[Laporan Khusus] Yang Unik dari Lanud Neuburg, Sarang Tactical Air Wing 74 Luftwaffe
|Dalam perpektif umum, instalasi militer identik dengan penjagaan ketat, bahkan bila instalasi militer yang dimaksud menjadi basis alutsista, maka penjagaan bakal lebih ekstra. Namun ada pemandangan yang unik di Lanud Neuburg yang jadi sarang Tactical Air Wing 74 di Negara Bagian Bavaria, Jerman.
Baca juga: Conformal Fuel Tanks, Terobosan Eurofighter Typhoon Untuk ToT di Indonesia
Sore itu, 5 November 2019, Indomiliter.com mendapat kesempatan masuk dan melihat dari dekat aktivitas lanud utama AU Jerman (Luftwaffe) ini, bersama beberapa jurnalis dalam Airbus Trade Media Briefing 2019. Bukan bermaksud mengecilkan arti pengamanan di akses masuk Lanud tersebut, tapi memang ada yang sesuatu unik buat ‘mata’ kami yang biasa melihat penjagaan akses instalasi militer di Indonesia.
Saat kami tiba di akses masuk, tidak nampak model penjagaan yang angker. Pun tidak nampak petugas dengan seragam ala provost yang berjaga di pos pintu masuk. Justru petugas jaga berparas ganteng mirip aktor Chris Evans terlihat santai mengenakan kostum training pack. Dari empat petugas jaga saat itu, hanya nampak satu orang yang menyandang pistol di pinggang. Selepas melewati pintu masuk, tanpa ‘basa basi’ kami langsung melihat deretan bunker Eurofighter Typhoon.
Sebagai lanud yang menaungi jet tempur dengan misi taktis, model hanggar di Lanud Neuburg kesemuanya menggunakan model bunker (satu bunker untuk satu pesawat). Untuk kamuflase, pada bagian atas bunker ditumbuhi rerumputan sehingga tidak kentara bila dilihat dari udara.
Tactical Air Wing (TAW) 74 yang berlokasi di Lanud Neuburg punya peran vital dalam konsep pertahanan udara Jerman dan NATO. Jika di Indonesia, kualifikasi Lanud Neuburg bisa disejaarkan dengan “Lanud Tipe A” seperti Lanud Iswahjudi, Lanud Roesmin Nurjadin, dan Lanud Supadio yang berisikan skadron udara tempur. Di Lanud Neuberg yang berdiri sejak 11 Juli 1912, saat ini menjadi rumah bagi dua skadron tempur Eurofighter Typhoon.
Dalam sambutan yang ramah dan bersahabat, Letnal Kolonel Swen Jacob selaku Commander Flying Group TAW 74 memberikan presentasi seputar sejarah Lanud Neuberg, termasuk kerusakan total lanud ini saat dihujani bom oleh sekutu dalam Perang Dunia II. “Dalam empat kali serangan udara yang masif, total ada 1.800 bom udara yang dijatuhkan ke Lanud Neuburg,” ujar Jacob. Fokus penghancuran oleh sekutu ke lanud ini tentu ada ada alasannya, pasalnya Lanud Neuberg menjadi pusat pelatihan untuk penerbagan pesawat tempur jet NAZI Messerschmitt Me262. Di era Perang Dunia II, lanud ini juga terkenal sebagai basis operasi penerbangan di malam hari.
Baru kemudian pada 1958, Lanud Neuberg mulai dibangun kembali dan beroperasi penuh pada tahun 1961, kala itu lanud ini menjadi sarang bagi jet tempurr F-86K Sabre. Berlanjut di tahun 1964, ikut bagian dalam kampanye NATO, lanud ini menjadi rumah bagi jet tempur intercept F-104G Starfighter. Sebelum saat ini didiami oleh Eurofightrer Typhoon, Lanud Neuburg menjadi sarang bagi penempur F-4 Phantom, pesawat ini resmi purna tugas di AU Jerman setelah 34 tahun beroperasi pada 12 Juni 2008.
Swen Jacob menjelaskan bahwa struktur komando (perintah) operasi di TAW 74 ada dua, yaitu dari komando nasional (semacam Kohanudnas di Indonesia) dan dari NATO command.
