KRI Spica 934 Lakukan Misi Hidrogafi-Oseanografi di Area Lintas Laut Strategis Nasional
|Kondang namanya sebagai kapal perang yang mampu mendeteksi keberadaan CVR (Cokpit Voice Recorder) Boeing 737 Max 8 Lion Air JT-610 di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, KRI Spica 934 dikabarkan bakal melakukan misi survei hidro-oseanografi di area lintas laut strategis nasional yang menghubungkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I dan ALKI II, yaitu di sebelah timur laut Pulau Bawean.
Dikutip sari siaran pers Pusat Hidrogafi dan Oseanografi TNI AL yang diterima Indomiliter.com (16/3/2020), disebutkan survei ini dilakukan guna memutakhirkan data di perairan tersebut untuk menjamin keselamatan bernavigasi di sepanjang area lintas laut strategis nasional sebagai salah satu wujud tanggung jawab Indonesia sebagai negara kepulauan.
βArea tersebut terpetakan pada Peta Laut Indonesia No. 66 masih merupakan data survei jaman Belanda tahun 1925 yang wajib diperbarui sebagaimana tindak lanjut tuntutan International Maritime Organization (IMO),β ujar Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro.
βSalah satu alur pelayaran tersebut yaitu di sebelah timur laut Pulau Bawean yang merupakan area lintas laut strategis Nasional yang menghubungkan ALKI I DAN ALKI IIβ jelas Kapushidrosal.
KRI Spica 934, adalah kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, dalam misi survei melaksanakan pengukuran kedalamanan laut dengan peralatan MultiBeam Echosounder EM2040, investigasi bahaya pelayaran, verifikasi SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran), Pengukuran pasang surut, pengukuran pergerakan arus laut dengan menggunakan ADCP, pengukuran parameter Meteorologi dengan menggunakan AWS, pengambilan data CTD (Conductivity Temperature Depth), pengambilan contoh air laut dan dasar laut (Grab Sampling) serta memverifikasi penamaan Geografi (Toponimi).
KRI Spica 934 merupakan kapal kedua yang didatangkan dari Perancis, setelah KRI Rigel 933, yang masuk ke dalam sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam armada kapal modern, khususnya kapal survei hidro-oseanografi.
Kapal ini juga dilengkapi Remotely Operated Vehicle (ROV), Side Scan Sonar, Laser Scaner untuk mendapat gambaran daratan, dan Automatic Weather Station, Echosounder Multibeam laut dalam dan Singlebeam, Peralatan Conductivity Temperatureand Depth (CTD), Gravity Cores, kelengkapan Laboratorium serta kemampuan survei perikanan. (Gilang Perdana)
@admin, kira-kira kapal ini bs gak yah dipakai untuk mendeteksi kapal selam? π€
Nyaris semua sensor yg dimiliki oleh kapal survey ini fungsinya utk membuat pemetaan alias gambar mati (2d/3d)….jadi kalo kapal selamnya dalam posisi sedang “tiduran” di dasar laut bisa terdeteksi oleh sensor kapal ini (dan drone yg dibawanya).
Lain halnya kalo drone yg dibawa dilengkapi dg sensor utk perburuan kasel….salah satu badan didalam NATO mengembangkan taktik, teknik dan perangkat perburuan kasel menggunakan basis drone
Kalo bangkai kapal selam atau bangkai kapal dek. Pasti terdeteksi. Tp kala utk kapal selam aktif tidak bisa dek. Krn sonar kapal selam sdh mendeteksi keberadaan kapal ini duluan dan bakal menghindar. Kecuali kapal selamnya diam terus menerus dijalur yg akan dilewati kapal ini, kemungkinan terdeteksi bisa dek.
Rusia strong bingits
Wkwkwkwk
Bisa karena ada sonar