Korvet Karakurt Class Terbaru (Tuscha) ‘Perkuat’ Armada Laut Hitam Rusia, Dilayarkan Lewat Kanal Volga-Don
|Dengan desain yang kompak dan modern, korvet Karakurt class tak pelak menjadi andalan Angkatan Laut Rusia dalam penggelaran kekuatan tempur di kawasan Baltik, Laut Hitam dan Pasifik. Mulai dioperasikan pada tahun 2018, menyiratkan bahwa korvet dengan bobot 800 ton ini mencerminkan era baru armada Rusia. Dalam kualifikasi Angkatan Laut Rusia, Karakurt class disebut sebagai small missile ships, yang dengan rudal jelajah anti kapal Kalibr-nya, Karakurt class ikut ‘mengguyur’ Ukraina dari Laut Hitam.
Baca juga: Sistem Hanud Pantsir-M Mulai Dipasang di Korvet Karakurt Class
Salah satu Karakurt class – Askold 802, pada 4 November 2023 mengalami kerusakan berat setelah dihantam rudal jelajah Storm Shadow (SCALP), dan disebut-sebut tidak dapat diperbaiki. Akibat ‘penutupan’ akses Selat Bosporus bagi kapal perang Rusia oleh otoritas Turki, menyebabkan kesulitan tersendiri bagi Armada Laut Hitam untuk menambah perkuatan kapal perang bertonase besar.
Meski begitu, ada jalur lain bagi Rusia untuk menambah jumlah kapal perangnya di Laut Hitam, yakni melalui Kanal Volgo-Don, dan dugaan itu muncul setelah terendusnya salah satu korvet terbaru Karakut class – Tuscha 804 yang ‘tiba-tiba’ muncul secara misterius di Laut Hitam. Tuscha 804 dibangun oleh Zelenodolsk Shipyard pada tahun 2019 dan baru diluncurkan pada 30 Juni 2023.
***UPDATE***
🇷🇺BLACK SEA FLEET🇷🇺
It appears that the Russian Navy has moved a 4th Karakurt Class into the Black Sea, presumably through the Volga Don Canal. It is likely the Tucha from the Zelenodolsk shipyard. pic.twitter.com/T8Z5kyDdPM— MT Anderson (@MT_Anderson) December 6, 2023
Karakteristiknya tidak berbeda dengan Project 22800 Karakurt sebelumnya. Korvet Tucha memiliki bobot penuh 870 ton. Ukuran Tucha punya panjang 67 meter dan lebar 11 meter. Diawaki oleh 39 personel Tuscha dapat berlayar dengan endurance selama 15 hari.
Persenjataan Tucha juga sedikit berbeda dari korvet Karakurt class lainnya. Tucha memiliki meriam 76 mm, delapan peluncur rudal Kalibr, dan sistem rudal antipesawat Pantsir versi maritim. Sumber Ukraina mengatakan bahwa drone pengintai Orlan-10 dapat lepas landas dari dek Tucha.
Dari mana Tucha berasal?
Dikutip dari Bulgarianmilitary.com, kemunculan misterius korvet Tucha disebut berasal dari tempat kapal perang ini diproduksi. Berbeda dengan korvet kelas Karakut lainnya, yang dibangun di galangan kapal Zaliv yang terletak di Kerch, Tucha dibangun di galangan kapal kota Zelenodolsk (Tatarstan) Rusia, di tepi Sungai Volga.
Maka itu cukup logis untuk berasumsi bahwa korvet pengganti Askold ini dibawa ke Laut Hitam melewati Kanal Volgo-Don, yang merupakan jalur perairan pedalaman Rusia.
Tucha pertama kali muncul di citra satelit pada 5 Desember 2023. Hingga saat itu, hanya korvet Tsiklon 801 yang terlihat dalam komposisi armada Laut Hitam dekat Sevastopol. Selain Tsiklon, citra satelit tanggal 5 Desember menunjukkan korvet rudal Karakurt lainnya, yakni Amur 803, yang telah menyelesaikan semua uji coba dan menunggu penerimaannya ke dalam Armada Laut Hitam.
Project 22800 Karakurt, atau dikenal sebagai Karakurt class, mewakili kelas baru korvet Rusia, atau kapal rudal kecil berdasarkan klasifikasi Rusia. Armada baru ini mulai bergabung dengan jajaran Angkatan Laut Rusia pada tahun 2018.
Persenjataan utama Karakurt class termasuk rudal jelajah Kalibr atau rudal anti-kapal supersonik P-800 Oniks, yang disimpan dengan aman di delapan sel VLS UKSK yang terletak di bagian belakang struktur atas.
Menariknya, kapal pertama kelas ini memasang meriam A-190 100 mm. Jika dirancang untuk ekspor, diusulkan Karakurt class mungkin dipersenjatai dengan meriam OTO Melara 76 mm buatan Italia.
Untuk Pertama Kali, Rusia Uji Penembakan Kanon Pantsir-M dari Korvet Karakurt Class
Kanal Volga-Don
Kanal Volga-Don merupakan jalur perairan yang menghubungkan sungai-sungai Volga dan Don di Rusia, dan sebagian besar fungsinya adalah sebagai jalur transportasi. Dengan berjalannya sungai-sungai ini, Kanal Volga-Don menciptakan hubungan antara sistem sungai di bagian utara dan selatan Rusia.
