 m secara lokal aja itu udh pencapaian bagus terlepas dri persenjataan yg dibawa nnti, ya semoga iver mutant kita gk lemah syahwat xixixi…
2 Iver awal memang ditujukan sebagai platform frigate komando dengan perubahan di helipad dan hanggar yang lebih besar buat helikopter sekelas Chinook belum lagi dek khusus buat Rhib yang lebih banyak serta beberapa modifikasi layout yang berguna buat operasi amfibi. Spesifikasi Iver TNI AL sudah tak sama lagi dengan Iver ori maupun Arrowhead 140
Rumor memang ada pengadaan Iver batch berikutnya tapi belum jelas role yang diemban nantinya
Jadinya lebih ke arah MKS 1800 9000 ton BundesNavy yang basisnya Damen Omega
Frigate komando dengan kemampuan hybrid
Rumor yg beredar si IH akan lebih condong sebagai AAW. Sebagai catatan jika Smart L dipertahankan makan kemampuan minimum sebagai ABM bisa jadi terpenuhi.
Iver masih lebih cocok sebagai platform AAW dibandingkan FREMM
Masalahnya ada pada pemilihan secondary radar yang fungsinya lebih ditujukan buat Air Tracking & Navigation bukannya long range Air Surveillance seperti Smart L yang dipakai Iver ori
Fungsi secondary radar Iver pesanan TNI AL malah lebih untuk mengatur navigasi udara dan maritim
Karna itu yg bikin bingung, kalau memang ada rencana beli Iver batch berikutnya yg berfungsi bkn sebagai kapal komando kenapa mesti ada pembelian kapal Fregat lain yg sejenis, bukannya kita mau buat standard kapal Fregat Nasional berbasis Iver, makanya kita sewa konsultan Jerman buat redesign kapal Iver kan kalau Blue printnya di pegang PT. PAL bisa dibuat didalam negeri..kalau alasannya kecepatan produksi PT PAL bisa sbg Maincont bisa di subkan ke galangan kapal lokal lain yg besar2, intinya sy liat tdk ada konsisten program..jd ganti pemerintahan ganti jg selera pembelian alutsistanya..semoga ini tdk berpengaruh bagi support kemandirian Alutsista dalam negeri krn ini jg terjadi bukan hanya di pembelian kapal laut saja, di pembelian KS jg terjadi..saat infrastruktur KS sdh dibuat dengan basis KS U Boat tiba2 pindah
Napa ga LPD nya aja yg diredesain supaya helipadnya kuat didarati chinook…….aneh aja argumen @ayam jago 😂😂😂
Macam kita ini sudah surplus kapal perang sampai mau bikin kapal peace keeping 😏
Cuma berlaku buat 2 Iver batch pertama. Batch berikut jangan dehh!
Tren saat ini
Tonase gede tapi armament cupu
LCS US Navy, F125 & MAKS, Arrowhead 140
Prime role bukan buat perang tapi mulai dari SAR, sigint-recon-surveillance, maritime escort, mine hunter, maritime traffic navigation, counter piracy, amphibious command & support, anti assymetric warfare dll
Dari sisi anggaran juga jomplang
Iver USD 360 juta/unit
FREMM USD 700 juta/unit
Kalau Iver mau dijadiin kapal Komando kenapa malah sewa konsultan dari Jerman buat design ulang basis kapal Iver artinya akan di perbanyak Fregat ini dan akan dijadikan standard Fregat masa depan Indonesia..seperti halnya Kapal LPD Dokdo yg di design ulang jadi standard buat LPD kita bahkan sudah diekspor ke luar negeri..masih bingung sama pembelian Fregat FREMM ini disaat yg sama beli Fregat dengan jenis dan kelas yg sama..sama halnya pembelian rencana Pespur dan KS dari Prancis..jd semakin memperbanyak jenis dan merk bukan malah menyederhanakan merk..semoga pembelian Alutsista ini mendukung kemandirian bangsa Indonesia khususnya dibidang Militer..
Kemandirian harus jadi yang utama itu sebabnya TOT sangat penting walaupun belinya lewat ngutang dgn jumlah ngeteng dan bisa dibayar dengan imbal dagang.
Entah napa makin njelimet. Kesannya lebih fokus bikin alutsista dengan label “buatan anak bangsa” dan ga jelas bisa berfungsi utk perang ngga. Prajurit TNI yg pernah jd awak kapal selam kerja sama Korsel pernaha diwawancara Kompas pun ragu ini bisa berfungsi utk perang atau tidak.
Kamu kira transfer teknologi bisa didapat dari satu sumber gitu?
saya yakin putra putri anak bangsa bisa bikin kapal tempur canggih penjelajah di lautan melebihi kelas iver dan sarat dgn senjata mutakhir di masa depan, kita pernah berjaya di lautan pada masa kerajaan majapahit. Dengan dukungan TNI AU dan TNI AD militer kita bisa bergerak cepat sebelum militer asing mendarat di tanah NKRI.
amin, klo memang ingin generasi penerus kita nanti mampu menjadi generasi penerus bangsa yg membanggakan perlu adanya effort atau aksi nyata untuk meningkatkan kualitas sdm kita nantinya, negara harus invest besar2an pada sektor pendidikan dan penjaminan mutu kualitas kehidupan. gausah skala besar macam satu negara secara keseluruhan deh, skala kecil aja kek dari keluarga dan lingkungan misalnya, situ nanti kalo sudah jadi orang tua misalnya, pastiin mendidik anak agar pandai serta berakhlak jg udh cukup gk perlu maksain nguliahin ampe s2 s3, atau seenggaknya ngajarkan anak anak remaja untuk ngisi waktu luangnya dengan kegiatan bermanfaat aja udh bagus, gada lagi atau menurunnya org yg trek2an, tawuran, ngelem, bolos, dll udh bisa jadi indikator adanya peningkatan kualitas sdm di indo, musnah semua jenis masyarakat yg jadi beban negara, tpi klo ngeliat keadaan skrg ya masih agak mustahil sih dan harus butuh waktu dan proses yg lama wkwkk
kira2 datangnya duluan mana? tau sendiri..?
4.2 milyar dollar itu euro bukan dollar kalau melihat sumbernya di website Fincantieri. Kalau di kurskan mendekati 5 milyar dollar.
Udh kebagian order Rafale.. Masak pengen di borong semua. Maruk amat.