Update Drone KamikazeKlik di Atas

Lindungi Teritorial, Australia Canangkan Tebar Ranjau Laut Pintar dengan Sensor Akustik

(Ilustrasi)

Keparnoan (ketakutan) Australia kepada Cina tak kunjung surut, setelah membentuk pakta pertahanan bersama Amerika Serikat dan Inggris dalam AUKUS, Negeri Kanguru diketahui telah memproyeksikan akuisisi beragam alutsista strategis bernilai jumbo, mulai dari kapal selam bertenaga nuklir, rudal anti kapal jarak jauh, sampai yang terakhir sistem senjata berbasis laser penangkis serangan rudal hipersonik.

Baca juga: Analis Pertahanan Australia: Satu Pembom Stealth B-21 Raider Setara Enam F-35A, “Lebih Efektif untuk Menghadapi Ancaman dari Cina”

Masih belum reda atas kekhawatiran pada ekspansi Cina, kini diwartakan Australia akan menebarkan ranjau laut untuk melindungi teritoralnya. Dikutip dari The Sydney Morning Herald (23/1/2023), Australia akan melakukan investasi besar pertamanya dalam ranjau laut sejak Perang Vietnam, yakni dengan menghabiskan hingga Aus$1 miliar.

Penggelaran ranjau laut yang disebut berteknologi tinggi, tak lain mencegah Ciina dan musuh potensial lainnya mengirim kapal dan kapal selam ke perairan Australia. Ranjau laut adalah alat peledak mandiri yang dapat ditempatkan di titik strategis, seperti selat dan pelabuhan, yakni untuk meledakkan dan merusak kapal perang musuh yang melanggar batas.

Ranjau laut sudah digunakan di setiap konflik maritim sejak abad ke-14, tetapi tidak disukai oleh para pemimpin angkatan laut Barat dalam beberapa dekade terakhir, termasuk di Australia.

Kabarnya, Cina telah memproduksi persediaan hingga 100.000 ranjau laut sebagai bagian dari ekspansi militer besar-besaran. Sumber industri pertahanan mengatakan bahwa Pemerintah Federal Australia akan segera mengumumkan penandatanganan kontrak untuk pembelian sejumlah besar ranjau laut dari pemasok senjata di Eropa.

foto: [email protected]

Departemen Pertahanan Australia bermaksud untuk membeli ranjau laut pintar yang ditempatkan di dasar laut multi-pengaruh canggih yang bereaksi terhadap pengaruh akustik, magnet, dan tekanan dari kapal yang lewat di atasnya. Ranjau laut jenis ini dapat diletakkan di dasar laut dari kapal permukaan, kapal selam atau dari pesawat udara.

Seorang juru bicara Departemen Pertahanan Australia mencatat bahwa ranjau laut modern dapat membedakan antara target militer dan kapal sipil, baik kapal kawan dan lawan, membuatnya berbeda dari ranjau laut konvensional.

Ranjau laut yang ingin diperoleh Australia dapat diaktifkan dan dinonaktifkan dari jarak jauh setelah diletakkan, memungkinkan kapal komersial dan angkatan laut negara sahabat untuk bisa melewati terusan dan pelabuhan dengan aman.

Ranjau laut konvesional

Total biaya akuisisi ranjau laut dirahasiakan, tetapi diperkirakan berkisar antara $500 juta hingga $1 miliar. Untuk pemasok ranjau laut, diduga akan mengacu pada pilihan dua negara produsen ranjau laut terkemuka, yaitu Italia dan Spanyol.

Hugh White, profesor emeritus studi strategis di Universitas Nasional Australia, mengatakan “Ranjau laut adalah cara yang murah dan hemat biaya untuk menenggelamkan kapal.

Baca juga: Ranjau Dasar Laut Pengaruh, Jebakan Penghantar Maut Bergaya Torpedo

Jenis ranjau laut yang akan ditanam Australia sejatinya pernah dikembangkan di Indonesia, meski hanya sampai berwujud prototipe, Ranjau Dasar Laut Pengaruh (RDLP) rancangan Dislitbangal (TNI AL) pernah diperlihatkan ke publik dalam beberapa pameran militer. Disebut ranjau “pengauh”, karena ranjau ini aktivasinya dipicu dari pengaruh akustik dan mekanik. Sedangkan ada kata “dasar laut,” karena ranjau ini statusnya berada (ditempatkan) di dasar lautan. (Gilang Perdana)

7 Comments