Lawan Serangan Drone Kamikaze FPV, Rusia Luncurkan “Triton” – Sistem Jammer untuk Main Battle Tank
Lantaran dianggap ampuh, serangan drone kamikaze dengan teknologi FPV (First Person View) kian masif digunakan oleh Ukraina dan Rusia. Sekalipun kedua negara itu memanfaatkan drone kamikaze FPV, namun baik Ukraina dan Rusia, terus berupaya menetralsir serangan drone FPV itu sendiri. Seperti dalam pameran pertahanan Army 2023 (14-20 Agustus 2023) di Patriot Park, Moskow, Rusia menampilkan sistem proteksi anti drone kamikaze FPV yang disebut “Triton”.
Persisnya Triton adalah sistem pertahanan elektronik yang dipasang pada Main Battle Tank (MBT), yakni beroperasi dengan teknik jamming yang dapat ‘membutakan’ kendali drone dari ‘tangan’ operator (pilot drone). Laporan Ria Novosti (16/8/2023), menyatakan bahwa sistem pertahanan elektronik “Triton” terhadap drone FPV dikembangkan oleh PPSh Laboratories untuk MBT Rusia.
Menurut laporan tersebut, sistem perlindungan drone FPV Triton telah diintegrasikan dengan ke MBT Rusia untuk pertama kalinya. Dalam Army 2023, prototipe sistem perlindungan elektronik Triton dipamerkan pada MBT T-72B3M. Triton dirancang untuk mengganggu saluran kontrol dan transmisi data drone FPV. Sistem berfungsi di empat rentang frekuensi: 868, 915, 1300, dan 2400 MHz.
Selain itu, Triton dapat dikelola melalui kendali jarak jauh dan dapat menarik daya secara mandiri dari baterainya sendiri atau jaringan onboard tank.
Drone FPV dioperasikan oleh pengontrol jarak jauh dan dilengkapi dengan kacamata virtual atau augmented reality. Teknologi ini memungkinkan transmisi langsung dari kamera drone secara real-time ke kacamata operator. Dan operator drone mengalami perspektif yang mirip dengan berada di dalam pesawat.
Russie : Le laboratoire PPSh a présenté Triton, un système basé sur un char pour tenter de lutter contre les drones FVP, lors du forum Army-2023. pic.twitter.com/QvIvr9pR8F
— Rebecca Rambar (@RebeccaRambar) August 17, 2023
Drone FPV sebagian besar dilengkapi dengan hulu ledak penembus lapis baja yang dirancang untuk menetralkan kendaraan lapis baja atau muatan fragmentasi berdaya ledak tinggi yang dirancang untuk menghancurkan benteng dan personel. Drone FPV memerlukan pilot jarak jauh yang terampil, serta unggul dalam kecepatan dan ketangkasan.
Sifat ekonomi FPV mengkompensasi tingkat keberhasilannya yang relatif sederhana dalam hal penghancuran target. Tingkat keberhasilan serangan drone kamikaze FPV disebut dalam kisaran 50 hingga 80 persen.

Lantaran mengandalkan transmisi langsung untuk kendalinya, umumnya drone FPV tidak memiliki jangkauan operasional yang luas, umpan video real-time mereka ke kacamata operator tidak memungkinkan mereka untuk melampaui beyond line of sight (LoS). Karakteristik unik ini memposisikan mereka sebagai pelengkap potensial untuk serangan artileri.
Baca juga: MBT Leopard 2A6 Keok Diserang Drone Kamikaze Lancet 3, Ini Sebabnya!
Upaya untuk mengganggu (jamming) fungsi drone FPV secara elektronik menjadi tantangan, karena mereka mengandalkan sinyal video analog untuk beroperasi di ketinggian yang lebih rendah, membuat mereka lebih kebal terhadap serangan elektronik. (Gilang Perdana)