Malaysia Akuisisi Radar Hanud 3D Jarak Jauh Thales GM400 Alpha, Punya Jangkauan Deteksi 515 Km
|Guna meningkatkan kemampuan pengawasan udara di wilayah perbatasan, pada 8 Desember 2023, Kementrian Pertahanan Malaysia menyepakati kontrak dengan Thales untuk pengadaan radar intai jarak jauh – long range surveillance radar GM (Ground Master) GM400α (Alpha) untuk kebutuhan Angkatan Udara Malaysia.
Baca juga: Koopsudnas Akan Diperkuat 13 Unit Radar GCI Thales GM403, Ini Kecanggihannya!
Dari siaran pers yang diterima Indomiliter.com, disebut bahwa GM400 Alpha dengan teknologi 3D akan dikirim dalam complete station infrastructure berupa stasiun radar lengkap, termasuk gedung, akses jalan, energi, AC, sistem telekomunikasi, radome, dan semua logistik terkait.
GM400 Alpha punya kekuatan pemrosesan 5 kali lebih besar dari radar versi sebelumnya, serta peningkatan jangkauan instrumen lebih dari 10 persen (515 km) dan dibekali teknologi kecerdasan buatan yang canggih, radar ini diklaim dapat memberikan kemampuan pengawasan udara yang lebih luas.
Thales menyebut dengan mengingat banyaknya ancaman dan konflik yang berevolusi, maka membangun Recognized Air Picture (RAP) yang andal, akurat, dan terkini dapat dijawab melalui hadirnya GM400α.
GM400α dirancang untuk mamasok data pentung ke pusat C2 (command and control/komando dan pengendalian) – untuk level kesadaran situasional yang unggul setiap saat. Dengan kecepatan pembaruan radar 6 detik dan cakupan elevasi antena hingga 40°, radar buatan Perancis ini dapat terus memindai wilayah udara secara bersamaan untuk mendeteksi semua jenis target diketinggian tinggi, sedang, dan rendah.
Setelah target terdeteksi, klasifikasi target sebagai teman atau musuh – identification friend or foe (IFF) sangat penting untuk menghindari penembakan pada kawan (friendly fire). Mode interogasi fusi GM400α memungkinkan Identifikasi IFF cepat yang memberikan pusat C2 waktu respons optimal dan ketenangan dalam mengambil keputusan.
Dirancang untuk menawarkan kemampuan penerapan dan ketahanan yang belum pernah ada sebelumnya, GM400α ideal ditempatkan pada kontainer kompak berukuran 20 kaki, lengkap dengan sistem pengangkatan, dan dapat dipasang di truk dan dipindahkan dalam waktu kurang dari satu jam. Operator. radar juga dapat menggunakan umpan (decoy) yang dipasang pada radar untuk memastikan potensi kemampuan bertahan tertinggi untuk radar jarak jauh.
GM400α juga tersedia dalam versi tetap (fixed version) untuk negara-negara yang ingin menjamin pengawasan terus-menerus terhadap wilayah udara nasional mereka di wilayah geografis yang sangat spesifik. Pada radar fixed version, Thales menawarkan opsi pembangkit listrik tenaga angin.
Malaysia Tempatkan Radar Intai Jarak Jauh Lockheed Martin AN/TPS-77 di Kepulauan Spratly
Kemampuan bertahan berkontribusi dalam memastikan kesadaran situasional yang unggul, maka ketersediaan operasional juga demikian. Sebagai radar yang ditentukan oleh perangkat lunak, GM400α memerlukan perawatan minimum (sekitar 30 jam per tahun) dan mempertahankan fungsionalitas dan kinerja tingkat tinggi berkat pembaruan perangkat lunak yang mudah, dan siap mengatasi ancaman baru, termasuk peperangan elektronik, dan serangan siber (cyber attack). (Gilang Perdana)
http://defense-studies.blogspot.com/2020/06/cap55-malaysia-continues-to-upgrade-its.html?m=1
No 330 Skn is now assuming the role as Sector Operation Centre 3 (SOC 3) with Thales C2 Sentry command and control system as part of the Malaysia Air Defence Ground Environment (MADGE) system out of its new base at RMAF Kota Samarahan.
Since 2013, a new air defence radar squadron in Sarawak, the No 331 Skn, has assume the role Control and Reporting Centre (CRC) for Sarawak through the successful integration of Thales Ground Master 403 into the SPUN/MADGE system.
All these years,the GM403 radar was operated by No 331 Skn at RMAF Kota Samarahan together with No 330 Skn. The squadron stayed there until January 22, 2019 when the radar was relocated at the peak of Gunung Ngili, Sarawak.
Construction of radome and other facilities for No 331 Skn at RMAF Gunung Ngili was initiated in 2019 by DEFTECH.
The company, which controls Composite Technology Research Malaysia (CTRM) has already constructed three composite radomes for the RMAF at Western Hill, Bukit Lunchu and Bukit Kubong.
In the near future, two more radars are expected to be procured under the 12th Malaysia Plan which will begin in 2021.
Sudah lama bina radar sendiri tu
Wkkwkwk malingsia baru beli kacian indonesia udah duluan beli radar hanud GM400a Alpha 13 unit dapet TOT