Litbang Kemhan Uji Statis Drone Copter yang Dipasangi Senapan Serbu Pindad SS2 V5
|Drone yang dipasangi senapan serbu konvensional sudah beberapa kali diuji coba (di luar negeri), namun, di Indonesia hal tersebut masih langka, meski dalam lingkup prototipe sekalipun. Kalau pun ada, seperti drone yang dipasangi roket anti tank, baru dalam tahap mockup desain. Sementara uji coba belum pernah dijalankan. Nah, belum lama ini ada kabar Litbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) melakukan pengujian drone yang dipersenjatai senapan serbu.
Baca juga: Asisguard Songar – Drone Quadcopter dengan Integrasi Senapan Mesin
Dari siaran pers Kementerian Pertahanan – kemhan.go.id (9/8/2024), pada tanggal 25 sampai 26 Juli 2024. telah dilakukan uji statis atas Weaponized Drone di Lapangan Tembak Pussen Armed Batujajar, Bandung Barat. Uji statis dilakukan untuk melihat secara langsung kemampuan drone dalam membawa senapan serbu Pindad SS2 V5 dan untuk mendapatkan data recoil force (efek tolak balik).
Uji statis ini meliputi uji terbang drone payload penuh, yakni dengan memasang senapan serbu SS2 V5 dengan magasin terisi 30 butir munisi (hover & manuver) guna mengetahui kemampuan drone yang telah dibuat pada program sebelumnya. Kegiatan uji statis dilanjutkan dengan melaksanakan pengujian sistem weapon mounting serta sistem mekanik penembakan pada senapan serbu SS2 V5.
Kapuslitbang Iptekhan Marsma S. Arief Hardoyo mengatakan, bahwa disamping menguji sistem penembakan, kegiatan uji ini juga untuk mendapatkan data recoil force senapan yang akan dipasang pada drone. Pengujian weapon mounting & sistem penembakan menggunakan test rig yang telah dipersiapkan dengan dibantu oleh tim asistensi teknis senjata dari Pusdikpal Puspalad.
Pengujian statis ini sangat diperlukan untuk mendapatkan data recoil force pada senjata SS2 V5 yang rencananya akan dipasangkan pada wahana Weaponized Drone. Data recoil force ini untuk mengetahui seberapa besar tolak balik pada senjata SS2 V5 sehingga data tersebut dapat di analisa dan dapat di integrasi ke wahana Weaponized Drone.
Uji statis diawali dengan pembuatan konseptual desain, detail desain, proses manufacture yang disesuaikan dengan Top Level Manufacture model V berbasis Technology Readiness Level (TRL), Sebelum uji statis ada beberapa kegiatan software In The Loop (SIL) untuk mengetahui apakah perhitungan-perhitungan yang telah dianalisa baik secara manual maupun softwere sudah sesuai dengan desain yang telah dibuat, referensi dan object dengan requirement yang telah ditentukan.
Selanjutnya dilakukan pengujian beberapa material dan sistem part per part serta sistem persistem serta integrasi keseluruhan sistem dengan menggunakan Hartware In The Loop (HIL) yang telah direncanakan sebelumnya sehingga tahapan Litbang sesuai dengan Technology Readiness Leves (TRL) dan konsep Central of Exelent Litbang Pertahanan dapat diwujudkan dan meningkatkan Industri pertahanan.
Integrasikan Roket C90-CR, TNI AD Tampilkan Drone Copter Penghancur Tank
Weaponized Drone terdiri dari banyak komponen, sehingga tidak dapat diperlakukan sebagai satu bagian, dan semua komponen individu dan interaksi dengan perakitan harus dipertimbangkan dan disimulasikan sesuai sketsa dan model drone, didesain dan dirancang menggunakan perangkat lunak Computer Aided Design (CAD) Solidworks dan seluruh perhitungan simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak CAE (Computer Aided Engineering) ANSYS Workbench. Dari setiap komponen tersebut, masing- masing komponen saling memberikan interaksi pada komponen lainnya. Penentuan interaksi pada setiap komponen sangat berpengaruh terhadap hasil dan nilai simulasi yang diperoleh.
Uji statis dalam Rancang bangun Weaponized Drone secara keseluruhan akan menilai, apakah model yang telah dibuat sesuai performance, karakteristik dan requirement yang telah ditentukan, sehingga optimalisasi hasil litbang ini sesuai dalam era Revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung, yang membuka kemungkinan baru yang tidak terbatas pada peningkatan sistem pertahanan yang lebih baik untuk membangun masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan dalam menyongsong masa Society 5.0. yang mampu mandiri dalam menyelesaikan beragam tantangan yang diakibatkan perkembangan teknologi masyarakat dunia yang lebih modern dan komplek melalui inovasi dan evolusi dalam meningkatkan dan memperkuat sistem pertahanan kedepan.
Drone Lawan Drone, Israel Kembangkan Drone Quadcopter dengan Senapan Serbu
paling juga hangus kayak elang hitam..
Simpel, kalo pelurunya habis gimana cara ganti magazine nya? Kalo minigun masih oke lah walopun abis 1 menit tembakan terus pulang. Akan lebih baik Indonesia bikin drone kamikaze dari level quadcopter mini hingga medium lah. Itu jauh lebih efektif di Medan perang. Kalo mau Indonesia minta belajar langsung ke Armed Forces of Ukraine (AFU). Sapa tau hasil pengembangan Litbang TNI dan PTDI bisa diuji coba di sana langsung kan lumayan itu, bisa uji senjata biar botol pulpen gratis disana. Sisanya bisa dijual murah buat Mr. Zelensky. Ukraine lagi butuh banyak drone kamikaze dan peluru artileri loh. Indonesia gak ngambil peluang bisnis disana nih??? Yakin beneran gak mau???
Pakai drone kayak gini yang dipasangi senapan bukanlah cara yang cerdas.
Kalo drone nya jatuh kena tembak maka drone akan jatuh berikut senapan dan amunisinya. Ini sama saja mengantar senapan berikut peluru untuk diambil oleh musuh secara gratis.
Lebih baik drone ini dipasang mortir atau granat yang akan jatuh dan meledak manakala pinnya dicabut sesaat sebelum dijatuhkan.
kalau dipikir-pikir, daripada drone copter rasa2nya lebih mending pake drone quadcopter yang diseimbangkan dari 4 sisi, karena terkesan lebih imbang daripada drone copter yang kunci keseimbangannya bertumpu ditengah, atau memang ada alasan sendiri drone copter dipilih?
Mending ngembangin drone FVP dan hulu ledaknya untuk disebar di Papua sebagai hadiah bagi teroris OPM.