Lockheed Martin Raih Kontrak Pembuatan Prototipe QuINS – Sistem Navigasi Inersia Pengganti GPS

Ketergantungan pada Global Positioning System (GPS) dalam navigasi modern menghadirkan kerentanan terhadap gangguan seperti jamming, spoofing, atau kondisi di mana sinyal GPS tidak tersedia. Untuk mengatasi masalah ini, teknologi navigasi alternatif yang tidak bergantung pada sinyal eksternal mulai dikembangkan, salah satunya adalah Quantum Inertial Navigation System (QuINS).

Baca juga: Pangkalan Udara Ein Shemer Diduga Jadi Biang Kerok ‘Spoofing’ GPS di Timur Tengah

Dari siaran pers Lockheed Martin (12/3/2025), disebut perusahaan pertahanan papan atas tersebut mendapatkan kontrak dari Defense Innovation Unit (DIU) – bagian dari Departemen Pertananan AS, untuk untuk membuat prototipe sistem navigasi inersia berbasis kuantum.

Sistem ini, yang dikenal sebagai QuINS, menggunakan sensor kuantum sensitif gerakan untuk menghitung posisi, kecepatan, dan orientasi platform tanpa bergantung pada sinyal GPS.

Lockheed Martin tidak sendirian dalam proyek ini, yang mana melibatkan kerja sama dari Q-CTRL dan AOSense. Tahap awal proyek ini berfokus pada pengujian kinerja QuINS dalam kondisi nyata, dengan tujuan meningkatkan navigasi militer dan potensi penerapan teknologi ini dalam navigasi sipil di masa depan.

 

Pengembangan awal QuINS dilakukan pada Mei 2020, saat peneliti dari UK Quantum Technology Hub Sensors and Timing, yang dipimpin oleh Imperial College London, mulai mengembangkan sistem navigasi inersia kuantum. Sistem ini menggunakan sensor kuantum untuk mengukur gerakan dengan presisi tinggi tanpa bergantung pada sinyal satelit, sehingga cocok untuk lingkungan di mana GPS tidak dapat diandalkan.

Pengembangan QuINS merupakan respons terhadap kebutuhan akan sistem navigasi yang andal tanpa ketergantungan pada sinyal satelit. Melalui kolaborasi antara industri dan lembaga penelitian, teknologi ini diharapkan dapat memberikan solusi navigasi presisi tinggi di lingkungan yang menantang.

Dokumen Pentagon Bocor: “Bom Pintar (JDAM) Kehilangan Presisi Akibat Jamming GPS Rusia”

QuINS memanfaatkan prinsip mekanika kuantum, khususnya fenomena superposisi dan interferensi kuantum, untuk mengukur perubahan posisi dan orientasi dengan presisi sangat tinggi melalui Atom Ultradingin, Interferometri Atom, dan tanpa ketergantungan pada satelit. Tidak seperti GPS yang bergantung pada sinyal satelit, QuINS dapat bekerja secara mandiri di berbagai kondisi.

Keunggulan QuINS dibanding GPS
1. Anti-Jamming dan Anti-Spoofing – Tidak dapat diintervensi seperti sinyal GPS yang bisa diblokir atau dipalsukan.
2. Dapat Digunakan di Segala Medan – Berfungsi di tempat di mana GPS tidak bekerja, seperti di bawah laut atau di dalam gua.
3. Akurasi Tinggi – Memberikan navigasi dengan presisi lebih baik dibandingkan sistem inersia konvensional.

Sementara potensi penggunaan QuINS di segmen militer seperti pada jet tempur, kapal selam, rudal, dan sistem senjata yang membutuhkan navigasi presisi tanpa bergantung pada satelit. Kemudian pada eksplorasi ruang angkasa, NASA tertarik dengan teknologi navigasi kuantum untuk navigasi antariksa tanpa GPS.

Jet Tempur F-15E Eagle Dipasangi DIGAR, Sistem Anti GPS Jamming dan Spoofing

Meskipun Quantum Inertial Navigation System (QuINS) menawarkan akurasi tinggi dan tidak bergantung pada sinyal satelit, teknologi ini masih memiliki beberapa kelemahan dibandingkan GPS, sepert QuINS saat ini membutuhkan laboratorium kuantum mini, dengan komponen seperti laser pendingin atom, ruang vakum, dan sensor ultra-presisi, yang membuatnya besar dan berat.

Sementara GPS hanya membutuhkan chip kecil dalam perangkat penerima, sedangkan QuINS masih sulit untuk dipasang di perangkat kecil seperti ponsel.

QuINS masih dalam tahap awal dan membutuhkan peralatan mahal, seperti laser presisi tinggi dan ruang vakum, sehingga biaya produksi dan operasional sangat tinggi. QuINS juga tidak bisa menentukan lokasi absolut seperti GPS, tetapi hanya menghitung pergerakan dari posisi awal.

Jika ada kesalahan kecil dalam pengukuran, maka kesalahan ini akan terus bertambah (drift) seiring waktu, sehingga butuh kalibrasi rutin. GPS, di sisi lain, selalu memperbarui posisi dengan data dari satelit, sehingga tidak mengalami drift.

QuINS tidak dapat langsung menentukan posisi, melainkan hanya mengukur perubahan dari posisi awal. Untuk navigasi jangka panjang, QuINS harus dikombinasikan dengan peta digital atau sensor eksternal lainnya agar tetap akurat. (Gilang Perdana)

Israel Lakukan ‘Spoofing’ GPS, Ancam Keselamatan Penerbangan di Laut Mediterania Timur