Update Drone KamikazeKlik di Atas

‘Malu Plus Cemas,’ Frigat Jerman FGS Hessen Salah Tembak dan Gagal Jatuhkan Drone di Laut Merah

Terlepas dari urusan politik, pengerahan armada kapal perang ke Laut Merah juga terkait dengan pamer kekuatan militer. Namun, apa yang terjadi pada armada kapal perang Angkatan Laut Jerman (Deutsche Marine) justru sebaliknya. Baru saja melenggang masuk ke Laut Hitam, kapal perang Jerman, frigat FGS Hessen F221 (Type 124 Sachsen class) malahan dibuat malu besar pada aksi yang dilakukan pada 28 Februari 2024.

Baca juga: Batal ke Laut Cina Selatan, Frigat Sachsen Class Upgrade Jenis Radar Intai Udara dan Permukaan

Angkatan Laut Jerman menghadapi rasa malu, menyusul insiden di Laut Merah, di mana frigat FGS Hessen secara keliru menargetkan drone tempur (UCAV) MQ-9 milik Amerika Serikat sebagai musuh. Tambah malu lagi, setelah peluncuran rudal hanud yang dilakukan sampai dua kali, berujung gagal mencapai sasaran, yang notabene MQ-9 sejatinya tidak mampu melalukan manuver menghindar secara tajam.

Insiden ini terjadi ketika sistem radar di FGS Hessen salah mengidentifikasi sebuah drone, yang kemudian diketahui sebagai MQ-9 Reaper AS, sebagai potensi ancaman.

Sebagai tanggapan, frigat meluncurkan dua rudal untuk menetralisir potensi bahaya yang menghadang. Namun, kedua rudal tersebut meleset dari sasarannya, jatuh ke laut karena kegagalan teknis.

Insiden tersebut, yang dirinci dalam laporan berjudul “Embarrassment for our Navy in the Red Sea” oleh tabloid Jerman Bild, menggarisbawahi kekurangan dalam angkatan bersenjata Jerman dan telah memicu kritik terhadap kepemimpinan Menteri Pertahanan Boris Pistorius.

Ilustrasi posisi radar TRS-4D/LR ROT pada frigat Sachen Class.

Guna meringankan beban malu, Michael Stempfle, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Federal Jerman, menyebutkan saat drone tersebut menjadi sasaran dan ditembaki, tidak jelas dari negara mana drone tersebut berasal atau apakah drone tersebut memiliki hubungan dengan negara sekutu.

Meskipun Stempfle menahan diri untuk tidak mengungkapkan negara asal drone tersebut, laporan Bild yang mengutip orang dalam militer Thomas Wiegold yang menjelaskan asal muasal drone tersebut berasal dari AS. Sebelum kejadian, Hessen telah berkomunikasi dengan negara-negara sekutu mengenai aktivitas drone di wilayah tersebut, namun tidak ada yang mengklaim kepemilikan drone tersebut.

Sementara itu, fregat Jerman FGS Hessen berhasil mencegat dan menjatuhkan dua drone Houthi dari jarak dekat saat melakukan operasi di Laut Merah. Rangkaian peristiwa ini terjadi tak lama setelah kapal tersebut tiba di wilayah tersebut pada 8 Februari, setelah frigat tersebut berangkat dari Jerman.

Insiden terbaru ini membayangi kesiapan militer Jerman dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai kompetensi dan efektivitas kemampuan angkatan lautnya. Kritik semakin meningkat, terutama mengingat rudal yang dimaksud, jenis SM-2, sudah tidak diproduksi lagi sehingga memicu kekhawatiran akan penambahan stok amunisi.

Standard Missile 2 (SM-2) adalah rudal hanud yang diluncurkan oleh kapal permukaan yang diproduksi oleh Raytheon Missiles and Defense, anak perusahaan Raytheon Technologies. Menurut pabrikannya, rudal tersebut berfungsi sebagai senjata pertahanan udara wilayah armada, menawarkan peperangan anti-udara dan kemampuan perang anti-permukaan terbatas terhadap rudal dan pesawat anti-kapal modern.

SM-2 Memiliki jangkauan 166 km dan mencapai ketinggian 19.820 meter, SM-2 memainkan peran penting dalam sistem pertahanan berlapis, meningkatkan fleksibilitas operasional dan menjaga aset angkatan laut. Namun, rudal SM-2 Blok IIIA yang digunakan oleh kapal-kapal seperti Hessen dan kapal sejenisnya sudah tidak diproduksi lagi.

Hahn memperingatkan bahwa jika stok amunisi habis, angkatan laut tidak akan dapat mengisinya kembali, yang pada akhirnya mengakibatkan penarikan frigat tersebut. Hahn lebih lanjut mencatat bahwa kurangnya transparansi menyebabkan situasi di mana parlemen menyetujui penempatan tanpa diberitahu tentang kekurangan amunisi yang mempengaruhi kemampuan frigat Sachsen class.

Hancurkan Drone, Untuk Pertama Kali AL Jerman Uji Coba Senjata Laser di Frigat Sachsen Class

Seperti dikutip Eurasiantimes, Alex Luck, pakar pertahanan Angkatan Laut, menyatakan, “Jika pengungkapan ini akurat, itu berarti semua fregat Sachsen class harus menjalani modernisasi sistem manajemen tempur mereka dan mungkin juga peningkatan perangkat keras agar dapat menggunakan SM-2 Blok IIIC yang lebih baru dan sekarang dalam produksi awal tingkat rendah.”

Sachsen Class, frigat ini dibekali 32 pelucur VLS (Vertical launch system) MK41, dimana modul ini beriskan rudal hanud jarak sedang RIM-162 Evolved Sea Sparrow Missile. Dan berada di antara meriam Oto Melara dan 32 peluncur VLS, terdapat RAM launchers atau RIM-116 Rolling Airframe Missile – yaitu berisikan 21 rudal hanud jarak pendek SM-2, model senjata ini berperan sebagai Close in weapon systems (CIWS). Kemudian beranjak ke bagian lambung kapal, terdapat dua quadruple, alias delapan peluncur rudal anti kapal Harpoon. (Gilang Perdana)

8 Comments