M230 Chain Gun: Kanon Otomatis yang Bikin AH-64 Apache Tampil Perkasa
Kombinasi rudal AGM-114 Hellfire dan roket Hydra 70 mm pada stub wing jelas membuat AH-64E Apache Guardian Puspenerbad TNI AD sebagai mesin pembunuh yang amat lethal. Tapi toh jika keda senjata tersebut tak terpasang, helikopter Apache masih punya senjata pamungkas yang ampuh, dan yang disebut ini termasuk sebagai senjata ‘organik’ dari setiap varian Apache.
Inilah kanon M230 Chain Gun 30 mm yang terdapat di bagian bawah fuselage, menjadikan sang helikopter terlihat perkasa, lantaran posisi laras yang terdongak tegak ke atas saat dalam posisi standby.
Meski saat itu masih mengandalkan Apache pinjaman dari AS, publik di Tanah Air pun sempat diperlihatkan atraksi penembakkan kanon M230 saat HUT TNI Ke-72 di Cilegon, Banten. Kanon yang menjadi ciri khas Apache ini tak sekedar canggih, tapi mencerminkan sisi futuristik. Lantaran gerakan kanon ini terintegrasi langsung dengan helm pilot lewat teknologi IHADSS (Integrated Helmet and Display Sight System), yang debut perdana sistem senjata ini diperkenalkan aktor Roy Schneider dalam film Blue Thunder (1983).
Sebagai kanon laras tunggal, M230 mampu menembakan peluru sebanyak 625 butir per menit. Sementara kecepatan luncur proyektil mencapai 805 meter per detik dengan jarak tembak efektif 1.500 meter dan jarak tembak maksimum 4.000 meter.
Tembakan gencar dari M230 difungsikan untuk membuyarkan konvoi kendaraan tempur atau kendaraan angkut personel, umumnya yang diincar adalah soft target. Untuk mengoperasikan senapan mesin yang punya bobot 56 kg ini cukup mudah, karena moncong senapan dihubungkan langsung secara elektronik dengan helm pilot, sehingga arah gerakan laras senapan selalu mengikuti dan mengarah pada sasaran yang sedang dilihat oleh pilot. Gerakan kombinasi antara helm pilot dan M230 itu membuat sasaran yang sedang diincar oleh pilot bisa ditembak secara presisi.
Dalam sekali terbang, M230 pada AH-64E Apache dapat membawa 1.200 peluru yang tersimpan pada kotak magasin dengan posisi di bawah kursi pilot dan terhubung lewat sabuk peluru. Jenis munisi yang dapat ditembakkan dari kanon ini adalah M788 Target Practice (TP), M789 High Explosive Dual Purpose (HEDP) dan M799 High Explosive Incendiary (HEI).
Baca juga: IHADSS – Sensasi Teknologi “Blue Thunder” Untuk AH-64E Apache Guardian TNI AD
Soal pengalaman tempur, sudah dipastikan debut kanon yang menyertai setiap Apache AS dan Inggris ini kental dengan sebutan battle proven. M230 dikembangkan oleh Hughes pada 1975 dan kini diproduksi oleh Alliant Techsystem. (Gilang Perdana)
Spesifikasi M230 Chain Gun
– Caliber: 30 x 113 mm
– Weight: 55,9 kg
– Length: 1.638 mm
– Width: 254 mm
– Height: 300 mm
– Rate of fire: 625 +/- 25 rpm
– Muzzle velocity: 805 m/s
– Effective firing range: 1.500 meter
– Maximum firing range: 4.000 meter
borong 96 biji .. ? biji apa terserah !!
Setelah Indonesia memiliki Mi-35, USA menyetui menjual AH 64 ke Indonesia… sesuatu yang sulit didapatkan dimasa lalu…
Setelah Sukhoi di perkuat dengan R-77, USA bersedia menjual AMRAAM ke Indonesia…
Ingat ! Di dunia tidak ada superhero ataupun villain yang ada hanya kepentingan pribadi
Emang Rusia itu Optimus Prime?
Pembelian Apache itu sudah disertai kontrak untuk 140 unit hellfire dan 32 peluncurnya.
Soal hellfire nggak dipajang saat peresmian itu soal biasa.
Hellfire baru dipasang saat perang atau saat latihan perang.
140 unit hellfire dan 32 peluncur itu bisa untuk 16 unit Apache.
bukannya satu pod di Apache itu kalau dipasang Hellfire Pod itu buat 4 Hellfire? jadi 1 Apache = 2 pod = 8 peluncur = 4 helikopter?
1 pod 4 hellfire.
Seharusnya 1 apache 4 pod.
Tetapi hanya dipakai 2 pod saja, 2 pod lainnya dipasang tabung peluncur roket ffar.
Jadi 1 apache 2 pod x 4 hellfire = 8 hellfire per unit apache.
140 / 8 = 17,5 unit apache
Tetapi untuk 140 hellfire ini, yang 12 unit akan bisa digunakan untuk cadangan latihan sehingga tersisa 128 unit yang akan dipasang di 16 unit apache saat diperlukan untuk bertempur.
Sedikit amat ya. Sekali serang udah abis amunisinya. Udah gak bisa perang lagi alias nongkrong di hanggar.
wakaakk … makanya makan bakwan dulu cakra pasopati kalo laper ga kuat puada .. yg punya heli apache didunia itu sedikit aekali negara negara , bangga dikit napa sih kok malah komentar ga karuan , long bow dan radar konde nya itu sesuatu yg vital dan sangat mudah dibongkar pasang dan pasti apache kita punya sesuai pesanan kan .. hehehe
Bahaya embargo tetap mengintai. Harus meniru Turki yg membuat sendiri.
@Rini,
Turki sekarang udah mau di embargo tuch. Bingung mereka juga tuch.
Jaman sekarang kalau mau produksi alutsista mandiri sebenarnya harus punya basis industri semi-conductor yg mumpuni dulu (dari hulu sampai hilir), termasuk juga industri logam, dan industri2x penunjang lainnya. (contoh: Korea Selatan)
Kayaknya turki beli lisensi heli mongoose dr itali….non rini
Yg lethal helinya apa senjatanya kl gitu..
Apache ground grade tan,tanpa radar” konde” minus rudal Hellfire.Plus ada ambel ambel embargo dari usa.Aja dibangga bangga in.Kenapa gak ambil dari Rusia?Paling nggak bisa meminimalisasikan resikonya.
siapa bilang ngak ada radar dan hellfire ?!
ngetik downgrade aja ground grade-_- resiko apa ?!
ngetik aja ngak becus sok-sok an komen lg !
“Kenapa gak ambil dari Rusia?Paling nggak bisa meminimalisasikan resikonya.”
tipikal russian fanboy
Kalo nggak salah dulu di situs ini pernah diulas kalo mesin apache mirip dengan cn 235. Mungkin itu yg melatarbelakangi peni pemilihan apache untuk tni
Iya mesin apache sama cn-235 sama2 T700, bedanya yg atu turboshaft yg atu lg turboprop
Nembus kaya apc turangga apa baracuda ga tu meriam apache?
pasti tembus 12mm aja tembus apalagi 30mm….
pasti tembus… apc dan ifv pasti tembus …..
kena palamu jg tembus..
Xixixi. Kejam amat tuh komen
pala ? nama buah
Boroooong…