Update Drone KamikazeKlik di Atas

Lanjutkan Kejayaan di Drone Bawah Laut, General Dynamics Rilis Bluefin-12

Kilas balik ke tahun 2014, saat itu nama drone bawah laut Bluefin-21 milik AL AS menjadi yang paling banyak disebut, lantaran wahana AUV (Autonomous Underwater Vehicle) ini dianggap yang paling canggih dan diandalkan dalam operasi SAR terbesar di dunia saat misi pencarian bangkai pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH-370 yang jatuh pada 8 Maret 2014 di Samudera Hinda.

Baca juga: Bluefin-21: Drone Bawah Laut AS Yang Diciduk AL Cina di Laut Cina Selatan

Meski hasil pencarian Bluefin-21 nihil, namun nama drone bawah laut besutan Bluefin Robotics ini kadung menjadi kondang, tambah ramai lagi saat otoritas Cina pernah menangkap’ Bluefin yang dianggap beroperasi tanpa izin di Laut Cina Selatan. Nah, di DSEI 2019 yang baru saja usai dihelat di London, General Dynamics Mission Systems yang menjadi induk Bluefin Robotics meluncurkan varian baru dari keluarga Bluefin, yaitu Bluefin-12 Lightweight Medium-Class Unmanned Underwater Vehicle (UUV).

Dengan label “Lightweight Medium-Class,” maka ada beberapa kemampuan Bluefin-12 yang memang tak sekuat Bluafin-21. Seperti Bluefin-21 yang sanggup menyelam sampai kedalaman 4.500 meter, maka Bluefin-12 kedalaman selamnya hanya sampai 200 meter. Meksi begitu, Bluefin-12 ditampilkan dengan sistem modular, sehingga lebih adaptif untuk menjalankan beragam misi surveillance di bawah permukaan laut.

Drone ‘mata-mata’ bawah laut ini ditenagai empat baterai 1.9 Kwh rechargeable Li-Ion. Baterai dirancang untuk pergantian cepat dan dapat dapat diisi ulang dalam waktu enam jam. Soal kecepatan rupanya bervariasi, mengutip dari gdmissionsystems.com, disebutkan saat melakukan misi selama 24 jam, maka kecepatannya 3 knots. Sementara saat berlayar untuk 36 jam, maka kecepatannya hanya di 2 knots. Namun kecepatan dapat ditingkatkan sampai 6 knots, bergantung pada kebutuhan misi yang diemban.

Antara Bluefin-12 dan Bluefin-21 membawa komposisi payload berupa perangkat sensor yang sama, diantaranya mencakup Sonardyne Solstice 3000 multi-aperture sidescan sonar, turbidity and fluorometer sensor dan sound velocity sensor untuk mengetahui suhu dan tekanan di bawah laut.

Bluefin-12 mengusung navigasi berbasis dedicated inertial navigation system dan doppler velocity log, untuk itu pada antena Bluefin sudah mencakup keberadaan perangkat integrated GPS, WiFi dan iridium dengan visible strobe. Sementara cara pengendalian drone ini dari kapal di permukaan mengandalkan kombinasi ethernet/WiFi/Iridium dan sistem akustik.

Baca juga: Hugin 1000 AUV – Drone Bawah Laut TNI AL, Mampu Menyelam Hingga 3.000 Meter

Dari spesifikasi, Bluefin-12 punya panjang 4,83 meter, diameter 32 centimeter dan berat 250 kg. Untuk soal kedalaman menyelam, nampaknya Hugin 1000 milik TNI AL masih lebih handal, setidaknya dari kemampuan menyelam yang sampai kedalaman 3.000 meter. (Gilang Perdana)

11 Comments