“Untuk merespon kesiapan tempur, di TWA 74 terdapat minimal dua jet tempur siaga yang selama 24 jam dalam status Quick Reaction Alert (QRA). Penerbang diharuskan dapat terbang 10 menit setelah perintah diberikan (scramble),” ujar Jacob. Ia menambahkan, Eurofighter Typhoon yang dalam mode QRA punya konfigurasi full armament, mulai dari senapan mesin internal – Mauser BK-27 kaliber 27 mn, rudal udara ke udara jarak pendek berpemandu infrared dan rudal udara ke udara jarak menengah berpemandu radar.
Baca juga: Radar AESA – Absen di Sukhoi Su-35, Hadir di Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper
Dari 140-an unit Eurofighter Typhoon yang dimiliki AU Jerman saat ini, sekitar 30-an unit ada di Lanud Neuburg dengan 40 pilot. Seperti halnya Lanud Tipe A di TNI AU, maka di Lanud Neuburg juga ada beberapa skadron penunjang, seperti skadron ATC (Air Traffic Controller), skadron teknik dan simulator. Secara keseluruhan, Lutwaffe punya tiga TWA lain yang juga mengoperasikan Eurofighter Typhoon.
Dalan kunjungan kami ke Lanud Neuburg, Swen Jacob menjamu kami di hanggar operasi dan maintenance. Pada kesempatan itu, Ia memberi kesempatan untuk melihat langsung aktivitas latihan terbang di sore hari, sebanyak 5 Eurofighter Typhoon T1 (varian tandem – latih) hari itu take-off dengan afterburner di hadapan kami. Dinginnya suhu Neuburg yang sekitar 4 derajat celcius saat itu, nyaris tak terasakan saat melihat momen spektakuler yang sempat kami abadikan dalam video di atas. (Haryo Adjie – Neuburg, Jerman)
Lanud Tarakan atau Gorontalo (tergantung yang mana yang lebih strategis) bakal jadi rumah bagi 8 pesawat COIN setara Super Tucano dan 12 pesawat LIFT setara FA50. Baik Tarakan maupun Gorontalo dekat dengan perbatasan Filipina. Kedua jenis pesawat itu cocok sebagai balance of power terhadap Filipina. Selain itu baik Gorontalo maupun Tarakan terletak dekat Laut Sulawesi dan kepulauan Mindanao yang rawan aksi terorisme dan pembajakan kapal. Kedua jenis pesawat ini akan masuk dalam pengadaan dalam periode tahun 2020-2024.
Ada lanud yg di hidden mode berarti, buat komuflase dibukalah lanud yg seolah² utama
Dahulu Luftwaffe menjadi pioneer pespur di PD2 seperti me 262,bf 109,fw 190,stuka ju 87…setelah jerman kalah,teknologinya diambil alih sekutu dan russia,dan ace terbanyak juga diambil jerman
Di sini mau masuk perumahan elit aja hrs ninggalin KTP. Bukti bhw negara blm mampu menjamin keamanan.
Sembarangan ente @dul……melecehkan menhan !!!
Yaa lu masuk jalan kaki, keluar bawa motor
.. !!!
Lanud Tarakan pun punya peran vital dalam konsep pertahanan udara, krn menyangkut perbatasan negara diutara.
Makanya sejak tahun 2015 dilakukan pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan selter di lanud Tarakan utk ditingkatkan statusnya dari Type C menjadi Type B. Juli 2018 lanud Tarakan dirubah namanya oleh KASAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjadi Lanud Anang Busra.
Pembangunan lanud ini sesuai permintaan dari Panglima TNI, seiring kekuatan udara Indonesia yang pindah dari Makassar ke Tarakan. Maka nantinya lanud Tarakan akan ditempatkan 1 squadron pesawat tempur dan squadron intai. Menurut kabarnya drone CH-4B akan ditempatkan disini. Bakal makin garang nih TNI kita dng tetangga yg coba2 di Ambalat.
Bagaimana menurut bung admin.?
Menarik… tidak sabar menunggunya hehehe