KRI Kurau 856 Resmi Beroperasi, Jadi Kapal Perang Ketiga TNI AL dengan Kanon Marlin WS
Setelah diluncurkan oleh galangan kapal swasta nasional, PT Caputra Mitra Sejati (CMS) pada 7 Maret 2017, kapal patroli produksi dalam negeri KRI Kurau 856 memasuki tahap instalasi beragam perangkat dan sea trial. Dan berselang empat bulan kemudian, tepatnya hari Kamis kemarin (6/7/2017), KRI Kurau 856 diresmikan keberadannya ke dalam arsenal alutsista TNI AL. KRI Kurau 856 yang masuk kelas kapal patroli PC-40 resmi menjadi elemen Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmabar. Persisnya KRI Kurau dikukuhkan oleh KSAL Laksamana TNI Ade Supandi di Dermaga Sunda Kelapa, Batavia, Marina Ancol, Jakarta Utara.
Baca juga: KRI Kurau 856, Meluncur Keluarga Baru Kapal Patroli PC-40 Satrol TNI AL
KRI Kurau 856 saat diresmikan tak terlihat ‘kosongan,’ pasalnya pada bagian haluan sudah terpasang kanon MARLIN WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station) Oto Melara kaliber 30 mm. Tentu ini cukup menggembirakan, maklum sebelum saat peresmian kapal perang (kapal patroli/kapal cepat rudal) kerap belum terpasang senjata utama. Sebagai kapal patroli, KRI Kurau 856 memang tak diproyeksikan menggotong rudal anti kapal, senjata maksimum kapal patroli adalah kanon 30 mm atau 40 mm.
Sampai saat ini, sudah ada tiga kapal patroli TNI AL yang sudah dipasangi kanon Oto Melara 30 mm, selain KRI Kurau 856, dua lainnya adalah KRI Lepu 861 dan KRI Torani 860. Sebelumnya kedua kapal perang tersebut, sejatinya kanon ini lebih dulu untuk dipasang di KRI Cakalang 852. Kemudahan instalasi menjadi ciri khas dari kanon buatan Italian ini, Oto Melara 30 mm dirancang mudah untuk dipasang di semua jenis tipe kapal perang, tidak diperlukan rekayasa pada desain internal lambung kapal, alias tinggal plug in pada dudukan.
Baca juga: Oto Melara 30mm – Rahasia Kecanggihan Kanon Andalan KRI Cakalang 852
Baca juga: Tanpa Kanon Oto Melara 30mm, KRI Cakalang 852 Resmi Perkuat Satuan Kapal Patroli TNI AL
Oto Melara 30 mm dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).
Meski berupa senjata dengan laras tunggal, pasokan amunisi ke laras berasal dari dua kantong magasin, di kiri dan kanan. Model dual feed amunisi ini mengingatkan pada rancangan SMB (Senapan Mesin Berat) CIS 50MG yang dipakai Kopassus dan kostrad. Dari sisi performa, Oto Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak per menitnya adalah 160 peluru per menit (kaliber 30 mm) dan 220 peluru per menit (kaliber 25 mm).
Baca juga: Tuntas Sea Trial, Tiga Kapal Patroli PC-40 Resmi Masuk Armada TNI AL
KRI Kurau 856 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, serta kecepatan maksimum mencapai 24 knots. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 18 knots dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal ini berbobot kurang lebih 200 ton, mampu memuat kapasitas bahan bakar hingga 70.000 liter. Dari segi dimensi, KRI Kurau 856 memiliki panjang (Loa) 44,95 meter, lebar 7,90 meter dan tinggi tengah kapal 4,25 meter.
Penamaan “Kurau” oleh TNI AL, diambil dari nama ikan berukuran sedang yang hidup berkoloni di perairan yang jernih dan mempunyai kemampuan berenang di laut bergelombang cukup tinggi, yang tentunya memberi makna mendalam sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal patroli yang mampu bermanuver secara cepat. KRI Kurau – 856 merupakan pengadaan Kapal Patroli Cepat 40 Meter Ke-16 dari rencana pemenuhan sebanyak 42 unit untuk diproyeksikan ke 14 Lantamal TNI AL. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Bukan Dua, Ternyata Filipina Hanya Akuisisi Satu Baterai Rudal Brahmos
19 Comments | Mar 13, 2021
-
Dua Kali Disebut KSAU, Masa Depan Airbus A330 MRTT Bersinar di Indonesia
23 Comments | Mar 10, 2017
-
Saat Lakukan Manuver Tajam, Panel Kanon F-16CJ Fighting Falcon Terlepas
19 Comments | Aug 12, 2019
-
Duh, Pengadaan Jet Tempur Rafale Tidak Termasuk dalam Green Book Bappenas
16 Comments | May 25, 2022
Bravo tni
Rancangan kapal nelayan yg bs dijadikan kapal perang dan diinstall meriam dll apkbr?
bos, maaf msh awam nih.
Pc 40 bisa di upgrade ke kcr 40 gak ya, nurut saya pc 40 nanggung speknya, mendingan langsung kcr 40, bawa rudal
kalo menurut orang awang kaya aku sih senjatanya udah oke tinggal kecepatannya aja yg msh kurang greget……
semoga kapal patroli yang berikutnya cepatnya bisa sampai 30knot…….sekian terimakasih
mas,saya denger katanya kenapa para pejabat agak kurang minat senjata buatan indonesia alias pengennya import mulu gara2 kalo import pejabatnya dapet komisi terus,jadi kalo beli senjata dalam negri takutnya gak dapet komisi.saya denger dari intel sama perwira2 di tempat bapak saya kerja.
Kalau beli dalam negeri, mudah dilacak korupsinya
sedang dari luar, sangat susah sekali melacak tindakan korupsinya, karena dapat perlindungan dari Negara Pengekspor
Apalagi negara tersebut sangat tertutup seperti China dan Rusia