Litbang Politeknik Kodiklatad Uji Penembakan Sistem Peluncur MLRS “Busur Geni” Kaliber 90mm
|Dalam segmem senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System), kaliber 122 mm boleh dikata menjadi yang paling banyak disorot, lantaran masif digunakan Armed Korps Marinir dan telah roketnya sendiri (R-Han 122) telah mampu diproduksi di dalam negeri. Namun, itu bukan berarti pengembangan roket MLRS di kaliber lain diabaikan. Seperti Litbang Politeknik Kodiklatad TNI AD telah merilis roket MLRS kaliber 90 mm.
Baca juga: Rusia Rancang MLRS Tornado-G Varian ‘Air Droppable’ untuk Pasukan Linud
Dikutip dari armyrecognition.com (6/12/2021), disebutkan telah dilangsungkan uji coba penembakan prototipe roket kaliber 90 mm di AWR (Air Weapon Range) Lumajang, Jawa Timur. Seolah melanjutkan peluncur NDL-40, Politeknik Angkatan Data (Poltekad) melalui program litbang berhasil membuat prototipe peluncur roket yang diberi nama Busur Geni.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat ada uji coba peluncuran roket peluncur Busur Geni di sebuah area lapangan. Seperti dilansir dari kanal YouTube Poltekad pada 26 November 2021, terlihat peluncur roket Busur Geni terdiri dari delapan tabung dengan kemampuan posisi tembak 360 derajat.
Peluncur MLRS ini dapat dipindahkan secara hidraulik, yang dapat memfasilitasi urutan penembakan, menjaga jarak aman operator. Sasis dari peluncur MLRS ini memiliki kaki besi hidrolik (rempte control), untuk mempertahankan kestabilan posisi (grip) MLRS terhadap pijakan tanah. Begitu juga dengan sudut elevasi dari tabung roket bisa diatur derajat ketinggiannya. MLRS Busur Geni memiliki dua mode penembakan, yakni penembakan tunggal dan penembakan salvo delapan amunisi. Untuk menunjang mobilitas, Busur Geni dapat ditarik oleh rantis sekelas jip Land Rover.
Peluncur roket MLRS tak mesti dibuat dengan dalam ukuran besar, seperti halnya MLRS RM70 Grad/Vampire yang berisi 40 tabung peluncur. Balitbang Kementerian Pertahanan dan PT Ansa Solusitama Indonesia pernah merilis prototipe apa yang disebut sebagai Mekatronik Peluncur Roket Kaliber 70 mm. Dibanding sistem peluncur konvensional, peluncur mekatronik memungkinkan kendali penembakan dilakukan dengan manual mode dan automatic mode.
Baca juga: Peluncur Roket 70mm dengan Sistem Mekatronik
Dalam deployment-nya, peluncur roket ini dapat digerakan arah larasnya secara otomatis berdasarkan azimut dan elevasi. Peluncur roket ini ditampilkan dalam konsol yang terdiri dari empat tabung. (Gilang Perdana)
Roket kecil dgn jangkauan pendek tidak signifikan, baiknya dikembangkan aja jadi SAM seperti iron dome 👍👍
anak indonesia sudah profesional meluncurkan roket 10 mm setiap lebaran, sekali-kali bikin yang 300 mm sekalian, kenapa?
Waktu meluncur y roket ini bagus di Bandingkan punya rhan122b ,ketika mau meluncur ada ledakan dulu seperti petasan 🐸🐸🐸, kalo roket ini kan gak waktu di luncurkan normal seperti roket pada umumnya
Jamannya serangan presisi. Kalau bisa berpandu
Lihat videonya roket yg di tembakan kaya ada yg maju kebelakang,tapi klo sdh di sempurnakan dan di produksi tabung peluncurnya di perbanyak, bolak-balik ngisi kelamaan
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Ayo segera lakukan produksi besar2an sebanyak 10.000-20.000 unit MLRS Bisu Geni ini. Tingkatkan daya jelajahnya sejauh 500-1000 mil. Segera tempatkan di Natuna dan di atas KRI tipe LHD dan LPD. Adakan ujicoba secara salvo di LCS, utamanya di LNU untuk menggertak dan mendirikan bulu roma si bebek peking, agar tidak lagi memprotes pengeboran minyak dan gas di sana. Laksanakan ! Bravo !
Humvee pun cm lecet kl MLRS 90mm
Konsep MRLS ini bagus untuk pertahanan markas atau bandara kalau diserbu gerilyawan, atau untuk menyisir/melunakkan pertahanan perkubuan musuh didaerah pegunungan, krn jarak jangkau yang cukup jauh dan daya ledak yang besar dibanding mortir
mantapkan dulu teknologinya baru di publik expose
Pengganti MLRS NDL 40 Kaliber 70 mm 👍👍👍👍