Mampu Menahan Gelombang Laut 3 Meter, US-2 Pernah Dilirik Indonesia

us-2_03l

Indonesia dan Jepang tengah mempersiapkan perjanjian di bidang pertahanan yang akan memfasilitasi perdagangan dan produksi alutsista dari kedua belah pihak. Yusron Ihza Mahendra, Dubes RI untuk Jepang, mengatakan nota kesepahaman (MoU) kerjasama pertahanan telah disepakati saat kunjungan presiden Indonesia Joko Widodo ke Tokyo, Jepang pada bulan Maret lalu.

Meneruskan kerjasama tersebut, mengutip dari japantimes.co,jp (6/5/2015), Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan niat Pemerintahan Joko Widodo untuk membeli pesawat amfibi US-2 yang diproduksi ShinMaywa Industries Ltd. “Kami menilai adanya kesesuaian dengan kebutuhan dan berharap dapat membeli. Saat ini masih dalam tahap pengkajian dan jika sudah selesai akan segera dilaporkan ke Presiden,” ujar Ryamizard.

Dari hasil MoU pertahanan antara Indonesia dan Jepang, memungkinkan negara kita mendapatkan pesawat amphibi ShinMaywa Industries US-2 yang telah lama diincar untuk kepentingan SAR (Search and Rescue). US-2, sebagai pesawat amfibi Short Take Off and Landing (STOL) dapat mendarat di tanah atau air. Menhan tertarik dengan salah satu keunggulan dari Pesawat Amphibi ShinMaywa Industries US-2 ini, yaitu pesawat ini bisa menahan gelombang ombak setinggi 3 meter saat berada di laut.

Bagaimana dengan spesifikasi ShinMaywa Industries US-2? Pesawat ini mampu membawa 11 awak ditambah 20 penumpang atau 12 tandu pasien saat bertindak sebagai ambulance udara dengan beban maksimal sampai 17 ton. Pesawat dapat melaju 560 km per jam dengan mesin 4 × Rolls-Royce AE 2100J turboprop, 3,424 kW (4,591 shp), dan 6 baling-baling Dowty R414.

Yang membuat pesawat ini istimewa adalah Ia tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang. Kemampuan STOL yang sempurna memungkinkan US-2 untuk lepas landas dan mendarat dengan jarak landasan yang lebih pendek – baik di darat dan di air, sehingga ia dapat lebih efektif ketika deployment.

US-2 dapat lepas landas di air dengan jarak pacu 280 meter. Untuk lepas landas di daratan, dibutuhkan landas pacu sepanjang 490 meter. Kemampuan ini jelas membuatnya lebih superior ketimbang Beriev Be-200 Altair yang sempat menjadi incaran TNI-AU. Sebagai perbandingan, Be-200 memerlukan jarak pacu 2.300 meter di air dan landas pacu darat sepanjang 1.800 meter.

Baca juga: Beriev Be-200 – Pesawat Amfibi Multipurpose Incaran TNI AU

us2_3

Baca juga: UF-2 Albatross: Generasi Kedua Pesawat Intai Amfibi TNI AU

Satu lagi keuntungan MoU dengan Jepang adalah ToT (transfer of technology) yang didapatkan. Seperti yang kita tahu, Rusia, produsen Be-200 terkenal ‘pelit’ dengan ToT, berbeda dengan Jepang atau Korsel.Namun disisi lain, US-2 memiliki ukuran yang lebih kecil. Be-200 bisa membawa 42 penumpang dan dapat dimuati 30 tandu pasien. Be-200 juga terkenal akan kemampuannya mengangkut air untuk pemadaman kebakaran hutan, sebuah insiden yang sering terjadi di Tanah Air.

Jadi siapa yang akan menjadi pujaan tim SAR Indonesia? Mungkinkah Indonesia mendapat keduanya? Kita lihat saja. (Deni Adi)

Spesifikasi ShinMaywa Industries US-2

  • Crew: 11
  • Capacity: 20 passengers or 12 stretchers
  • Length: 33.46 m
  • Wingspan: 33.15 m
  • Height: 9.8 m
  • Wing area: 135.8m²
  • Empty weight: 25,630 kg
  • Maximum speed: 560 km/h
  • Cruise speed: 480 km/h (259 knots, 298 mph)
25 Comments