Update Drone KamikazeKlik di Atas

Leleka 100 – Dioperasikan Dalam Misi Intai Melawan Rusia, Inilah Drone Produksi Ukraina

Peran drone tak bisa dilepaskan dari peperangan di Ukraina, selain masif diberitakan seputar aksi drone tempur Bayraktar TB2 dalam menggasak sasaran kendaraan tempur Rusia, rupanya ada jenis drone intai produksi dalam negeri yang berperan aktif dalam misi Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR). Drone yang dimaksud adalah Leleka 100 yang digunakan Angkatan Darat Ukraina.

Baca juga: A1-SM “Fury” – Kecil-kecil Cabe Rawit, Inilah Drone Intai Ukraina dalam Konflik di Donbass

Leleka 100 atau disebut “Stork” merupakan produksi Ukrspecsystems, perusahaan swasta Ukraina. Leleka 100 menjadi drone ketiga produksi dalam negeri dan digunakan militer Ukraina. Drone pertama yang digunakan AD Ukraina adalah Spectator-M1 produksi VAT Korolev Meridian dari grup industri pertahanan Ukroboronprom, mulai beroperasi pada Juni 2019. Drone kedua adalah A1-SM Fury produksi Athlone-Avia, mulai beroperasi pada April 2020.

Hebatnya, ketiga drone di atas kesemuanya adalah produksi perusahaan swasta nasional, yang menyiratkan dukungan pemerintah Ukraina dalam mendorong majunya industri pertahanan dalam negeri lewat order (pembelian) secara nyata.

Khusus tentang Leleka 100, Angkatan Bersenjata Ukraina memberikan otorisasi penggunaan drone ini pada 11 Mei 2021. Jumlah yang dipesan mencapai 114 unit, dan belum dipastikan, apakah pesanan sudah dapat dituntaskan atau tertunda, mengingat keburu pecah perang dengan Rusia pada 24 Februari 2022 lalu.

Dikutip dari overtdefense.com, sejauh ini ada sekitar 300-an drone A1-SM Fury dan Leleka 100 yang telah beroperasi penuh dalam dinas militer Ukraina. Sumber tak resmi menyebut, sebelum resmi dioperasikan militer, Leleka 100 telah digunakan secara informal oleh pejabat Angkatan Darat Ukraina sejak 2015. Kabarnya, pasukan Ukraina di wilayah Donbass juga banyak menggunakan jasa drone ini.

Lantas apa yang membut Leleka 100 terasa spesial bagi militer Ukraina? Disebut-sebut, drone bertenaga propeller ini mengadopsi navigasi inersia yang canggih, yang memungkinkan pengoperasian dilakukan dalam kondisi parah dan tanpa menggunakan GPS. Muatan elektro-optik dan inframerah dapat ditambahkan ke sistem. Bahkan dalam situasi yang paling sulit, drone dapat memberikan informasi intelijen, pengawasan, dan pengintaian yang berkelanjutan, siang dan malam. Drone dapat digunakan baik dalam operasi sipil dan militer di darat dan di laut.

Menurut Angkatan Darat Ukraina, Leleka 100 memiliki metode kontrol otomatis yang memungkinkan operator untuk fokus pada analisis data dari drone, dan teknologi ini membuat pekerjaan operator jauh lebih mudah.

Sistem drone juga memiliki spesifikasi tahan angin. Menurut pihak manufaktur Leleka 100 dapat digunakan dalam kondisi kecepatan angin hingga 20 meter per detik. Sementara radius penerbangan drone mencapai 55 kilometer, dan drone ini dapat bertahan di udara selama 1,5 hingga 3,5 jam.

Baca juga: Inilah Profil Orbiter 2B, Drone Intai Andalan Korps Paskhas TNI AU

Leleka 100 punya panjang 1135 mm, lebar bentang sayap 1980 mm dan tinggi 352 mm. Berat maksimum saat tinggal landas hanya 5,5 kg dan dapat diluncurkan dengan teknik handheld. Leleka 100 dapat terbang sampai ketinggian maksimum 1.500 meter. Selama mengudara, drone ini dapat mentransmisikan video link terenkripsi dengan kualitas 720 HD sampai jarak 45 km. (Gilang Perdana)

One Comment