KRI Barakuda 633: Dari Eksistensi Kapal Kepresidenan Hingga Kapal Cepat Andalan TNI AL
Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2018, tak berapa lama lagi akan digelar di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada periode 4 – 9 Mei 2018, sekitar 5.000 tentara dan 60 kapal perang dari 35 negara akan berpartisipasi dalam latihan kerjasama penanggulangan bencana dan misi kemanusiaan. Hajatan besar yang digelar ketiga kalinya ini akan diawali dengan kegiatan inspeksi armada kapal perang peserta oleh pimpinan TNI AL dan VIP lainnya.
Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal
Dan terkait dengan inspeksi di hari pertama penyelenggaraan, ada dua kapal perang TNI AL yang mendapat kepercayaan membawa rombongan VIP, yakni KRI Barakuda 633 dan KRI Tongkol 813. KRI Barakuda 633 dari Satuan Kapal Cepat (Satkat) Komando Armada Barat berperan sebagai kapal terdepan (lead) pada inspeksi armada. Secara khusus, kapal patroli dari jenis FPB-57 Nav IV ini ‘dipasangi’ anjungan VIP, yakni semacam panggung opsional yang ditempatkan di atas anjungan eksisting. Pada anjungan VIP ini rombongan dapat melihat dari ruang terbuka, memudahkan mata rombongan untuk memantau kapal perang yang melakukan defile di lautan lepas.
Tapi tahukah Anda, bahwa anjungan VIP di KRI Barakuda 633 ini punya kenangan tersendiri pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kala itu Sabtu, 19 Agustus 1995, Presiden Soeharto bersama Ibu Tien dan sanak keluarga melakukan inspeksi armada kapal perang dari berbagai negara dalam momen Arung Samudera 95 yang berlangsung di Teluk Jakarta.

Dan yang digunakan Presiden Soeharto tak lain adalah KRI Barakuda, yang saat itu masih menggunakan nomer lambung 814 dan berada di bawah Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmabar. Penampakan Presiden Soeharto yang begitu bangga dengan kekuatan TNI AL terekam jelas dalam foto di anjungan VIP. Penulis sendiri mempunyai kenangan tersendiri dalam momen tersebut, lantaran pernah merasakan duduk di anjungan VIP di KRI Barakuda 814 dan ‘diajak’ mengitari Teluk Jakarta, tentu dalam sesi lain setelah Presiden Soeharto.
KRI Barakuda 633 – Kapal Kepresidenan
KRI Barakuda 633 masuk dalam varian FPB-57 Nav IV, kapal ini diluncurkan pada tahun 1995. Dalam beberapa literatur disebut bahwa Barakuda adalah kapal kepresidenan (VIP), kapal protokoler dan pengamanan presiden. Dengan statusnya yang khusus, terutama pada era Presiden Soeharto, maka KRI Barakuda 633 dipersiapkan dengan kelengkapan fitur-fitur khusus yang tak ada di kelas FPB-57 lainnya.
Dahulu, konon KRI Barakuda dipersiapkan untuk misi evakuasi VIP dari daratan ke laut, atau dari laut ke daratan jika ada kondisi yang genting di Ibu kota. Beragam kemampuan plus di Barakuda mencakup fasilitas helipad (flight deck), yang secara spesifikasi dapat menampung helikopter dengan kapasitas 2,3 ton. Atau dalam dimensinya yang ngepas, helipad ideal di darati helikopter ringan sekelas NBO-105.

Untuk bekal komunikasi, KRI Barakuda 633 juga telah dilengkapi dengan akses satelit. Tidak lupa kapal perang ini juga punya PIT (Pusat Informasi Tempur), lantaran kanon Bofors laras tunggal SAK40/70E 40 mm pada haluan dapat digerakkan secara otomatis, meski proses loading-nya masih manual. Dengan adanya kemampuan penembakkan kanon secara otomatis, tak heran bila kapal ini dilengkapi dengan radar pengedali tembakan Thales Lirod.
Ciri khas lain sebagai kapal kepresidean adalah tersedianya skoci presiden, jenis skoci di Barakuda terbilang beda dengan skoci yang ada di FPB-57 lainnya. Menyandang peran dalam misi VIP, tepat di bawah helipad terdapat ruang khusus, ruang ini digunakan dahulu sebagai kamar tempat pasukan pengamanan presiden.
Andalan Untuk Patroli
Walau pada masa lalu menyandang predikat kapal kepresidenan, namun dalam operasi keseharian KRI Barakuda 633 menjalankan peran layaknya kapal cepat TNI AL lainnya, melakukan ronda dan penegakan kedaulatan NKRI di lautan. Dan sudah barang tentu, pada misi non VIP, tidak ada anjungan VIP.
Seperti pada Desember 2014, KRI Barakuda 633 bersama KRI Todak 631 ikut aktif memburu kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Pulau Anambas, Kepulauan Riau. Dengan bekal dua pucuk kanon Rheinnetall 20 mm pada geladaknya, KRI Barakuda 633 ikut melaksanakan proses penenggelaman kapal nelayan asing asal Vietnam.

Setelah 23 tahun beroperasi, KRI Barakuda 633 kini masih menjadi andalkan Satuan Kapal Cepat TNI AL. Kemampuan radar, kecepatan kapal dan persenjataan menjadi poin keunggulan kapal patroli cepat ini. Saat ini KRI Barakuda 633 dikomandani oleh perwira menengah lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 2002. Di bawah komando Mayor Laut (P) Aria Candrayuda M. Arifin, KRI Barakuda beserta 49 awaknya siap mensukseskan Naval Exercise Komodo 2018. (Haryo Adjie)
Spesifikasi KRI Barakuda 633
– Produksi: Lurssen Vegesack, Jerman
– Panjang keseluruhan: 68,1 meter
– Lebar: 7,62 meter
– Tinggi pada tengah kapal: 4,75 meter
– Panjang pada garis air: 54,4 meter
– Mesin: 2x Diesel MTU 60C 956 TB92
– Kecepatan maksimum: 27 knot
– Kecepatan jelajah: 15 knot
– Bobot muatan penuh: 437,2 ton
Related Posts
-
Tingkatkan Kemampuan ‘Serangan Balik’, Jepang Putuskan Lengkapi Kapal Selam dengan Vertical Launching System
9 Comments | Dec 16, 2022 -
Viking Air Umumkan Penjualan 7 Unit Pesawat Amfibi CL-515/415 Series untuk Indonesia
20 Comments | Jun 19, 2019 -
Moncer di Medan Perang, Inilah 6 Alutsista Rusia yang Diklaim Diminati Pasar Ekspor
6 Comments | Feb 16, 2023 -
KRI Fatahillah 361 Laksanakan Mid Life Modernization
18 Comments | Oct 31, 2014
pilih kapal vip nya yg bagusan kek mcm martadinata class gtu…
KRI Martadinata lebih kepada Flagship dan harusnya kapal VIP berasal dari kelas kapal Komando, LPD cocok lah jadi VIP Ship/Presidential Ship,
dan saat itu kan Martadinata class belum ada bung :v
Dulu itu udah bagus, tapi itu duluuuuuuuu sekali.
Boorrroooonnnnngggggg…
Kaboorrr..