Update Drone KamikazeKlik di Atas

M79 Grenade Launcher: Kondang di Perang Vietnam, Indonesia Pun Punya!

Dalam mahzab infanteri, apapun senapan serbunya, pelontar granat kaliber 40 mm tak boleh lupa dibawa ke medan tempur. Seperti pada lingkup standar persenjataan TNI, penggunaan granat 40 x 46 mm sudah diimplementasikan dalam beberapa platform senjata, bahkan munisinya sudah berhasil diproduksi PT Pindad.

Baca juga: AGL 40: Pelontar Granat Otomatis Andalan Rantis TNI

Mengacu kaliber granat 40 mm, TNI sudah mengadopsinya pada pelontar granat otomatis AGL-40, pelontar M-203 yang kondang diintegrasikan pada senapan M-16, pelontar granat semi otomatis Milkor MGL MK1L dan pelontar produksi Pindad SPG – 1 dalam berbagai varian untuk senapan serbu SS-1/SS-2. Namun lain dari itu, ada pelontar granat 40 mm yang lebih senior, beroperasi stand alone, dan faktanya masih digunakan dibanyak palagan tempur. Inilah M79 granade launcher produksi Springfield Armory, yang juga turut digunakan infanteri TNI pada dekade 70-an.

Lumayan sulit mencari foto M79 yang tengah digunakan pasukan TNI, namun Jane’s Infantry Weapons 2009/2010 menyebut bahwa setidaknya Indonesia menerima 108 pucuk M79 dari Amerika Serikat. Lewat program MAP (Military Assistance Program), AS selain mengirimkan pelontar granat M79, juga mengirim senapan serbu M-16A1 dan senapan mesin regu M-60 GPMG. Meski terlihat asing di Indonesia, netizen diyakni cukup akrab dengan pelontar granat ini, lantaran sosoknya masif digunakan dalam setiap laga film bertema Perang Vietnam. Dari informasi yang dihimpun, debut M79 awalnya memang diketahui saat digunakan militer AS saat bertempur di Vietnam pada tahun 1961.

Prajurit AS menggunakan M79, dilatar personel lain menggunakan Milkor MGL.

Baca juga: Milkor MGL MK1L -Pelontar Granat Semi Otomatis Andalan Kopaska dan Taifib TNI AL

Meski tergolong senjata sepuh dengan desain yang terkesan jadoel, pengabdian M79 nyatanya tak lekang oleh waktu. M79 justru masih terus digunakan dalam banyak medan pertempuran, ketersediaan amunisi yang melimpah, penggunaan yang simpel, serta mudah dalam perawatan dipercaya menjadikan M79 masih setia digunakan infanteri AS, termasuk dalam Perang Irak dan Perang Afghanistan.

Baca juga: M-203 40mm – Pelontar Granat Terpopuler, Andalan Berjuta Infanteri

Pola penembakkan M79 serupa dengan M-203, yakni satu-satu (break action) dan pengisian amunisi manual model (breech-loaded). Sistem penembakkanya disebut sebagai High-Low Propulsion System untuk meredam efek tolak balik (recoil). Ciri khas senjata ini dilengkapi popor kayu dan model pembidik blade and leaf type. Ditangan penembak yang terlatih, dalam satu menit seorang prajurit infanteri dapat menembakkan sampai enam kali. Jarak tembak efektif M79 adalah 350 meter dan jarak tembak maksimum 400 meter. Secara rata-rata, kecepatan proyetil di udara mencapai 76 meter per detik.

M79 menggunakan breech-loaded.

Baca juga: H&K AG36 40mm – Pelontar Granat Senapan Serbu Futuristik G36

Bersanding dengan senapan mesin FN Minimi.

Baca juga: Minimi – Senapan Mesin Regu Dengan Kemampuan Dual Feed System

Saking populernya M79, senjata ini punya banyak julukan saat berlaga di Vietnam, mulai dari Thumper, Thump Gun, Bloop Tube, Blooper, dan Can Cannon. Infanteri Australia yang ikut berperang di Vietnam menyebutnya sebagai Wombat Gun. Seperti halnya pelontar granat 40 mm pada plaform lain, M79 juga dapat menembakkan berbagai jenis amunisi, mulai dari amunisi explosive, anti personnel, smoke, buckshot, flechette dan illumination (untuk penerangan).

Dirunut dari sejarahnya, M79 mulai dirancang pada periode 1953 – 1960, dan resmi digunakan pada 1961. Springfield Armory memproduksi senjata ini hingga tahun 1971, dengan total unit yang dibuat di AS mencapai 350 ribu pucuk. Di luar itu, S&T Daewoo dari Korea Selatan telah mengambil lisensi dengan memproduksi KM79. Vietnam bahkan memproduksi varian M79-VN dengan popor berbahan sintetis dan pembidik optik. (Gilang Perdana)

18 Comments