Update Drone KamikazeKlik di Atas

KSAU: “Dengan Berat Hati Kita Harus Tinggalkan Rencana Pembelian Sukhoi Su-35”

Ada kabar sedih bagi Russian Fansboy, pasalnya nasib pengadaan jet tempur Sukhoi Su-35 kini sudah jelas. Kilas balik seputar pengadaan 11 unit Sukhoi Su-35 yang berlarut-larut dan dramatis, maka harapan mendatangkan penempur twin engine itu kian redup. Namun ketegasan nasib pengadaan Su-35 baru diutarakan oleh KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo hari ini (22/12/2021).

Baca juga: Menlu Turki: Bila AS Menolak Jual F-16, Pilihan Akan Beralih ke Sukhoi Su-35

Dalam acara bincang media dan press tour di Lanud Halim Perdanakusuma, Marsekal Fadjar menjelaskan bahwa rencana pembelian Sukhoi Su-35 akan ditinggalkan. “Tentang Sukhoi Su-35 dengan berat hati kita sudah harus meninggalkan perencanaan itu, karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan udara sangat bergantung dari anggaran,” ujar KSAU, dikutip dari antaranews.com.

Masih dari sumber yang sama, disebut pilihan kini sudah mengerucut pada Dassault Rafale dan F-15EX. Fadjar mengatakan bahwa kini banyak negara yang menyukai Rafale. Hal itu tercermin dengan adanya pembelian besar-besaran terhadap Rafale. Salah satunya adalah Uni Emirat Arab (UEA) yang membeli 80 unit Rafale beberapa waktu lalu.

“Kalau kita ikuti berita internasional, semakin banyak yang suka dengan Rafale, dan mereka mohon maaf mungkin resources-nya kuat sekali hingga bisa langsung bayar dan sebagainya,” kata Fadjar.

Pupusnya pembelian Sukhoi Su-35 belum ditanggapi oleh Moskow. Merujuk ke pemberitaan pada Juli 2021, pihak Rusia masih membulatkan tekadnya untuk mengirimkan Su-35 ke Indonesia. Tentu ini merupakan pertaruhan penting bagi Rusia, pasalnya proses pembelian sudah mencapai level MoU (Memorandum of Understanding) dan menjadi sorotan internasional, dimana nilai pembelian sudah disepakati antar kedua negara, yaitu US$1,1 miliar untuk 11 unit Su-35.

Baca juga: Rusia Bulatkan Tekad (Lagi) untuk Kirimkan Sukhoi Su-35 ke Indonesia

Penandatanganan MoU untuk 11 unit jet tempur Su-35 telah dilakukan pada awal 2018, namun karena ancaman sanksi dari AS – Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), maka pelaksanaannya kemudian menjadi berlarut-larut. Selain tekanan dari AS, rencana pengadaan Su-35 untuk Indonesia juga terganggu akibat pandemi Covid-19, dimana ada redistribusi dana anggaran pertahanan. (Gilang Perdana)

33 Comments