Korea Selatan Upgrade Armada Jet Tempur F-15K Slam Eagle, Diproyeksi Mengudara Sampai 2060
|Meski belum tentu terkait pada insiden penyusupan lima drone intai Korea Utara pada 26 Desember 2022, ada kabar bahwa Angkatan Udara Korea Selatan akan menjalankan proyek upgrade besar-besaran pada armada jet tempur F-15K Slam Eagle. Seperti diwartakan, F-15K adalah salah satu jenis penempur yang dikerahkan dalam misi memburu drone intai Korea Utara.
Persisnya hanya dua hari sejak insiden penyusupan drone Korea Utara, yakni pada 28 Desember 2022, Pemerintah Korea Selatan telah menyetujui beberapa proyek untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya, yang dalam hal ini termasuk proyek upgrade jet tempur F-15K dan pengadaan pesawat tanker baru. Kedua proyek tersebut telah diresmikan oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA).
Proyek upgrade F-15K bertujuan untuk meningkatkan kemampuan misi dan survivabilitas pesawat tempur. Item yang akan mendapatkan peningkatan adalah pemasangan radar Active Electronically Scanned Array (AESA), perangkat peperangan elektronik baru, dan komputer misi yang diperbarui. Anggaran 3,46 triliun won (US$2,73 miliar) dialokasikan untuk modernisasi armada tempur, yang akan berlangsung dari 2024 hingga 2034.
F-15K Slam Eagle merupakan varian dari F-15E yang khusus dikembangkan untuk kebutuhan Republic of Korea Air Force (ROKAF). Ada 59 unit F-15K yang saat ini sedang beroperasi. Angkatan Udara Korea Selatan mengharapkan untuk terus menerbangkan F-15K hingga tahun 2060.
Pada Februari 2022, pemerintah Korea Selatan memberikan kontrak baru kepada Boeing untuk memberikan dukungan dan kesiapan operasional armada F-15K-nya.

F-15E Strike Eagle pertama kali memasuki layanan pada tahun 1976 untuk Angkatan Udara Amerika Serikat. Jet tempur, yang didedikasikan untuk keunggulan udara, telah diperbarui secara berkala selama bertahun-tahun.
Awalnya F-15 diperkirakan akan pensiun pada tahun 2020-an, namun, pesawat itu malah dikembangkan menjadi iterasi lain, bernama F-15EX Advanced Eagle, yang memberikan lompatan teknologi yang sangat dibutuhkan untuk badan pesawat yang menua.
F-15K Slam Eagle Ini adalah varian lanjutan dari F-15E Strike Eagle. Jet tempur dengan dua awak ini dapat melakukan misi serangan presisi jarak jauh pada siang atau malam hari, dan dalam segala kondisi cuaca. F-15K dilengkapi dengan peralatan misi canggih untuk melakukan misi udara ke darat, udara ke udara, dan udara ke laut.
Angkatan Udara Korea Selatan memilih F-15K Slam Eagle untukNext Generation Fighter Programme pada April 2002. Unit pertama F-15K melakukan penerbangan pertamanya pada Maret 2005, kemudian pesawat pertama diluncurkan dari pabrik Boeing di St Louis pada bulan yang sama.
Proyek kedua yang diresmikan oleh DAPA adalah akuisisi pesawat tanker buatan luar negeri, yang didatangkan antara tahun 2024 dan 2029 untuk memastikan kelanjutan operasi udara jet tempur dan untuk mengamankan armada tanker tambahan untuk mendukung misi pengangkutan udara jarak jauh. Untuk pengadaan pesawat tanker, anggaran yang disiapkan mencapai 1,2 triliun won (US$950 juta).
Baca juga: Empat Dekade Beroperasi, Gelombang ‘Mudik’ F-15 Eagle dari Kadena Telah Dimulai
DAPA tidak mengungkapkan jenis atau jumlah kapal tanker yang sedang dipertimbangkan. Kandidat yang paling mungkin adalah Airbus A330 MRTT, karena ROKAF saat ini sudah mengoperasikan empat pesawat tanker buatan Eropa tersebut. Namun, Boeing KC-46 Pegasus juga akan dipertimbangkan. (Gilang Perdana)
Dengan di perpanjangnya F 15 K hingga 2060 dan di akusisi ya F 35 oleh KorSel posisi KF 21 Boramae KorSel gmn..??
