Lewat Lobi Dubes, Denmark Tawarkan ToT dan Kerjasama Produksi Radar Intai
|Seolah mengikuti gaya lobi empat duta besar negara pembuat Eurofighter Typhoon ke Kementerian Pertahanan RI, Selasa pekan lalu (1/9/2015), Duta Besar Denmark untuk Indonesia, H.E. Casper Clynge melakukan kunjungan ke Menhan Ryamizard Ryacudu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Agenda Sang Dubes terkait tawaran kerjasama dalam pembuatan radar dan transfer of technology (ToT).
Baca juga: Kohanudnas Operasikan Weibel Portable Radar
Meski nama Denmark tak sekondang Inggris, Perancis dan AS dalam pembuatan radar, namun Denmark sudah memiliki portfolio pengembangan radar, khususnya pada radar bagi kepentingan militer. Sebelum tawaran dari Dubes Casper Clynge dilontarkan ke Menhan Ryamizard, TNI telah mengadopsi dua jenis radar militer dari Negeri Skandinavia tersebut. Seperti pemasangan radar intai SCANTER 4100 buatan Terma yang digunakan pada frigat KRI Fatahillah 361 dan korvet Bung Tomo Class. Kemudian ada radar Weibel Portable buatan Weibel Scientific yang digunakan oleh Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).
Baca juga: Terma SCANTER 4100: Radar Intai Terbaru Untuk KRI Fatahillah 361
Baca juga: Terma SKWS DLT-12T: Perisai Serangan Rudal Anti Kapal di Korvet SIGMA Class TNI AL
“Kami sampaikan bahwa komitmen Pemerintah Denmark untuk dapat berinvestasi di Indonesia. Jadi nanti pembelian radar ini tidak hanya semata-mata menjual radar saja, tetapi juga ingin memberikan transfer teknologi, penyediaan lapangan kerja dan juga akan ada produksi bersama”, ujar Casper Clynge, dikutip dari Kemhan.go.id (3/9/2015). Lebih lanjut perusahaan pembuat radar di Denmark siap berkerjasama dengan perusahaan di Indonesia baik dari BUMN maupun perusahaan swasta. Diharapkan ke depan Indonesia mampu membuat radar secara mandiri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri, bahkan di expor untuk kebutuhan di kawasan.
Seperti diketahui, potensi pengadaan radar bagi alutsista TNI terbilang menggiurkan, sebut saja dalam proyek development armada KCR (Kapal Cepat Rudal) yang belum tuntas, ditambah pembangunan Perusak Kawal Rudal (PKR SIGMA Class 10514), plus instalasi radar bagi Kohanudnas, menjadikan produsen radar militer gencar menawarkan solusinya di Indonesia. (Ryan)
kita musti sadar kalu radar tuh sangat penting banget bagi sistem pertahanan udara kita , percuma punya jet tempur canggih kalu ngak didukung sama radar yang bagus , ingat udah banyak kejadian pesawat asing nyelonong masuk bebas tanpa kita bisa antisipasi …. ,kita hrs serius membenahi sistem radar yg ada …. kelihatannya radar kita udah banyak yg jadul ….
Besar ke inginan besar juga biaya nya namun besar jugalah kegunaannya dan manfaatnya, maka diperlukan kebijakan untuk membeli dan memproduksi sesuatu agar kelak alat itu berguna untuk negara ini,
skrg ini zaman DRONE dan LASER, senjata alat super HYPERSONIC betul kata yth pak habiebie… pemerintah harus di ingatkan. salam
Semoga pemerintah Indonesia bisa segera menindak lanjuti tawaran ToT ini karena ke depan besar potensi nya untuk kita bisa memproduksi sendiri teknologi radar sehingga mengurangi kemungkinan sistem radar kita di “kerjain” oleh pihak lain terutama jika Indonesia sedang dalam konflik dengan pihak pembuat sistem radar.