Kurang ‘Sreg’ Terima Sukhoi Su-30, Belarusia Mulai Lirik F-16 Fighting Falcon
|Sebagai sekutu Rusia, sudah barang tentu arsenal alutsista Belarusia adalah lansiran Rusia, atau minimal kental dengan turunan Rusia. Belarusia pun dipilih Indonesia sebagai lokasi upgrade jet tempur Sukhoi Su-27 Skadron Udara 11 yang telah tuntas beberapa waktu lalu. Namun ada kabar yang mengejutkan, bahwa AU Belarusia terkesan ogah-ogahan untuk menerima jet tempur multirole Sukhoi Su-30 dari Rusia.
Baca juga: Mengenal “Veresk” – Active Jammer Pod dari Belarusia untuk Sukhoi Series
Sebagai informasi, AU Belarusia kini dalam proses akuisisi Su-30SM, dari 12 unit yang dipesan, empat diantaranya saat ini sudah diserahkan oleh Rusia. Lantas apa yang menyebabkan AU Belarusia mulai berpaling dari produk sekutunya?
Seperti dikutip dari ibtimes.com (30/11/2019), disebut bahwa kalangan pemerhati dan AU Belarusia kurang senang dengan kedatangan Su-30, pangkal musababnya bukan karena Su-30 dianggap kurap canggih, namun ternyata mereka prihatin pada biaya akuisisi Su-30, belum lagi jika bicara life cycle costs yang tak memungkinkan Belarusia untuk mengoperasikan Su-30 secara optimal.
Masih dari sumber yang sama, dikatakan Su-30 dibeli Belarusia untuk menggantikan armada MiG-29 yang telah uzur. Acquisition cost per unit Su-30 memang terlihat menggiurkan, yaitu di kisaran US$50 juta. Namun biaya pemeliharaan selama 35 tahun (life cycle period) mencapai rentang US$185 hingga US$210 juta per unit pesawat. Belarusia saat ini mengoperasikan 12 skadron dari berbagai jenis pesawat. Secara matematis, negara ini membutuhkan anggaran US$2,22 hingga US$2,52 miliar untuk mempertahankan life cycle pesawat dalam 35 tahun pengoperasian.
Kelemahan dari Sukhoi Su-30 adalah umur mesin yang pendek, setidaknya selama periode life cycle, dibutuhkan minimal enam kali penggantian mesin. Dan biaya akan lebih besar, mengingat Su-30 menggunakan dua mesin yang harus diganti sepasang.
AU Belarusia justru melirik apa yang berhasil dipetik Polandia, negara tetangganya yanhg kini menjadi anggota NATO itu mengoperasikan MiG-29 dan F-16 C/D. Namun belakangan, AU Polandia lebih menyukai menggunakan F-16 yang bermesin tunggal dan punya life cycle cost lebih rendah ketimbang pesawat twin jet Rusia.
Di luar kelaziman, kabarnya AU Belarusia telah menyatakan minatnya pada F-16. Kabar tersebut dibenarkan pihak Lockheed Martin yang menyebut Belarusia tengah mencari peluang untuk menggunakan F-16 di masa depan.
Walaupun rancangan F-16 tak banyak berubah sejak diciptakan pada dekade 70-an, namun predikat battle proven memang menarik minat, termasuk diminati oleh negara yang selama ini dikenal sebagai loyalis Rusia.
Perbandingan antara acquisition cost dan life cycle cost yang ditawarkan pabrikan jelas beda-beda, tentu bergantung pada kandungan teknologi, komposisi material, dan elemen komponen yang digunakan. Kebanyakan kasus yang tejadi di dunia, negara dengan kocek ngepas lebih mengedepankan acquisition cost yang rendah, dan tidak terlalu fokus pada life cycle cost. Alhasil banyak operator jet tempur yang memang bisa mendatangkan jet tempur baru, tapi tak sanggup untuk menerbangkan jet tempur secara maksimal. Hal ini terjadi lantaran biaya operasional pesawat yang besar, sehingga menjadi beban dalam biaya operasional.
