Leonardo Falco Xplorer, Drone Intai MALE Tanpa Komponen Buatan Amerika Serikat
|Meski bukan baru pertama kali merilis drone, namun nama Leonardo SpA boleh dibilang tak begitu kondang dalam jagad drone global, maklum perusahaan asal Italia ini jauh lebih punya nama dalam segmen sistem elektronik persenjataan. Namun di Paris AirShow 2019 yang dihelat akhir Juni lalu, Leonardo membuat kejutan dengan memperkenalkan sosok drone terbesar yang pernah dibuatnya, yaitu Falco Xplorer.
Baca juga: Bila Akhirnya Drone Tempur MALE TNI Berasal dari Cina
Walau rintisan baru, Leonardo Falco Xplorer bisa disebut tak terlalu menarik perhatian jagad pemerhati alutsista, lantaran desain Falco Xplorer memang ‘biasa’ saja. Secara umum, Falco Xplorer yang ditenagai satu mesin turboprop ini mirip dengan Wing Loong series buatan Cina dan Anka-S buatan Turki, terutama dalam penggunaan konsep sayap ekor V tail.
Mengutip dari siaran pers, Falco Xplorer didebut sebagai varian dari kelurga drone Falco. Dengan mesin jenis Rotax, drone asal Negeri Venezia ini dapat lepas landas dengan bobot maksimum 1,3 ton. Sementara kapasitas payload yang dapat dibawa mencapai 350 kg.
Dirunut dari spesifikasi, Falco Xplorer masuk jenis drone MALE (Medium Altitude Long Endurance), karena drone dapat terbang sampai ketinggian 9.200 meter dan terbang dengan endurance lebih dari 24 jam.
Kampiun sebagai perusahaan elektronik pertahanan papan atas, sudah barang tentu Falco Xplorer akan dicangkok beragam sistem canggih. Diantara yang jadi andalan adalah radar multimode (SAR) synthetic aperture radar Gabbiano T-80UL, yang dapat melakukan pemetaan dan pergerakan di permukaan tanah, LEOSS electro-optical turret, automatic identification system (AIS) dan SAGE signals intelligence (sigint) suite.
Sistem kendali Falco Xplorer mengusung beyond line of sight dari satellite communications (satcom) suite. Untuk menggarap unit ground control station, Leonardo menggandeng Piaggio Aerospace.
Lantas apakah Falco Xplorer dapat dipersenjatai? Pihak Leonardo menyebut itu dimungkinkan, meski platform awal drone ini belum akan dipersenjatai. Leonardo Falco Xplorer mematuhi peraturan Sistem Kontrol Teknologi Rudal (MTCR) dan dapat beroperasi di wilayah udara terpisah dan tidak beregregasi. Satu lagi yang unik disebutkan, bahwa sistem drone ini sepenuhnya tidak menggunakan komponen buatan Amerika Serikat dan Jerman.
Baca juga: Kejutan! Garuda Indonesia Bakal Akuisisi Drone Berkualifikasi HALE, BZK-005
Falco Xplorer kini masih dalam tahap uji coba, kabarnya drone ini tengah mendapatkan sertifikasi NATO STANAG4671, yang artinya dapat beroperasi di seluruh wilayah negara anggota NATO. Serangkaian uji terbang telah dilakukan, dan terus disempurnakan sepanjang 2019, dan penyerahan perdana pada pelanggan potensial akan dilakukan pada 2020. (Gilang Perdana)
bebas……… gak ada as dan gerombolan kongres setan
gue yakin ini drone kok dibeli dan nembak copet boleh.
gak ada komponen hantunya sih……
Nikmatnya bisa bikin sendiri, tidak bergantung pasokan part dari negara tertentu.
setuju,tapi perlu perjuangan dan kerja keras serta kerja cerdas,kalou kerja kerja saja ya kuli juga kerja dan sangat rajin serta pekerja keras(kasar)tapi yang membedakan seorang pekerja keras dan seorang pekerja cerdas adalah hasil dari pekerjaan tersebut,.
Tetep teknologi awal ide dari USA..
mungkin maksud kamu ini drone kw?.
Lho awal2 teknolpgi drone usa yg buat tetep ada campur tangan mereka.
admint ini judul dari sananya kah?apa mungkin dari tim indo sendiri?.
menohok sekali judul nya,seperti kampanye anti amerika,walau seharus nya tidak perlu dijelaskan dalam iklan atau brosur,karna seolah ada komponen amerika engak akan laku ini drone,.
“Direktur Utama PT PAL, Budiman Saleh mengatakan, bahwa kapal rumah sakit ini……. Kapal ini akan dibangun secara paralel dengan pendekatan modular system. Pendekatan tersebut diperuntukan sebagai optimalisasi durasi pembangunan kapal agar tepat waktu.”
Apa ini ☝️🏻 artinya PT PAL telah berhasil menyerap teknologi modular yg dari damen yg diterapkan pd desain kapal LPD 🤔
modular itu desain yang dipecah atau dibagi bagi kalou tidak salah,biasanya itu buat kapal yang besar dan baru dirakit dilaut.
jadi engak masalah asal bisa buat tentu bisa juga kita mengunakan sistem modular tersebut,tapi malah lebih payah menyatukan sistem modular ketimbang buat kapal nya secara langsung,.
ini sebenar nya mengunakan sistim modular karna inport dan kita kebagian sedikit pekerjaan plus ilmu,itu kalau dak salah,jadi mohon dikoreksi.