Lindungi Ruang Udara Arab Saudi, Amerika Serikat Siapkan Aerostat Air Defence Radars

Wilayah Arab Saudi acap kali mendapatkan serangan drone kamikaze yang diluncurkan milisi Houthi dari Yaman. Meski berupa drone ukuran mini, namun, kerusakan yang ditimbulkan cukup besar, terutama jika yang disasar adalah instalasi minyak dan bandara. Meski diwartakan pernah menarik baterai sistem hanud Patriot dari Arab Saudi, rupanya Amerika Serikat tak ingin meninggalkan sekutunya dalam kesulitan.

Baca juga: Tangkal Serangan Drone di Arab Saudi, Washington Kirim Phaser High Power Microwave Counter Drone

Kilas balik ke Oktober 2019, bahkan Washington sampai mengirimkan Phaser High Power Microwave Counter Drone. Perangkat canggih milik Raytheon secara khusus diboyong Arab Saudi guna dilakukan uji evaluasi operasional guna menangkal serangan drone. Dalam uji coba, Phaser disebut telah berhasil menjatuhkan dua drone mini dengan gelombang tinggi.

Phaser dipasang pada platform trailer ukuran 20 kaki, sistem senjata anti drone ini sudah dilengkapi radar terintegrasi untuk mendeteksi dan melacak pergerakan dari drone. Pilihan untuk mengeliminasi drone terdiri dari ‘mengganggu’ dengan jamming hingga ‘merusak’ drone sasaran.

Lepas dari upaya di atas, rupanya ada hal lain yang kini tengah diupayakan Negeri Paman Sam. Mengutip dari Janes.com (19/1/2021), US Air Force Life Cycle Management Center (AFLCMC) telah merilis request for information (RFI) untuk adopsi radar udara yang dipasang pada wahana aerostat, dimana radar pada aerostat digadang dapat melakukan deteksi lebih optimal pada kehadiran rudal, drone dan jet tempur yang terbang rendah.

US AFLCMC dalam studinya menyimpulkan bahwa penggelaran radar intai di permukaan (ground radar) kurang efektif di Arab Saudi, pasalnya dari kontur geografis yang berupa kombinasi gurun dan perbukitan, menjadikan cakupan atau coverage dari ground radar tidak optimal, serta tidak ekonomis karena membutuhkan banyak kehadiran stasiun radar untuk menutup blank spot.

US AFLMC memberi ilustrasi, antena radar yang ditempatkan pada ketinggian menara 30 meter dikatakan tidak dapat melihat ancaman yang terbang pada ketinggian 100 kaki (30 meter) sampai jaraknya 45 km.

Solusi yang diusulkan US AFLMC adalah dengan menaikkan posisi radar, semisal dengan meningkatkan keberadaan radar pada ketinggian 5.000 kaki (1.524 meter), maka jangkauan radar dapat mencapai 180 km dengan cakupan 360 derajat. US AFLMC merekomendasikan instalasi radar ini pada 13 titik area pertabatasan di Arab Saudi.

Sebagai platform dalam solusi US AFLMC adalah Aerostat, yaitu balon udara yang berperan sebagai low level airborne ground surveillance system. Karena disebut mengudara di low level, maka konsepnya berbeda dengan HAPS (High Altitude Platform Station), meski sama-sama mengandalkan wahana balon udara.

Aerostat sebagai stasiun radar sejatinya bukan barang baru, Lockheed Martin dan Raytheon diketahui telah melakukan serangkaian uji coba radar di Aerostat sejak awal dekade 90-an. Adopsi Aerostat memungkinkan pengawasan udara sepanjang tahun di kondisi gurun, gunung, dan pantai dengan kecepatan angin hingga 102 km per jam. Dua sistem Aeorstat idealnya disiapkan di setiap lokasi untuk menyediakan backup operasional bila suatu waktu diperlukan.

Selain coverage 360 derajat, sistem radar airborne pada Aerostat nantinya punya jarak minimum deteksi hingga batas garis pandang, minimal mampu mendeteksi kehadiran sasaran pada ketinggian 30 meter. Ancaman tersebut bisa mencakup rudal jelajah, drone dan pesawat dengan radar cross section di bawah 0,1 m2.

Salah satu model Aerostat yang kini tersedia adalah JLENS, berupa sistem sensor over-the-horizon dengan daya tahan lama yang dirancang terutama untuk mendeteksi dan melacak rudal jelajah musuh; Dengan payload berupa radar Active Electronically Scanned Array (AESA) EL/M-2083, JLENS dapat mendeteksi dan melacak pesawat terbang rendah dan sistem udara tak berawak pada jarak 500 km.

JLENS yang mengudara pada ketinggian 15.000 kaki (7.600 meter) menggabungkan kemampuan untuk mendeteksi dan melacak rudal balistik, roket kaliber besar, dan sasaran permukaan di darat dan laut. Sistem JLENS terdiri dari dua aerostat yang diintegrasikan dengan radar pengintai dan radar pengendali tembakan.

Baca juga: Militer Cina Gunakan Aerostat, Jadi Bukti Kehadiran HAPS di Laut Cina Selatan

Aerostat sebagai balon udara terkoneksi ke instalasi di permukaan (ground station) lewat kabel tethering. Untuk alasan keamanan dan keselamatan, ruang udara di sekitar lokasi penambatan Aerostat dibatasi untuk radius setidaknya 5 km dan ketinggian hingga 15.000 kaki (4.600 m) harus steril. (Gilang Perdana)

7 Comments