Baca juga: Inilah Dilema Pengadaan Jet Tempur: Acquisition Cost Vs Life Cycle Cost
Yang masuk ke dalam life cycle cost diantaranya ada A/C investment, initial provision package, maintenance dan petrol, oil & lubricants. Jika disarikan lagi, kemudian muncul istilah operational cost per hour (biaya operasi per jam). Elemen operational cost per hour inilah yang jadi pertimbangan penting dalam pengadaan je tempur. Secara teori, jet tempur dengan mesin tunggal lebih irit dan ekonomis ketimbang jet tempur bermesin ganda. (Bayu Pamungkas)
Keliwatan ini…..kita capek-capek nyervis pesawat disono lantaran yakin ni pesawat emang jempolan, ehhh malah bengkelnya minat ama tunggangan yg laen 😣😣😣
Masalahnya bukan kwalitsanya tp biaya rondaan yg besar, ya kalau untuk fight su30 tiada tanding untuk gen 4,5,,,untuk menekan coast emang cuman strategi ini yg cocok, untuk intersep dan fight flanker dan hansipnya f16v. 😂😂😂
Gk ada coast duble engine tuk rondaan yg murah, indonesia udah sangat2 bijak dengan strategi rondaan pakai f16 tp kalau untuk intersep dan fight gunakan flanker. 👍👍👍
Itu kan sudah di jelaskan bukan masalah canggih y tapi lebih ke biaya perawatan , kalo gak salah kita juga pernah impor mesin zet tempur dari salah satu negara barat, pernah ada berita y , mesin ini di pake buat Sukhoi kita
Apa gunanya punya pespur canggih kalo tingkat kesiapan terbangnya rendah…….berarti skill pilotnya juga
kepengaruh donk 🙆
Atau emang pespur ini lebih hebat dari pengawaknya….🤔
Lah bukan nya di perang Kosovo F 16 berhasil menembak jatuh mig 29..
Apakah latihan lebih besar jam terbangnya ketimbang patroli???? Kalau sekedar mempertajam kemampuan terbang pilot bisa dibarengin dengan latihan menggunakan simulator, tp kalau patroli apa bisa menggunakan simulator????
Intinya untuk menjaga kesiapan tempur pespur duble engine si pilot bisa dibarengi menggunakan simulator untuk mempertejam atau pun menjaga kemampuan terbang pilot, gk ada satu merk pespur duble engine yg murah biaya perawatannya dan oprasionalnya, oleh sebab itulah indonesia tetep menggunakan single engine untuk patroli agar biaya perawatan dan oprasional bisa jauh lebih murah.
berarti memang kita pesan F16 V ga salah..
karena memang butuh pesawat yg rendah biaya operasional per jam nya. tp dgn kemampuan yg tinggi
Belum pernah dengar f16 bikin pilot pespur duble engine jantungan, kalau gripen pernah bikin pilot thypon pantatnya basah,,,sayang sanksi catssa di depan hidung jd indonesia wajib milih f16v 😂😂😂
Jika masalah pesawat keluarga Sukhoi terletak pada mesinnya yang masa usianya relatif lebih pendek daripada mesin buatan barat maupun US. Kenapa sukhoi kita gak diganti ke mesin buatan barat atau US ya?
Emang bisa? Emang boleh?
Bukan hanya mesin, Airframenya juga berumur pendek, komponen avioniknya juga sama pendeknya umurnya bila dibandingkan produk barat
Semoga suatu saat rusia mulai memikirkan rancangan pespur single engine yg canggih dan ekonomis,karena pasar masa depan butuh yg seperti itu.sperti halnya gripen dr blok barat.persenjataan dr blok timur blm ada yg setara gripen.
