Korps Marinir Thailand Terima AWAV 8×8 – “Dukungan Nyata pada Ranpur Amfibi Produksi Dalam Negeri”
|Meski sejumlah ranpur (kendaraan tempur) produksi Dalam Negeri telah diakuisisi oleh TNI, namun, sampai saat ini belum ada jenis ranpur atau ransus (kendaraan khusus) amfibi rancangan industri Dalam Negeri, yang diakuisisi TNI. Seperti diketahui, walau beberapa telah diperlihatkan ke publik, tapi nasibnya ‘mentok’ sebagai prototipe, alias belum digunakan oleh satuan TNI. Hal yang berbeda dengan Thailand.
Seperti Chaiseri Defence, yang mengumumkan telah mendapat pesanan untuk memproduksi tujuh unit ranpur amfibi Armored Wheeled Amphibious Vehicle (AWAV) 8×8, untuk kebutuhan Korps Marinir Thailand (Royal Thai Marines). Disebut bahwa kontrak produksi tujuh unit AWAV 8×8 sebagai wujud dukungan pemerintah pada industri pertahanan nasional. Kontrak yang didapatkan Chaiseri Defence tak diraih dengan mudah, pasalnya kontrak dapat diraih setelah AWAV mampu mengungguli produk pesaing (juga dari Dalam Negeri), yakni Panus Assembly and the Defence Technology Institute.
AWAV 8×8 dirancang dengan tiga awak dan dapat membawa sebelas penumpang. Sebagai rampur amfibi, AWAV 8×8 menawarkan perlindungan balistik STANAG 4569 Level 2 dan perlindungan ranjau Level 3b.
Meski kemampuan amfibi AWAV 8×8 belum diperlihatkan kepada publik, namun, Chaiseri Defence optimis dengan performa kendaraan tersebut, terutama mengandalkan pengalaman mereka dengan memproduksi varian amfibi 4×4.
Tak sekedar omon-omon, Chaiseri belum lama ini mengumumkan berhasil menyelesaikan pengiriman tujuh unit ranpur lapis baja amfibi beroda ban (AWAV) 8×8 baru untuk Korps Marinir Kerajaan Thailand (RTMC) Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) pada September 2024.
Pengiriman ini menandai selesainya proses pengadaan yang dimulai pada 3 Agustus 2023, dengan anggaran sebesar 448 juta baht (sekitar US$12,9 juta). Kontrak tersebut mencakup pengembangan, konstruksi, pengujian, dan pengiriman kendaraan, yang diselesaikan dalam waktu satu tahun sesuai jadwal.
AWAV 8×8 dirancang untuk kinerja optimal baik di darat maupun di air, ranpur ini berukuran panjang 9,2 meter, lebar 3,1 meter, dan tinggi 3 meter, serta berat 23,2 ton. Didukung oleh mesin diesel berkekuatan 711 tenaga kuda, AWAV 8×8 dapat mencapai kecepatan maksimum 105 km/jam di darat dan 10 km/jam di air, dengan jangkauan tempur 600 kilometer.
Ranpur amfibi ini dapat mengangkut 11 personel selain tiga awak, termasuk pengemudi, penembak, dan komandan. Ranpur ini juga dilengkapi dengan turret tanpa awak dengan remote control weapon station (RCWS) Guardian 1.5 buatan perusahaan Spanyol Escribano Mechanical and Engineering (EM&E), yang dipasangi senapan mesin berat 12,7 mm dan peluncur granat asap 76 mm.
Tujuh unit AWAV 8×8 dikirim ke Batalyon Kendaraan Amfibi Serbu Marinir dari Divisi Marinir dimodifikasi dari prototipe awal, yang diperlihatkan pada ajang Thai Defense & Security 2023. Perubahan tersebut mencakup penyesuaian pada bagian depan kendaraan untuk meningkatkan kesesuaiannya untuk operasi laut, khususnya di daerah tepi pantai, mencegah lumpur dan pasir mencapai bagian belakang.
Konsol pengemudi juga dilengkapi dengan kaca balistik kaliber besar, yang memberikan visibilitas yang jelas selama manuver darat dan laut. Nantinya, AWAV 8×8 ini akan digunakan bersama ranpur amfibi AAV7A1 RAM/RS yang sudah dioperasikan Korps Marinir Thailand.
Dengan kemampuan kinerja yang mirip dengan LVTP-7, AWAV 8×8 akan mudah beroperasi dari dock basah Landing Platform Dock (LPD) HTMS Angthong dan HTMS Chang, bersama kendaraan serbu amfibi VN16.
AAV7A1 RAM/RS, Inilah Keunggulan Varian Upgrade Ranpur Amfibi “LVTP-7” Korps Marinir Thailand
Seperti dikutip Armyrecognition.com, setiap AWAV 8×8 menjalani pengujian ketat sebelum pengiriman, termasuk pengujian jalan terus-menerus sejauh 200 kilometer, operasi laut tanpa gangguan selama dua jam, dan lintasan rintangan yang dirancang untuk mensimulasikan medan yang menantang. Meskipun ukurannya kecil, AWAV 8×8 mampu mendaki lereng hingga 60 derajat, memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan oleh Korps Marinir.
AWAV 8×8 dirancang untuk kemampuan beradaptasi yang cepat, mampu bertransisi dengan mulus antara operasi darat dan laut tanpa memerlukan perubahan dalam mode mengemudi. Sistem propulsi jet airnya yang kuat, yang dirancang oleh tim teknik Chaiseri, memungkinkannya beroperasi secara stabil di lingkungan laut, dengan kinerja yang sebanding dengan kendaraan amfibi AAV-7A1. Selain itu, sistem turret yang dikendarikan dari dalam, menunjukkan akurasi tinggi selama pengujian, dengan rata-rata 90% tembakan mengenai sasaran.
Pindad Anoa 2 6×6 Amphibious: Saatnya Anoa “Serius” Jadi Panser Amfibi
Keberhasilan pengiriman tujuh kendaraan AWAV 8×8 ini merupakan tonggak penting dalam upaya modernisasi Korps Marinir Thailand. Serupa tapi tidak sama, PT Pindad pernah merilis varian amfibi ranpur APC Pindad Anoa 2 6×6 Amphibious. Meski beberapa kali telah melewati uji coba, termasuk berenang di pantai, namun sampai saat ini, ranpur amfibi produksi BUMN ini belum meraih pesanan dari Kementerian Pertahanan RI. (Gilang Perdana)
Saya ingat perkataan dirut Pindad terdahulu.
Intinya kalau TNI maunya yang hebat dan battle proven, gak peduli itu produk IMPORT.
semoga petinggi2 TNI sekarang lebih mendahulukan ke produk dalam negeri.
Karena disana gk ada yang main proyek *eh