KRI Fatahillah 361, Korvet Modern dari Era 80an
|Dengan anggaran militer yang serba terbatas, lumrah bila akhirnya TNI selalu mendapat pasokan alutsista (alat utama sistem senjata) bekas pakai dari negara lain. Tak terkecuali dalam pengadaan kapal perang (KRI). Dari ratusan KRI yang dimiliki TNI-AL, hanya beberapa saja yang dibeli berupa barang baru dari pabrik.
Baca juga: Ternyata Ada Yang Beda Pada Kanon Bofors L/70 40mm di Korvet Fatahillah Class
Diantaranya yang cukup dikenal pada masanya yakni frigat kelas Fatahillah. Frigat yang dibeli pada awal tahun 80an ini adalah buatan galangan kapal Wilton Fijenoord, Schiedam di Belanda. Ada tiga buah kapal jenis ini yang dimiliki oleh TNI-AL, yakni KRI Fatahillah 361 , KRI Malahayati 362 dan KRI Nala 363. Frigat ini mulai berdatangan di Tanah Air pada tahun 1979 sampai awal 80an.
Ketiga KRI memiliki spesifikasi yang serupa, baik kemampuan mesin dan persenjataan, kecuali KRI Nala yang punya rancangan sedikit beda di bagian buritan, dimana terdapat hanggar dan helipad untuk sebuah helikopter ringan. Sedang pada KRI Fatahillah dan KRI Malahayati, ketiadaan hanggar dan helipad digantikan dengan penempatan kanon 20 milimeter anti serang udara dan permukaan buatan Rheinmetal, Jerman. Peran utama ketiga frigat ini yakni sebagai pemukul dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Data Teknis
KRI Fatahillah memiliki berat 1450 ton dan berdimensi 83,85 meter x 11,10 meter x 3,30 meter. Dua mesin diesel jelajah bertenaga 8.000 bhp dengan kecepatan jelajah 21 knot dan 1 boost gas turbine dengan 22.360 shp yang sanggup mendorong hingga kecepatan 30 knot melengkapi kapal berawak maksimal 82 pelaut ini.
Persenjataan
KRI Fatahillah dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
– 4 peluru kendali permukaan-ke-permukaan Aerospatiale MM-38 Exocet dengan jangkauan maksimum 42 Km, berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
– 1 meriam Bofors 120/62 berkaliber 120mm (4.7 inchi) dengan kecepatan tembakan 80 rpm, jangkauan 18.5 Km dengan sistem pemandu tembkan Signaal WM28.
– 3. 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 KM untuk target udara.
– 12 torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.
– Mortir anti kapal selam Bofors ASR 375mm laras ganda.
Baca juga: T-MK6 Fanfare – Pengecoh Serangan Torpedo di Korvet Fatahillah Class TNI AL
Sensor dan elektronis
KRI Fatahillah diperlengkapi radar Racal Decca AC 1229 untuk surface search dan Signaal DA 05 untuk air and surface search. Serta pemandu tembakan Signaal WM 28. Sistem sonarnya menngunakan Signaal PHS 32 (Hull Mounted). Sistem pengecoh menggunakan 2 Knebworth Corvus 8-tubed launchers dan 1 T-Mk 6 torpedo decoy. Dengan kecanggihan sensornya, KRI Fatahilah ikut dilibatkan dalam pencarian puing-puing pesawat Adam Air Penerbangan 574 yang hilang pada 1 Januari 2007. (Haryo Adjie)
Karakteristik umum
Berat : 1.450 ton
Panjang: 83,85 ms (275.10 kaki)
Lebar: 11,10 ms (36.42 kaki)
Draft: 3,30 ms (10.83 kaki)
Tenaga penggerak: 2 shaft, masing-masing 8.000 bhp
Kecepatan: 21 knot
Awak kapal: 82 orang
I’m happy you are enjoying my photos of KRI Fatahillah arriving in Australia in 2004.
Thanks for your support 🙂
btw indonesia punya kapal destroyer ga sihh,? di wikipedia saya lihat menurut data tabel indonesia punya 6 buah destroyer. tapi saya cari artikel tentang itu ngga pernah ada. cuman kelas fragate aja yang ada
setau gw indo punya destroyer jaman bung karno doang gan,kelas skoryy buatan soviet ama kelas almirante clemente
nice ship! tapi indonesia lebih pas menggunakan korvet/kapal cepat rudal dgn strategi wolfpack (serangan gerombolan) dimana beberapa kcr mengincar satu target yg besar dr berbagai sudut serang.korvet/kcr jg unggul dlm kecepatan dan unsur kejut.tapi kapal tonase besar tetap perlu sebagai kapal koordinator serangan dengan radar oth guna memandu rudal2 korvet/kcr.