KRI Cakra 401 Lakukan Commodore Inspection, Sukses Menyelam Sampai Kedalaman 200 Meter
|PT PAL Indonesia pada 22 November lalu melakukan Commodore Inspection pada kapal selam KRI Cakra 401 di Panarukan, yang dipimpin oleh Waasops Kasal – Laksma TNI Wasis Priyono. Setelah dilaksanakannya serangkaian uji coba (HAT & SAT), dilakukan Commodore Inspection dalam rangka meninjau kesesuaian dan kelaikan hasil dari overhaul (OVH) atau perbaikan menyeluruh pada kapal selam KRI Cakra-401 sesuai yang diamanatkan dalam kontrak.
Baca juga: Kapal Selam KRI Cakra 401 Laksanakan Uji Nominal Diving Depth, Apakah itu?
Sebagai alutsista dengan misi strategis, Project Manager (PM) KRI Cakra 401 Kolonel Laut (T) Wiranto dalam Commodore Inspection menyampaikan bahwa “KRI Cakra-401 telah mampu mencapai kecepatan maksimal di atas permukaan air dan di bawah permukaan air. Menilik fungsi dan kemampuan penyelamannya, KRI Cakra-401 juga telah menunjukkan hasil yang memuaskan dengan melakukan penyelaman sampai kedalaman 200 meter” tuturnya.
“Sebelumnya telah dilakukan pengujian terpisah pada seluruh sistem pipa dan katup-katup pokok kapal dengan tekanan 32-50 bar” tutur Kolonel Laut (P) Indra Agus Wijaya. Sebagai informasi 1 bar setara dengan tekanan air sedalam 10 meter, “sehingga disimpulkan sistem tersebut mampu menerima tekanan sampai lebih dari 300 meter” tutup Komandan Satuan Tugas (DanSatgas) Kolonel Laut (P) Indra Agus Wijaya.
Selama proses overhaul (OVH) ada banyak penyempurnaan pada sistem elektrik, mekanik serta navigasi. Dilakukan pula penyempurnaan pada sistem sensor, sistem integrasi, sistem kendali penembakan torpedo dan upaya untuk mencapai performa maksimal. Tim Commodore Inspection mengaku puas dengan hasil pengujian hari ini. “Pencapaian Overhaul KRI Cakra begitu membanggakan, dimana terdapat kepercayaan tinggi untuk mencapai kedalaman diatas 200 meter” ujar Laksma TNI Wasis Priyono selaku ketua Tim Commodore Inspection.
Rangkaian kegiatan Commodore Inspection berlangsung selama dua hari, dengan dukungan kapal pendukung KRI Diponegoro 365. Commodore Inspection juga merupakan penanda bahwa proses serah terima kapal selam KRI Cakra-401 akan dilaksanakan dalam waktu dekat kepada Kementerian Pertahanan.
Sebelum ini, tepatnya pada 10 Oktober 2021, KRI Cakra 401 melaksanakan Nominal Diving Depth (NDD) di Perairan Panarukan Situbondo. NDD merupakan salah satu tes kedalaman di mana kapal selam dirancang untuk menyelam sesuai dalam spesifikasi kapal selam.
Baca juga: Diduga Mengalami Mati Listrik, Inilah Fungsi Baterai di Kapal Selam KRI Nanggala 402
Dalam uji NDD, KRI Cakra 401 berhasil mencapai kedalaman 85,7 meter dengan melaksanakan kecepatan maksimum hal ini sesuai dengan prosedur NDD pada kapal selam Type 209. Type 209 TNI-AL yang terdiri dari KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402, mulai dipesan Indonesia pada tahun 1977, dan baru pada tahun 1981 mulai bertugas memperkuat armada TNI-AL dengan pangkalan utamanya di Lanal Dermaga Ujung, Surabaya. (Gilang Perdana)
@sangkuriang
Kembali lagi ke kementerian ….disana merasa perlu enggak menyediakan biaya utk merefit Komponen peluncur torpedo.
Jangan salah lho……. item yg dioverhaul, direfit dan dimodifikasi menyesuaikan dg anggaran yg disediakan oleh kementerian.
Jadi semisal saran dari pabrikan ada 10 item yg perlu diremajakan tapi bujetnya hanya cukup utk mengongkosi 6 item….ya item lainnya ga disentuh
Di pensiunin aja trus masukin kemusium biar anak cucu kita bisa liat kasel dari masa kemasa
401 lebih baik tidak usah di push, karena rencana awal memang akan dipensiunkan, kita memang urgent kasel, tapi tidak harus menanggung resiko yang berlebih
Pensiunin udah, jadiin museum aja, mau di overhaul berapa kali juga tetep aja gak tenang
……BUNDESMARINE U-BOOT SIMULATOR…
https://youtu.be/z4IuKjC6zNw
Sesungguhnya Bung Karno pernah berpesan
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Maka dari itu
“Berikanlah TNI AL 12 Kilo Class niscaya akan kuguncangkan AUKUS”
Bravo Laksanakan ! (Jargon Bung Brahmos)
Masalahnya percobaan paling krusial yaitu penembakan torpedo dari laut dalam kan belum dicoba. Penembakan torpedo itu momen paling rentan kecelakaan. Harusnya kapal selam jgn mau diterima klo lom uji coba tembak torpedo
Semoga kedepannya “Mbah” Cakra segera memiliki Penerus agar bisa menjaga kedaulatan wilayah NKRI.
Dan semoga Juga Penerus dari “Mbah” Cakra adalah Kapal selam Kilo Class 636.3 Varshavyanka yang bisa membawa dan menembakan Rudal Kalibr yang kehandalan dan Kesaktiannya tidak Perlu diperdebatan lagi…
Lebih besar perasaan cemas dari pada bangga karena kasihan para awaknya Alusista tua masih aja dipaksa kalau Alusista darat sih ngak masalah tapi kalau Alusista laut dan udara ya kalau udah tua pensiunkan saja. Masak peristiwa kemarin ngak dijadikan evaluasi.