Kuwait Berat’ Melepas, Malaysia Lanjutkan Negosiasi Pembelian F/A-18C/D Hornet yang Sempat Tertunda

Kilas balik ke akhir Desember 2021, saat itu ada keinginan dari Angkatan Udara Malaysia (TUDM/RMAF) untuk membeli jet tempur F/A-18C/D milik Angkatan Udara Kuwait yang masih dalam kondisi baik dan dengan jam operasi rendah. Namun, seiring waktu berjalan, tidak ada lagi kabar kelanjutannya.

Baca juga: Genjot Postur Kekuatan Udara, Malaysia Ingin Borong Armada F/A-18C/D Hornet Milik Kuwait

Baru belakangan ini, tersiar kabar bahwa negosiasi untuk pembelian F/A-18C/D Kuwait kembali  dilanjutkan, lepas dari soal anggaran, rupanya ada tantangan lain yang bisa mengganjal dalam negosiasi.

Seperti dikutip defencesecurityasia.com (11/5/2024), perwakilan Angkatan Udara Malaysia akan mengunjungi Kuwait bulan depan untuk melakukan negosasi pembelian. KSAU Malaysia Tan Sri Mohd Asghar Khan Goriman Khan menyatakan, jet tempur F/A-18C/D Hornet milik Kuwait masih dalam kondisi baik dan memiliki jam operasional lebih rendah dibandingkan armada Hornet yang digunakan Malaysia.

KSAU Malaysia menyatakan harapannya untuk akuisisi tersebut, meskipun Kuwait perlu mempertahankan dan meningkatkan armada jet Hornet yang ada, lantaran ada kasus keterlambatan pengiriman F/A-18E/F Super Hornet yang tengah dipesan dari Amerika Serikat. “Pada kunjungan mendatang, baik TUDM maupun pemerintah Malaysia akan menentukan jumlah pesawat yang dibutuhkan,” ujarnya KSAU Malaysia.

Setelah Empat Dekade, Boeing Akhiri Jalur Produksi Jet Tempur F/A-18 Hornet di Tahun 2025

Karena keterlambatan pengiriman Super Hornet, Kuwait telah meminta Amerika Serikat untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan armada jet Hornet dengan anggaran senilai US$1,8 miliar. Kuwait berencana untuk terus menggunakan Hornetnya hingga menerima Super Hornet yang telah dibelinya. Untuk itu, Departemen Pertahanan AS menyetujui kemungkinan perjanjian Foreign Military Sales (FMS) dengan Kuwait senilai US$1,8 miliar untuk pekerjaan teknik dan pemeliharaan, termasuk peningkatan perangkat lunak, peningkatan komponen mesin, perbaikan mesin, suku cadang pesawat, dan lain-lain.

Pekerjaan pemeliharaan dan peningkatan pada Hornet oleh Kuwait secara langsung menunjukkan bahwa negara Timur Tengah tersebut mungkin belum siap untuk ‘berpisah’ dengan Hornetnya, baik kepada Malaysia atau pihak lain.

AU Australia Perpanjang Usia Jet Tempur F/A-18F Super Hornet Hingga Satu Dekade Mendatang

Maret lalu, Kementerian Pertahanan Malaysia menyampaikan harapannya untuk memperoleh F/A-18C/D Hornet bekas dari Kuwait, namun keinginan tersebut terhenti karena kurangnya komitmen dari pemerintah Kuwait.

Bagi Angkatan Udara Malaysia, rencana pengadaan F/A-18 Hornet bekas pakai Kuwait merupakan bagian dari program RMAF Capacity Development Plan (CAP55) Phase 1. Dimana selain akuisisi armada Hornet dari Kuwait, Angkatan Udara Malaysia juga akan memodernisasi armada pesawat latihnya pada tahun 2022.

Saat ini, Angkatan Udara Malaysia mengoperasikan 8 unit F/A-18D Hornet yang sudah dibekali bom pintar Paveway II laser guided bomb. Termasuk dalam paket modernisasi, kedelapan Hornet Malaysia akan dimodernisasi hingga dapat digunakan sampai tahun 2035.

Angkatan Udara Kuwait mengoperasikan 39 unit F/A-18C/D Hornet, terdiri dari 31 unit varian single seat (F/A-18C) dan 8 unit varian tandem seat (F/A-18D). Sebagai modernisasi Angkatan Udara Kuwait telah mengoperasikan 28 unit F/A-18 E/F Super Hornet – terdiri dari 22 unit (F/A-18E) dan 6 unit (F/A-18F). Angkatan Udara Kuwait pada tahun 2016 mengorder 28 unit Typhoon, terdiri dari 22 unit varian kursi tunggal dan 6 varian tandem seat. (Gilang Perdana)

Sempat Tertunda, AU Kuwait Resmi Terima Batch Pertama Jet Tempur Eurofighter Typhoon

4 Comments