Leonardo AW139M: Modern Medium Lift Utility Helicopter, Penantang Dominasi Black Hawk dan Caracal
|Dalam polling Indomiliter.com yang sedang berjalan saat ini terdapat nama helikopter yang terbilang kurang populer, apalagi jika dikaitkan dengan kelas helikopter angkut sedang serbaguna (multirole) – Medium-Lift Utility Helicopter – yang tengah dilirik TNI. Tapi inilah Leonardo AW139M yang dari aspek teknis kami anggap layak disandingkan dengan H225M Caracal dan Sikorsy S-70i Black Hawk. AW139M sendiri pada dasarnya merupakan versi militer dari AW139, dan di Indonesia AW139 telah dikenal sebagai helikopter tercanggih dengan kemampuan endurance tertinggi yang dimiliki BASARNAS (Badan SAR Nasional).
Baca juga: AgustaWestland AW139 SAR – Helikopter BASARNAS dengan Endurance Tertinggi
Meski secara teknis bisa disandingkan dengan Caracal dan Black Hawk, yakni sudah mengandalkan full glass cockpit, twin engine, dan tidak memiliki pintu rampa (ramp door), harus diakui mungkin akan butuh ‘tenaga’ ekstra bila Leonardo Helicopters berniat menawarkan AW139M ke Indonesia. Sebagai informasi, produk lain dari Leonardo, yaitu AW101 kini statusnya masih menjadi polemik akibat jalur pengadaan yang kurang jelas. Di laur kelaziman, AW139 versi SAR pesanan BASARNAS pun tak dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI), melainkan oleh PT Indopelita Aircraft Services. Walau sejatinya pihak BASARNAS sangat puas pada performa AW139, toh akhirnya yang dipilih untuk pengadaan helikopter SAR selanjutnya adalah AS365N3+ Dauphin buatan Airbus Helicopters yang dirakit PT DI.
Baca juga: Terima Dua Unit AS 365N3+, BASARNAS Kini Punya Empat Helikopter Dauphin
Seperti halnya jargon yang digadang Black Hawk dan Caracal, AW139M dirancang untuk menndukung seabreg misi, mulai dari surveillance, utility, troop transport, special force insertion, medevac (medical evacuation), Combat SAR, command & control, dan fire support (bantuan tembakkan). Mirip dengan Caracal, AW139M sudah menggunakan lima bilah baling-baling utama (main rotor blade). Sumber tenaganya berasal dari dua mesin turbin 2 x Pratt & Whitney PT6C-67C. Dengan dukungan teknologi One Engine Inoperative (OEI), mesin dirancang untuk adaptif dalam beragam kondisi ektrim. Kemampuan hovering yang baik juga menjadi daya pikat AW139 sebagai heli tempur yang tangguh.
Baca juga: Bukan UH-60M, Helikopter Black Hawk Untuk TNI AD Adalah S-70i

Dari sisi avionik, teknologi kokpitnya sudah tergolong state-of-the-art display dengan 4-axis digital autopilot (with hover mode) dan full digital electronic engine control (FADEC) meminimalkan beban kerja pilot dan mengoptimalkan efisiensi operasional.
Sebagai helikopter militer, AW139M sudah barang tentu punya ke-khasan, ini bisa dilihat dari hadirnya NVG (Night Vision Goggles) yang kompatibel dengan pencahayaan di luar dan dalam helikopter, secure communications termasuk jalur V/UHF, HF, dan Satcom, serta tactical data link berikut video data link. Yang membedakan dengan versi sipil, pada bagian hidung heli terdapat radar intai dan cuaca. Jika mau paket komplit seperti halnya varian SAR bisa dilengkapi electro optical/infra red dengan laser range finder serta illuminator. Untuk keamanan awak kokpit dan penumpang, Leonardo telah menyiapkan modular armour.

