Korps Marinir Uji Fungsi Amunisi Illumination dan Smoke
|Ada kabar anyar dari Korps Marinir, dalam rangka mendukung kesiapan tempur, Dinas Materiel Senjata dan Elektronika TNI Angkatan Laut (Dissenlekal) melaksanakan Uji Fungsi Amunisi di Pusat Latihan Tempur Marinir Baluran, Karang Tekok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, baru baru ini.
Amunisi yang diuji fungsikan merupakan hasil pengadaan Dissenlekal dengan kaliber 30×165 mm, 7,62×54 mm PKT, serta amunisi 105 mm Illumination dan Smoke. Amunisi 30×165 mm dan 7,62×54 mm PKT ditembakkan melalui ranpur amifbi BMP-3F. Dikutip dari tnial.mil.id (22/3/2021), amunisi-amunisi tersebut berhasil menerjang sasaran yang berada sekitar 500 meter dari titik penembakan.
Sementara itu, amunisi 105 mm Illumination dan Smoke diluncurkan melalui meriam Howitzer LG-1 MKII kaliber 105 mm. Amunisi Illumination menghasilkan cahaya selama lebih kurang 50 detik untuk menerangi area tertentu yang menjadi sasaran penembakan. Sedangkan amunisi smoke menghasilkan asap yang berguna sebagai tabir perlindungan pasukan infanteri yang melaksanakan manuver dan tinjauan jatuhnya peluru sebelum amunisi tajam ditembakkan.
Kepala Dinas Materiel Senjata dan Elektronika TNI Angkatan Laut (Kadissenlekal) Laksma TNI Endarto Pantja Irianto mengatakan, bahwa dengan berhasilnya uji fungsi ini, maka baik alat peralatan pertahanan (Alpahan) maupun amunisi telah siap digunakan untuk mendukung latihan dan operasional TNI AL khususnya pasukan Marinir.
Khusus LG-1 MK II, termasuk meriam ringan yang mempunyai daya hancur cukup besar. Meriam ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh GIAT Industrie, manukfaktur alutsista dari Perancis, dan sekarang sudah beralih kepemilikannya oleh Nexter System.
LG-1 terbilang meriam jenis anyar di pangsa senjata, karena prototipe-nya baru selesai pada tahun 1987. Awalnya LG-1 hadir atas kebutuhan pasukan pemukul reaksi cepat Perancis yang menginginkan meriam artileri medan yang ringan dengan mobiltas tinggi.
LG-1 MK II mempunyai panjang meriam dengan laras, 6,95 m dan tanpa laras 5,32 m, lebar meriam 1,96 m, berat 1.520 kg, sudut elevasi maksimal 1.270 MIL dan minimal 84 MIL, sudut defleksi kanan 320 MIL dan kiri 330 MIL. Dalam setiap misi tempur, bekal amunisi pokok yang disiapkan mencakup (BB 36 butir, HE 36 butir, Asap 12 butir dan cahaya 12 butir).
Baca juga: Imbas Pergantian Pemerintahan, Malaysia Baru Terima Gelombang Pertama Howitzer LG-1 MKIII
Meriam ini bisa menghantam sasaran dalam jarak antara 11,5 kilometer dengan memakai proyektil baku jenis HE(high explosive) M1. Jika memakai proyektil baku jenis Giat HE BB, senjata ini bisa menghantam sasaran sejauh 17,5 kilometer.
Sedangkan untuk jarak tembak minimum yakni 1,4 kilometer. Daya hancur yang diakibatkan proyektil LG-1 MKII mampu memberangus area seluas 200 meter persegi. Waktu yang dibutuhkan awaknya guna menyiapkan senjata ini dalam kondisi siap tembak hanyalah 30 detik. (Gilang Perdana)
sedih gw liat timbangan buah ada disitu 🤔