Krabi Class – Inilah Offshore Patrol Vessel Penjaga Teluk Thailand dan Laut Andaman

Guna menghadapi ancaman di lautan pada level rendah dan menengah, dalam beberapa tahun belakangan kelompok kapal yang disebut OPV (Offshore Patrol Vessel) mulai menjadi pilihan. Punya sturktur laksana korvet modern, namun dengan bekal persenjataan ‘terbatas,’ menjadikan OPV digandrungi angkatan laut dunia guna menunjang misi patroli dengan endurance tinggi.

Baca juga: Merapat di Jakarta, India Tawarkan OPV Saryu Class Untuk TNI AL

Di sekitaran Indonesia, setelah India, Singapura, Malaysia dan Australia, Thailand juga tak ketinggalan memperkuat armadanya dengan OPV, terutama untuk mengamankan sumber daya alam di Teluk Thailand dan Laut Andaman.

Di Negeri Gajah Putih, yang menjadi andalan Royal Thai Navy (RTN) yaitu OPV Krabi Class, lantaran HTMS Krabi 551 yang diluncurkan pada 2013 merupakan kapal pertama di kelas OPV Krabi Class. Saat ini Krabi Class mendapat tambahan keluarga baru dengan diluncurkannya HTMS Prachuap Khiri Khan 552 pada 2 Agustus 2019 di Mahidol Adulyadej Naval Dockyard.

Seperti ‘kakaknya,’ HTMS Prachuap Khiri Khan 552 dibangun oleh Bangkok Dock. Kapal ini merupakan bukti transformasi teknologi alias ToT yang diterima Thailand dari BAE Systems, Inggris, dimana basis pengembangan OPV Krabi Class memang bersandar pada OPV kelas 80 meter dari BAE Systems.

Meujuk ke sejarahnya, jalinan kerja sama BAE Systems dengan Bangkok Dock untuk memasok desain OPV 90 meter ditandatangani pada Juni 2009. Proyek pembangunan kapal pertama HTMS Krabi 551 menelan biaya US$72,2 juta. Masih bersama BAE Systems, proyek pembangunan kapal kedua TMS Prachuap Khiri Khan 552 kontraknya ditandatangani pada Januari 2016 dengan nilai US$155 juta.

OPV Krabi Class memiliki panjang 90,5 meter, lebar 13,5 meter, dan tinggi 7,7 meter serta memiliki draft kapal 3,8 meter. Dengan bobot 1.969 ton, kapal ini dapat menampung hingga 39 anggota awak kapal ditambah 50 personel tambahan.

Baca juga: Kedah Class Offshore Patrol Vessels – Dalam Waktu Singkat Mampu Menjadi Korvet

Sebagai OPV modern, Krabi Class dilengkapi deck helikopter sepanjang 20 meter yang dapat didarati helikopter sekelas Super Lynx. Selain tupoksi pada operasi patroli di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif, OPV ini dirancang untuk tanggap untuk misi bantuan SAR dan kemanusiaan. Sebagai buktinya terdapat dua unit Rigid Hulled Inflatable Boat (RHIB) pada bagian buritan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, meski berbodi korvet, bekal persenjataan OPV terbatas, umumnya standar yang dibawa adalah kombinasi meriam dan kanon reaksi cepat, tanpa ada bekal kemampuan peperangan bawah air. OPV Krabi Class sebagai contoh, alutsista utamanya adalah meriam OTO Melara 76mm yang dipasang pada haluan. Dengan laju tembakan 120 putaran per menit, meriam ini dirancang untuk memberikan bantuan tembakan yang signifikan untuk menghadapi sasaran di permukaan.

Kanon MSI 30 mm

Senjata lainnya adalah dua pucuk kanon MSI 30 mm dual-feed yang dipasang pada dudukan port dan starboards. Kanon ini diproyeksikan guna memberikan perlindungan pada sasaran udara dan lawan permukaan jarak dekat.

Mengantisipasi eskalasi keamanan yang dapat berunah setiap waktu, umumnya OPV dapat suatu waktu dipasangkan peluncur rudal anti kapal, sudah barang tentu perlu dilakukan penyesuaian pada fire control system. Seperti OPV Krabi Class dirancang untuk dapat dipasangi rudal anti-kapal Harpoon RGM-84.

Sebagai kapal blesteran Inggris, pasokan sistem elektronik dipasrahkan pada Thales untuk kehadiran Lirod Mk2 fire control radar, Variant surveillance radar, FIT 10 Voice Terminal, Tacticos Combat Management System (CMS), sistem komunikasi FOCON IP, MOC mk3 console, TSB 2520 IFF interogator dan transponder interogator gabungan (Combined Interrogator Transponder/CIT) serta sistem komunikasi terintegrasi.

OPV Krabi Class disokong dapur pacu berupa dua mesin diesel MAN 16v 28/33D yang masing-masing memberikan daya sebesar 9.700 hp pada 1.000 rpm, memungkinkan kapal berlayar dengan kecepatan maksimum 23 knots. OPV dapat beroperasi hingga jarak jelajah 14.445 km dengan syarat berlayar pada kecepatan jelajah 12 knots.

Merupakan produksi kebanggaan Thailand, HTMS Krabi pernah ikut serta dalam pagelaran International Fleet Review 2013 yang diselenggarakan oleh Royal Australian Navy di Sydney Harbour pada Oktober 2013.

Baca juga: Arafura Class, Offshore Patrol Vessel Terbaru Penjaga Teritorial Australia

Setelah negara-negara tetangga mengoperasikan OPV, lanatas bagaimana dengan Indonesia? Persisnya desain OPV yang benar-benar terwujud saat ini justru KN Tanjung Datu 1101 milik Badan Keamanan Laut (Bakamla), meski sayangnya kapal dengan panjang 110 meter ini belum dipasangi senjata sekelas kanon dan meriam.

Sementara untuk kebutuhan TNI AL, desain cetak biru OPV sudah beberapa tahun lalu dirilis oleh PT PAL. Namun sepertinya pemenuhan postur kekuatan laut masih lebih memprioritaskan pada pembangunan KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 dan 40 Class. (Haryo Adjie)

8 Comments