Secara langsung, Kanal Volga-Don tidak terhubung secara langsung ke Laut Hitam. Terdapat sistem kanal yang lebih kompleks dan panjang yang menghubungkan Volga dengan Laut Kaspia, dan dari sana, sungai-sungai lainnya membentuk jalur navigasi menuju Laut Hitam. Secara umum, rute navigasi melibatkan perjalanan melalui Laut Kaspia, Sungai Volga, dan sistem kanal, dan kemudian melalui sungai Don ke Laut Azov, yang kemudian terhubung ke Laut Hitam melalui Selat Kerch.
Meskipun Kanal Volga-Don sendiri tidak secara langsung terhubung ke Laut Hitam, tetapi melalui sistem sungai dan kanal yang kompleks, kapal dapat mencapai pedalaman Rusia dari Laut Hitam.
Kanal Volga-Don memiliki lebar bervariasi tergantung pada segmen tertentu dan kondisi air tertentu. Secara umum, kanal ini dirancang untuk dapat dilalui oleh kapal-kapal dengan kapasitas tonase yang cukup besar. Beberapa segmen Kanal Volga-Don memiliki lebar 60 hingga 70 meter untuk mengakomodasi kapal-kapal dengan ukuran yang cukup besar.
Kapal-kapal besar, termasuk kapal kargo dan kapal niaga, dapat menggunakan Kanal Volga-Don untuk menghubungkan Sungai Volga dengan Sungai Don, menyediakan jalur navigasi yang menghubungkan bagian utara dan selatan Rusia. (Gilang Perdana)
Ya kalau pakai rudal anti kapal ya namanya KCR lah bukan PC lah @tukang ngitung dulu juga bukannya sudah diramalkan, dinubuatkan oleh seorang pengitung sakti dalam kitab mantra markitung buat 100 KCR-60
@TN: Ya, itulah mirisnya kelengkapan pertahanan udara kaprang di Indonesia saat ini. Mungkin dengan lebih memperbanyak kapal-kapal dg tonase besar yg mampu membawa banyak senjata khususnya senjata anti drone akan sangat membantu perkuatan armada walopun Meriam reaksi cepat melara seharusnya sudah lebih dari cukup untuk menghadang drone USV atau Drone Kamikaze berbarengan dg CIWS yg dimiliki.
Saya pun berharap kapal-kapal patroli yang berawalan nomor hull 8xx baik yang PC 40 maupun PC 60 dilengkapi dengan rudal anti kapal. Sehingga kelasnya naik jadi KPR (Kapal Patroli Rudal). Sehingga bisa berfungsi untuk memperkuat pertahanan pantai kita juga.
Saya juga berharap agar seluruh kapal-kapal patroli kita yang banyak itu yang dicat abu-abu milik ALRI baik yang bernomor hull awalan 8xx maupun yang hanya berstatus sebagai KAL dilengkapi dengan rudal Shorad minimal Manpads lah.
KAL walaupun tidak pakai ular-ular perang tetap dicat abu-abu jadi itu artinya bisa dipakai untuk perang dan bisa jadi target serangan musuh jadi tidak berlebihan kalau dilengkapi dengan Manpads juga.
Agato,
Sistem pertahanan udara korvet dan fregat tua milik kita juga nggak bisa menahan serangan yang bertubi-tubi. Apalagi LPD dan LST kita serta KCR kita yang tidak ada rudal pertahanan udara bahkan yang Shorad sekalipun. Kebanyakan bahkan hanya dilengkapi meriam yang manual ataupun senapan mesin manual saja. Oleh sebab itu LPD, LST, KCR perlu diperlengkapi dengan rudal Shorad dan RCWS.
Secara umum desain Karakurt merupakan desain yg sangat menarik bagi angkatan Laut dg anggaran minim tapi butuh kemampuan pemukul yg sangat kuat. Desain diamond Sharp dg senjata pemukul anti kapal permukaan/serang darat macam Yakhont atau Kalibr jelas akan memberikan ancaman yg nyata bagi kapal musuh yg lebih besar.
Hanya saja kelemahan utama bahwa sistem pertahanannya hanya dilengkapi dg pantsir versi maritim menunjukkan bagaimana kapal perang ini sangat rentan terhadap serangan bertubi-tubi. Jangankan serangan dari rudal jelajah, melawan Drone USV milik Ukraina di Laut Hitam pun belum tentu bisa selamat. Sangat tidak cocok untuk operasi maritim secara individu, lebih cocok untuk taktik hit and run.
Namun melihat kondisi ancaman yg ada, sepertinya penempatan kapal perang tersebut di Laut Hitam takkan mengubah keseimbangan apapun bagi jalannya Perang di Ukraina khususnya di front Laut Hitam dan Krimea.
Gotongannya gak kira2, sungguh terwelu, kalo gak ada catsa pasti diborong kayak Komar class dulu😁
Sekelas KCR 60 an tp rasa Kapal perang Korvet/Fregat full senjata..👍