Lantas bagaimana dengan urusan persenjataan? AW139M dapat dipasangi wing pylon pada sisi kiri dan kanan. Di pylon ini dapat dipasang roket FFAR dan rudal anti tank, bahkan rudal udara ke udara. Tak mau kalah dengan Black Hawk, ada window gun yang bisa dipasangi senapan mesin sedang FN MAG kaliber 7,62 mm. Atau jika mau lebih sadis lagi pada door gun bisa dipasang senapan mesin berat 12,7 mm sekelas M2HB Browning.


Baca juga: FN MAG 7,62mm GPMG: Senjata Multi Platform, Andalan Infanteri Hingga Beragam Rantis TNI
AgustaWestland 139M fasilitas dasarnya juga mencakuo electrical hoist kit yang dapat menarik beban lewat tali seberat 272 kg, panjang kabelnya sendiri 90 meter. Pintu geser besar di setiap sisi kabin menyediakan akses yang luas ke kabin untuk korban dan tandu. Uniknya AW139 memiliki tambahan 3,4 m3 dari kompartemen bagasi yang dapat diakses dari dalam atau luar helikopter. Selain digunakan oleh militer Italia, AW139M juga telah dipesan oleh AB Pakistan. (Gilang Perdana)
Spesifikasi AW139M
– Overall Length: 16,66 meter
– Overall height: 498 meter
– Rotor diameter 13,8 meter
– Powerplant: Pratt & Whitney PT6C-67C Turboshafts with FADEC
– Weight (MTOW) Internal load: 6.400 / 6.800 kg dan External Load 6.800 kg
– Crew 1-2
– Passenger seating: Up to 15 in light order, or 8 deployable troops in combat order and 2 armed cabin crew for aircraft protection
– Stretchers: Up to 4 (with 5 attendants)
– Baggage compartment: 3.4 m3
– Max speed: 310 km/h
– Cruise Speed: 306 km/h
– Rate of Climb 10.9 m/s
– Service Ceiling 6.096
– Maximum range: 1.061 km
– Maximum endurance: 5 h 13 min
@admin
Request info tentang H225M Caracal salah satu penantang helikopter angkut multirole yg lain
@Kevin, sudah pernah kami kupas di http://www.indomiliter.com/intip-lebih-dekat-helikopter-sar-tempur-ec-725-super-cougar-tni-au/ .H225M adalah EC725 Super Cougar, hanya beda nama tapi barang sama.
Mbuhlah,,, monopoli kartel airbus-pt.di,,, gimana mau maju
Ngak ada kartel pak
Airbus jauh lebih menguntungan
Pada waktu PT. DI susah, justru Airbus mau membantu
Lalu dimanakah perusahaan lainnya ????
Mau nya senang saja, pada waktu susah lariiiiiii
Lebih menguntungkan lg kalo hasil penjulananya bisa dinikmati kesemua karyawan ptdi,tp nyatanya,,?
Lebih menguntungkan lg kalo ptdi mau membersihkan manajemen pengadaan terhadap setiap kontrak yg ada,sehingga bisa di delivery dgn tpt waktu,tpt mutu,tpt biaya.
@Saya, anda ketipu
silahkan baca komen saya di “Pertengahan Tahun Ini, PT DI Mulai Serahkan Helikopter AS556 MBe Panther Ke TNI AL” bagian bawah sendiri..dan komen lainnya di situ
@nakedangel : Paling itu akal2an dirut produksi aja pak,biar nama ptdi tetep harum,,
Saya sih tetep penasaran,coba suatu hari nanti bukti kontrak itu d share k publik,,
sebenarnya heli yang konpetitif jika dibandingkan dg kompetitor lainnya. hanya kasus kemarin telah membuat imagenya sedikit rusak. disisi lain kerjasama airbus dengan pt di yang kuat dan sejarahnya dalam mendukung kemandirian kita membuat pesawat/helikopter membuat leonardo/agusta westland sulit u memasarkan heli ini disini.
Sebenarnya ini hel iyg bagus…cara menjualnya (aw-101) aja yang serampangan
kalau yg ini (aw-139 ) dijual secara serampangan gak kang ?