Lawan Kebakaran Hutan, Jet Tempur Gripen Luncurkan Bom Pintar
|Beragam cara dilakukan untuk memadamkan kobaran api besar yang melanda kawasan hutan, selain mengandalkan cara konvensional lewat penyiraman air dan powder, ada kalanya diperlukan upaya khusus yang agak ekstrem, seperti melawan api dengan api atau disebut smoldering. Seperti yang yang terjadi Swedia baru-baru ini, titik api dihantam langsung dengan metode smoldering, yang jadi tak biasa sang eksekutor pemadaman adalah sebuah jet tempur.
Baca juga: Kamov Ka-32A 11BC – Fire Fighting Helicopter dari Rusia dengan Sertifikasi Barat
Tidak seperti biasanya water bombing yang dilakukan oleh helikopter dan pesawat transport, kebakaran hutan yang melanda kawasan Älvdalen Municipality dianggap sudah mengkhawatirkan otoritas di Negara Skandinavia tersebut. Musim panas kali ini menyebabkan munculnya beberapa titik api dan zona kebakaran kian meluas. Bahkan dilaporkan evakuasi warga sudah dilakukan untuk menghindari terjangan kebakaran hutan yang meluas.
Dikutip dari thedrive.com, setelah upaya pemadaman konvensional dihentikan pada 18 Juli, maka pada 25 Juli 2018, sebuah jet tempur Gripen C dari Wing F 17 Kallinge melaksanakan bombing secara presisi dengan menggunakan bom pintar (smart bomb) GBU-49/B Paveway. Dipilihnya smart bomb dikarenakan tingkat kesulitan yang tinggi untuk bisa menjangkau area titik api.
Dengan dipandu laser, satu unit GBU-49/B Paveway yang berisi muatan bom MK82 seberat 250 kg, dilaporkan sukses menghantam titik api. Secara keseluruhan, efektivitas pemadaman api dengan smart bomb masih terus dikaji lebih lanjut.
Smoldering pada prinsipnya adalah upaya pemadaman kobaran api dengan cara menghilangkan elemen pendukung kobaran api, yaitu oksigen dan bahan bakar, seperti daun dan vegetasi. Dengan adanya reaksi kimia, maka kobaran api tidak akan berlanjut, persisnya ledakan dari bom akan memakan semua oksigen lokal, dan akibatnya api pun padam.
Walau tergolong revolusioner, cara penanganan api dengan smart bomb masih mengundang tanya, terutama terkait keselamatan pada petugas penyisir di hutan. Adanya kemungkinan pecahan bom yang belum meledak bisa menjadi risiko yang harus diperhitungkan. Maklum dalam skenario, smart bomb GBU-49/B Paveway membawa hulu ledak seberat 87 kg.
Baca juga: Bombardier CL-415 – Flying Boat Turboprop Modern, Pernah Ditawarkan ke Indonesia
Dengan dipandu laser serta kombibasi GPS (Global Positioning System), GBU-49/B Paveway dapat diluncurkan 14,8 km dari sasaran dengan kecepatan luncur Mach 0.06. Secara umum, bom yang dikembangkan Texas Instruments dan Raytheon ini punya panjang 3,3 meter, lebar 270 mm dan lebar bentang sirip 1,32 meter. Tingkat akurasi atau circular error probability dari bom pintar ini adalah 9 meter. (Haryo Adjie)
Turah duwit…..si dark rider
Wah kemenhut kelihatannya perlu akuisisi yang ini, 8 biji aja deh.
Xixixixi
g usah kan katanya sukoi multirole
lumayan lah, pesawat gripen buat pemadam kebakaran saja…daripada kagak laku2…tapi nama nya di ubah jadi pesawat bombe…
Bagus nih pesawat.. ayo kementerian perhutanan beli lah.. ntar kasih sirine diatasnya trus dicat merah, jgn dipake tempur buat madamin api hutan aja
Kenapa gak pakai MOAB aja ya, meledaknya diatas tanah, dan secara teroti lan kalau MOAB meledak dalam radius tertentu oksigen akan dihisap habi, menciptakan ruang vakum, pas kan buat memadamkan api