KSAU Tentang F-15EX: “Jika Ada Kontrak Hari ini, Pesawat Baru Diterima Pada Tahun 2027”
|Masih dalam momen yang sama, yaitu bincang media dan press tour di Lanud Halim Perdanakusuma pada Rabu, 22 Desember kemarin, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo juga mengungkapkan seputar pengadaan jet tempur F-15EX. Selain telah disebutkan TNI AU akan mengakuisisi delapan unit penempur buatan Boeing tersebut, menjadi menarik adalah kapan jet tempur battle proven itu akan tiba di Indonesia.
Baca juga: F-15EX Punya Nama Baru, Berganti Jadi “F-15 Eagle II”
Seperti halnya program pengadaan jet tempur Dassault Rafale, pengadaan F-15EX statusnya belum mengikat, artinya belum ada MoU apalagi kontrak efektif dengan pihak produsen, alhasil belum dapat diketahui kapan delivery pesawat tempur yang akan dibeli. Umumnya, jadwal pengiriman suatu pesawat tempur (dimana pun) baru diketahui setelah adanya kontrak efektif, dimana pihak produsen sudah menerima uang muka pembayaran untuk dimulainya produksi.
Nah, ada yang menarik tentang F-15EX, “Ini sedikit informasi, F-15EX timnya sudah datang ke saya. Saya tanya kalau hari ini kita sepakat unit awal pertama yang akan kita terima kira-kira kapan? Jawabannya ya kira-kira tahun 2027,” ujar KSAU Marsekal TNI Fadjar dikutip dari antaranews.com.
Lamanya jadwal pengiriman tentu ada beragam alasan, seperti antrian jumlah pesanan sampai line kapasitas produksi yang memang terbatas dari pabriknya.
Bila merujuk ke timeline produksi Boeing untuk keluarga F-15, maka sejauh ini yang sudah dalam masa antrian produksi adalah F-15EX untuk kebutuhan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Mengutip dari airforce-technology.com (28/2/2020), untuk tahun anggaran 2021, AU AS telah mengajukan program akusisi untuk 12 unit F-15EX produksi Boeing dengan nilai mencapai US$1,6 miliar. Sebelumnya Kongres AS telah menyetujui anggaran senilai US$1,1 kepada AU AS untuk pengadaan 8 unit F-15EX untuk tahun 2020.
Totalnya AU AS akan menerima 144 unit F-15EX untuk menggantikan armada F-15C/D yang memiliki usia rata-rata 37 tahun dan mulai mengalami ketegangan struktural. Totalitas armada F-15C/D Air National Guard akan digantikan oleh F-15EX atau F-35A.
Masih dari fasilitas pabrik di St. Louis, Missouri, saat ini Boeing sedang menggarap 36 unit jet tempur F-15QA pesanan Qatar, dimana lima unit sudah dikirimkan pada awal November lalu.
Boeing dalam situs resminya menyebut F-15EX sebagai most cost-effective, ready and advanced solution. Yang pertama most cost-effective, artinya terkait biaya. Jika dibandingkan dengan F-35A, F-15EX punya biaya operasional per jam US$27.000, sementara F-35A yang stealth mencapai US$35.000.
Pada prinsipnya ada lima elemen keunggulan yang ditawarkan Boeing di F-15EX, yaitu advanced cockpit system, enhanced sensors, unrivaled payload, enhanced engines, dan enhanced survivability. Advanced cockpit system menyajikan kokpit canggih khas jet tempur abad-21 yang terintegrasi real-time dengan battlefield information. Kemudian Enhanced sensors mengedepankan agregat sensor data dalam cakupan 360 derajat. (Gilang Perdana)
😅…tarik ulur sejalan kepentingan politik ekonomi…sejauh masih ada daya tawar…hutang dan hibah masih jadi sekema andalan nya…😁
tingal siapa yang bisa memainkan peran lebih baik dia yang diuntungkan…rusia gugur tingal liat bagai mana permainan antar sekutu dan tawaran menarik china…😌atau bahkan kita sendiri yang pusing dalam alur permainan karna gamang dan bimbang menetukan pilihan…😆
Inti point nya kalau butuh kekuatan otot dulu… Ya light fighter aja.. Gripen Gripen.. Satu tahun loh bisa dapet 12jet tempur.. Hehehe..
saya ragu,..f15 ex ini akan diambil,..rafale aja ampe skrg msh blom jelas brp akhirnya yg dibeli, krn anggarannya msh remang2. Media perancis nyebut 12-18 akan diambil dgn ttd kontrak di akhir thn ini, smntara ada lg yg bilang 6 unit dulu yg diambil (batch 1), dgn menggunakan anggaran yg tadinya utk su35 sebesar 1,1 M $. Untuk smntara ini, peluang rafale msh lbh besar dari f15, yg akan diambil. Kepastian nunggu thn depan, dgn anggaran yg sangat trbatas, pasti rafale yg lbh didahului, krn sdh ada MOU 36 unit, smntara f15 blom ada MOU nya.
2027 ??? entahlah …
situasi saat itu sdh seperti apa ??? Laut Natuna Utara jadi damai atau tetap spt saat ini atau malah sdh pindah penguasa lautannya.
Di dalam lubuk sanubari pilot2 fighter TNI AU sebetulnya pilih Sukhoi. Wong mereka sendiri yg bilang SU 35 itu ibarat keris, senjata pamungkas, gamannya patih atau adipati. F16 itu golok, senjatanya prajurit. Mau berdalih apapun gak akan diterima nalar. Sederhananya 1: kita takut digebug Amerika. Mau gimana lagi, ini menyangkut nasib 250 juta rakyat Indonesia juga kl nekat nglawan.
@agato
Operational cost F15EX 11-12 dgn Su35. Yang murah maintenance cost. Pesawat tempur Rusia 15 tahun sekali wajib overhaul itupun harus ganti mesin. Pesawat tempur barat cukup 25 tahun sekali tetapi tidak perlu harus ganti mesin
Biaya overhaul Su27/30 di Belarusia nyatanya malah lebih mahal dibandingkan biaya pembelian
Untuk tujuan operasional diatas 20 tahun justru lebih hemat dibandingkan produk Rusia
Lama dan blm tentu EPAWSS tetap terinstall ya cuma sekelas F15 C/D+.
Skalian aja Rafale dibanyakin kali aja bisa nawar mentoring pengembangan IF21
Udah cm 8 biji pesennya.. masih enem taun lagi datengnya..nyesek
ditambah birokrasi yang rumit bakal makin lama aja. paling realistis beli ex gurun saja 😌
berdoa aja semoga ada uang untuk membeli. terutama DPnya. hehehe