Lagian kalau yang menjadi pertimbangan hanyalah biaya pemeliharaan dan biaya perawatan… dan lebih rumitnya lagi yang menjadi pembanding adalah Polandia yang mengoperasikan Mig-29 dan F-16 secara bersamaan, padahal jelas2 Polandia memilih F-16 karena mereka memiliki hubungan yang tidak baik dengan Russia sehingga mereka tidak bisa merawat Mig-29 dengan baik dan beberapa kali jatuh, dan pilihan F-16 adalah yang paling ideal mengingat mereka berharap dukungan militer dari USA…
Dan dari IBtimes, sumber dari LM menyatakan kalau akan sangat tertarik dengan hubungan dimasa depan dengan Belarus…
justru ini yang menarik :
“….Kesepakatan dengan Belarus, jika itu terwujud, akan membantu Lockheed menjaga agar jalur perakitan tetap berjalan lebih lama….”
Karena Polandia sudah merasakan perbedaanya ketika F-16 datang
Karena memang pilihan pembelian pespur Polandia hanya ke blok barat… lagian jika melihat musuh potensialnya, untuk apa F-16??? mengingat yang dimusuhi Polandia adalah Russia… yang memiliki sistem pertahanan yang luar biasa rapat…
Klau hanya ingin berhemat, sekalian saja pakai Tucano…
maka dari itu, karena tak ada pilihannya, mau tak mau pilih produk barat f-16 dan akhirnya bisa merasakan nikmatnya pakai f-16
Alasan kenapa Rusia selalu bikin pesawat tempur mesin ganda adalah karena wilayah mereka yg luas.. pesawat mesin tunggal dilihat kurang mumpuni untuk meng cover wilayah udara mereka
Tidak ada hubungannya, alasan memakai dua mesin adalah gaya dorong menjadi lebih kuat, karena belum mampu menciptakan satu mesin dengan gaya dorong yang sama, atau alasan lain misal bisa jadi lebih aman memakai dua mesin bila satu mesin mati
Logikanya mesin dobel untuk akselerasi dan kecepatan bukan bisa mengcover wilayah lebih luas,justru mesin ganda lebih boros bahan bakar
Well, mungkin negara pecahan Russia dan mantan anggota Pakta Warsawa dulu ga terlalu mentingin biaya Maintenance kali yah, secara SU series & Mig series kalo di pake ronda, latihan, dll secara kontinyu ya Jelas tekor sih… Terutama umur mesin nya yang bisa dibilang Pendek dibanding West Product…
Mesin AL- 117S pada SU 35 menggunakan material & teknologi baru, sehingga life cycle cost nya sama dengan buatan barat.
Masih jauh, memang sudah meningkat, tapi mesin barat juga sudah meningkat, mesin Su-35 meningkat umurnya menjadi 3.500 jam, tapi mesin baru F-16V juga meningkat menjadi 12.000 jam
Belarus ingin pespur single engine sbg medium fighter pendamping SU-30 yg haevy fighter. Dan yg diinginkan Belarus pesawat yg single engine dng biaya perawatan yg murah banget. Jd suatu hal yg wajar berhitung ekonomi.
karena Su-30 dianggap kurang canggih, namun ternyata mereka prihatin pada biaya akuisisi Su-30, belum lagi jika bicara life cycle costs yang tak memungkinkan Belarusia untuk mengoperasikan Su-30 secara optimal.
Kalau belarusia sudah merasakan F-16, dijamin mereka sedikit demi sedikit akan meninggalkan produk rusia yang terkenal sangat boros biaya.
RESIKONYA : embargo oleh rusia siap menghadang
F-16 buat latihan, patroli intercept jarak pendek => HEMAT
Giliran perang nyata atau intercept jarak jauh => SUKHOI
Kecil kemungkinan Rusia mengembargo Belarus, malah justru bisa mengintip dan latihan dengan S-400 / S-500 terutama kalau yang dibeli Viper, tapi mungkin mamarika hanya ngasih yang downgrade.
F-16 ada dimana-mana, tak perlu di intip
F-16 yang mana dulu
Belilah Gripen
Lupakanlah falcon
Sumber info dari IBtimes… IBtimes sumber infonya dari defence-blog, defence-blog sumber infonya dari Lenta.ru… nara sumbernya Andrey Porotnikov, BelarusSecurityBlog’s project leader…