Lindungi Kantor Kepresidenan, Polisi Militer Taiwan Siaga dengan Senjata Anti Tank

Personel Polisi Militer (PM) pada pagi hari (28/7) siaga dengan membawa senjata anti tank, rasanya terdengar tidak lazim, namun itulah yang terjadi di Taipei, persisnya sejumlah anggota PM dengan mengendarai motor dan ranpur lapis baja CM-32 “Clouded Leopard” terlihat berada di sekitaran Kantor Kepresidenan. Ada apa gerangan di wilayah yang dianggap separatis oleh Beijing ini?

Baca juga: Hadapi Invasi Cina Daratan, Taiwan Lakukan Kamuflase Urban pada Kendaraan Tempur

Faktanya tidak ada kup alias kudeta, melainkan konvoi anggota PM di atas merupakan bagian dari skenario latihan, di mana disimulasikan pasukan musuh berusaha untuk menguasai beberapa situs penting dan strategis di ibu kota Taiwan tersebut. Demikian kegiatan di atas menjadi tajuk yang dilaporkan oleh cna.com.tw (29/7/2021).

Tampil dengan senjata anti tank, lantas jenis senjata apakah yang dibawa oleh personel PM Taiwan? Masih dari sumber yang sama, disebutkan jenis senjata tank yang digunakan personel PM adalah Kestrel. Nama yang terasa asing dalam teliga netizen di Indonesia, namun inilah jenis roket anti tank produksi nasional Taiwan.

Kestrel merupakan jenis senjata yang diluncurkan dari bahu, senjata ini dikengkan oleh National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST) pada periode 2008-2012. Dan sejak 2015, Kestrel telah diproduksi oleh NCSIST, setidaknya 500 pucuk Kestrel telah diproduksi untuk kebutuhan personel Angkatan Darat dan Penjaga Pantai Taiwan.

Kestrel punya panjang 110 cm, bobot 5 kg dan peluncurnya terbuat dari fiber reinforced plastic (FRP). Kelengkapan Kestrel mencakup alat bidik berupa optical sight serta dudukan untuk night vision scope.

Baca juga: Diuji di Langkat, Paskhas Gunakan Roket Anti Tank M80 Zolja

Dengan roket berhulu ledak HEAT (High Explosive Anti Tank), jarak tembak efektif senjata ini mencapai 400 meter, sementara bila menggunakan hulu ledak HESH (High Explosive Squash Head), jarak tembaknya 150 meter. (Bayu Pamungkas)

4 Comments