KRI Kurau 856, Meluncur Keluarga Baru Kapal Patroli PC-40 Satrol TNI AL
|Setelah berhasil menyerahkan produksi kapal patroli cepat (PC-40) KRI Cakalang 852 kepada TNI AL pada bulan Juli 2016, kini galangan kapal swasta nasional, PT Caputra Mitra Sejati (CMS) kembali meluncurkan PC-40 terbaru pesanan TNI AL, KRI Kurau 856. Peluncuran dilakukan Selasa (7/3/2017) di fasilitas galagan PT CMS di Perairan Salira, Banten. Upacara peluncuran dan shipnaming yang dilakukan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksda TNI A.Taufiq, menandakan rampungnya tahapan pembangunan fisik konstruksi kapal patroli ini.
Baca juga: Oto Melara 30mm – Rahasia Kecanggihan Kanon Andalan KRI Cakalang 852
Meski telah diluncurkan, KRI Kurau 856 belum langsung diserahkan ke TNI AL, kapal patroli yang masih ‘kosongan’ tanpa senjata dan sistem elektronik ini masih akan melalui tahapan sea trial dan commodore inspection, baru kemudian dapat diserahkan ke pihak pengguna, yaitu Satuan Kapal Patroli (Satrol) TNI AL. KRI Kurau 856 memiliki panjang (Loa) 44,40 meter, lebar 7,40 meter dan tinggi tengah kapal 3,40 meter.
KRI Kurau 856 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, dan kecepatan maksimum mencapai 24 knot. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 17 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal berbobot 230 ton ini mampu memuat kapasitas bahan bakar hingga 56.000 liter.
Baca juga: Tuntas Sea Trial, Tiga Kapal Patroli PC-40 Resmi Masuk Armada TNI AL
Dirunut dari ‘kodratnya’ sebagai kapal patrol, KRI Kurau 856 tidak akan dilengkapi senjata sekelas rudal anti kapal, meski begitu sebagai generasi kapal patroli modern, TNI AL nantinya akan melengkapi KRI Kurau 856 dan PC-40 lainnya dengan kanon reaksi cepat. Berdasarkan spesifikasi teknis (spektek), PC-40 akan dilengkapi kanon Oto Melara laras tunggal kaliber 30 mm buatan Italia.
Oto Melara 30 mm adalah varian terbaru yang ditawarkan Finmeccanica menganut teknologi MARLIN WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Dari segi instalasi, Oto Melara 30 mm dirancang mudah untuk dipasang di semua jenis tipe kapal perang, tidak diperlukan rekayasa pada desain internal lambung kapal, alias tinggal plug in pada dudukan. Untuk kapal patroli cepat, Oto Melara 30 mm dirancang sebagai senjata utama, namun bila dipasang di frigat/korvet, maka akan menjadi senjata lapis kedua.
Dengan desain modular, kubah Oto Melara ini dapat diganti pasang jenis larasnya, bila menggunakan kaliber 30 mm, larasnya Mauser MK30-A2 atau ATK-MK44. Sementara bila menggunakan kaliber 25 mm, larasnya menggunakan ATK-M242 atau Oerlikon KBA. Dengan dukungan CMS (Combat Management System), Oto Melara 30 mm sanggup meladeni multi target. Dukungan perangkat pada kubahnya mencakup optical sensor suite untuk mendukung pencitraan siang dan malam. Bisa lagi ditambahkan laser range finder yang dipasang coaxial pada kubah.
Oto Melara 30 mm dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun Oto Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).
Baca juga: PT Karimun Anugrah Sejati Luncurkan Dua Kapal Patroli PC-40 untuk Satrol Koarmabar
Sejauh ini, diketahui kanon Oto Melara 30 mm sudah mulai terpasang di PC-40, seperti di KRI Lepu 861 dan KRI Torani 860. Meski keduanya masuk di kelas PC-40, namun KRI Lepu 861 dan KRI Torani 860 diproduksi oleh PT Karimun Anugrah Sejati. (Gilang Perdana)
padahal dari bentuk dan ukuran sudah menyerupai KCR-clurit dkk kok gak sekalian saja di pasang 2 biji rudal di belakang, kecepatan pun juga cuma 24 knot padahal nama nya Patroli Cepat. Toh KCR juga bisa kok buat Patroli, ,,,
bung admin…dalam sumber lain disebutkan KRI Lepu dan Torani diinstall dengan meriam MARLIN 30 mm dari leonardo Company..bukan dari oto melara….
@Maverick: Silahkan disimak pada tulisan diatas, sudah dijelaskan bahwa MARLIN itu basis teknologi, sementara meriamnya Oto Melara 30mm. sumber yang Anda maksud itu keliru 🙂
Desember 2015, oto melara diambil alih leonardo company atau Leonardo s.p.A, anak usaha dr finmeccanica. Semua produk oto melara juga diambil alih.
Kalau mainnya hanya disekitar pantai, percuma aja cuma buang-buang BBM. Sedangkan nelayan asing mainnya di lepas pantai antara 12-200 mil.