Lama Tak Terdengar Kabar, Rudal Grom Kembali Diuji Tembak di Pantai Sekerat
|Sudah lumayan lama tak terdengar kabar tentang rudal hanud SHORAD (Short Range Air Defence) Grom. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan dalam uji tembak, pamor Grom yang digadang sebagai pengganti rudal Rapier terasa pudar. Alih-alih justru Arhanud TNI AD melirik rudal SHORAD MANPADS (Man Portable Air Defence System) lain, seperti dari jenis Mistral dan Starstreak. Namun belum lama ini diwartakan rudal Grom kembali diuji tembak di Pantai Sekarat Bengalon, Sangatta, Kalimantan Timur.
Baca juga: Grom – Pernah Jadi Rudal Utama Arhanud TNI AD
Dikutip dari tniad.mil.id, uji tembak rudal buatan Mesko, Skarżysko-Kamienna, Polandia ini dilangsungkan pada Sabtu, 25 November 2017. Sebagai unit pelaksana adalah Denarhanud Rudal 002/Bontang. Dalam uji tembak terlihat rudal Grom melesat setelah ditembakkan dari peluncur Poprad yang menggunakan basis kendraan Land Rover Defender. Sementara sebagai sasaran tembak nampak target drone Elang lansiran Dislitbangad (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat).
Dalam sumber yang sama, tidak disebutkan secara persis apakah rudal Grom yang ditembakkan berhasil mengenai sasaran atau tidak. Selain rudal Grom, dalam Kobra Modular Air Defence System juga terdapat sistem hanud berupa kanon twin gun ZUR kaliber 23 mm yang komposit dengan dua peluncur Grom. Dalam Kobra Modular Air Defence System terdiri dari platform peluncur rudal Grom, kanon twin gun ZUR 23 mm, 3D Sola multi beam search radar dan battery command vehicle.
Gelar alutsista ini secara khusus ditempatkan untuk melindungi beberapa obyek vital yang terdapat di kawasan Bontang. Dalam sesi uji coba rudal Grom, langsung mendapat tinjauan dari Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Sonhadji.
Baca juga: Sola MMSR – Radar Penjejak Sasaran Pada Kobra Air Defence System Arhanud TNI AD
Secara spesifikasi, Grom mempunyai berat 10,5 Kg, serta berat berikut peluncur mencapai 16,5 Kg. Bobot hulu ledak Grom yakni 1,82 Kg, sedangkan diameter Grom hanya 72 mm dan panjang rudal 1.566 mm. Bagaimana dengan soal jangkauan? Jangkauan tembak Grom horizontal yakni 5.500 meter dan jangkauan tembak vertikal antara 3.000 sampai 4.000 meter, dengan minimal jangakauan tembak 10 meter. Untuk kecepatan, Grom bisa menguber target dengan kecepatan 650 meter per detik. Pihak pabrik menyebutkan, Grom bisa beroperasi pada suhu -35 sampai 50 derajat celcius, jadi secara teori cukup layak digunakan di Indonesia.
Grom berpemandu infrared, sistem penembakan yakni mengusung konsep fire and forget, atau setelah ditembakkan secara otomatis rudal akan mengejar sumber panas sasaran. Secara umum, antara Rapier dan Grom punya kodrat yang sama dalam menguber target, yakni sama-sama mengincar target yang terbang rendah dengan manuver dan kecepatan tinggi.
Baca juga: Rudal Rapier – Berjaya di Malvinas Jadi Andalan TNI 2 Dekade
Sementara untuk kanon ZUR kaliber 23 mm, memiliki jangkauan tembak maksimum vertikal 2.000 meter, dan jangkauan tembak horizontal 3.000 meter. Meriam ini diawaki oleh 6 awak, 2 bintara dan 4 tamtama. Dengan konsep komposit/hybrid, amumisi meriam dan rudal dapat ditembakkan ke target secara simultan, hingga mencapai daya hancur yang berlipat. (Gilang Perdana)
Drone untuk sasaran latihan tembak, apakah sudah ada pabriknya di sini?
Sudah ada bung, nama pembuatnya PT. M3 (Mandiri Mitra Muhibbah)
coba sekali kali rhan 122 jadi target…cuizzz dur
kaya’ny gak kena traget…udah lah..abisin aja stok grom,..drpd kinerjany payah,…itung2 buat latihan para operatornya…drpd kadaluarsa,..
https://m.youtube.com/watch?v=yhz61twCdww lah ini dichanel youtube indomiliter malah sukses kok grom
itu video lama,…wkwkwkkk…liat release ny…mei 2017,…lagian gak jlas kena apa ngg’…cuman ada triakan2 gitu…
Dulu yang ngreken barang ini, sekarang sudah pensiun kali…..xixixix
Kalau target kena, pasti di published diberitahukan tapi kalau….. ya nggak
Pernah gw tanya ke operator di ajang pameran. Katanya target uji coba kurang besar, jd ga kena. Padahal QW3 menggunakan target yg sama
Tak menggerunkan