Seperti sudah banyak dikupas, KF-21 dipersiapkan sebagai pengganti keluarga F-5 Tiger dan F-4 Phantom
Indonesia harus segera membeli F-15EX, Pak Prabowo sudah menunggu keputusan dari Bu Sri nih. Yang jelas Rafale batch 2 yg 36 unit udah dibayar DPnya. KF-21 Boremae juga udah dibayar sisanya.
@ade
Oleh ROKAF F15K lebih difungsikan sebagai missile truck & ground attack. Air superiority akan diambil alih KF21
@agato
Ane tidak sependapat dgn ente. Alokasi F15 EX lebih baik untuk hal yang lebih penting seperti tanker & AEWC serta sisanya buat program KF21 terutama untuk modernisasi mesin produksi PT. DI yang kini tuwir berusia 40 tahun
Di lini Air Superiority ROKAF (AU Korsel) hebat juga ya ada F-15K, F-35A dan KF-21 yg bakal mengisi posisi tsb.
Total rafale 6 + 36 kan.
Boramae sekitar 40 unitan kan.
FA 50 15 unit ya yg operasional ?
F16 dan sukhoi klu di perpanjang masa pakai nya klu di total di 2030 Indonesia kira2 pny brp pespur ya min ?
Korsel waktu beli Eagle tsb bayarnya ngredit atau cash
Oom? Lha di foto pertama tu sejenis plat di punggungnya itu njeplak artine Si Eagle lagi ndarat ya Oom. Tu fungsinya untuk ngerem dg bantuan memperbesar tahanan aliran udara atau agar pesawate cepet turun yo Oom?
F-15 mungkin jadi oengganti F-16 di TNI, rafale bisa jadi penerus sukhoi dan/atau pengganti KF21, selama ini TNI AU fighter utamanya di sukhoi, F-16 buat nambahi kekurangan jumlahnya, kalau rafale rudalnya disamakan kelasnya dengan sukhoi atau bahkan ditingkatkan lebih jauh maka ya rafale bisa menggantikan sukhoi, meskipun dari sisi endurance jelas ngga bisa menyamai sukhoi, kecuali bawa tangki eksternal
*semantara KF21 sendiri untuk tambahan fighter kalau tetep jadi
@Mbah, ini pidato tahun kemaren,
“Rafale kita kejar, F-15 kita mungkin kejar, tetapi sementara kita akan pacu kemampuan kita membuat pesawat-pesawat kita sendiri,”
Ada kata mungkin, Jelas opsi F15 paling belakang setelah Rafale & KF21, & itupun dateng 6 tahun setelah teken kontrak, padahal tahun ini akan ada awan gelap, makanya ayam Jenggo udah pesimis sama F15 karena jauh panggang dari kompor, mendingan 1,1M$ dapet 11 SU35 kan😁
Pesawat ini yg katanya memecahkan banyak rekor diantaranya tdk mmpu mngejar dan menjatuhkan drone odong odong korut
Saat ini USD 1,1m juga tak dapat atuh 11 Su-35 karena sanksi semikonduktor apalagi kedepannya barang Ruskies nan katanya strong terjangkau dunia akhirat bagi TNI akan menjadi semacam kemustahilan apalagi MEF Perubahan dengan wacana penyederhanaan blok pemasok ditambah perwira TNI pro Ruskies punah dari peredaran karena purnabakti
Korban PHP +62 sudah komplit di semua matra
T90M emoh berpaling ke Leo 2
Streguschy berganti jadi PKR + NR
Kilo jd CBG
Yak 130 ditelikung T50
Su-35 ke Rafale & IFX
BT3F jadi Zaha
Fansboy ura-ura ngarep S300/400/500 yang datang Hisar U + radar Isro
Ngarep Pantsir tapi terkini Starsreak buat semua matra
Bastion cuma lihat tapi tak dibeli. Statement tegas komandan Korps Marinir 2018. Pilihan Neptune. Tak ada ada kejelasan karena konflik. Padahal Ruskies punya Bal yang lebih murah dari Bastion tapi kenapa sekarang cenderung ke Atmaca. Brahmos saja tak dilirik.
Brahmos dibeli Pinoy tak ada cuan samasekali untuk Ruskies. Yang dpt cuan Indihe & Isro. Negara harom bergembira. Seharusnya fansboy ura-ura sakit hati Isro dapat bagian tetapi Ruskies nihil
Lihat realita bukan mimpi. Bisa bikin sakit hati jika mimpi tak terealisasi.
@Periskop: F-15 takkan digunakan untuk menggantikan F-16. Mereka memiliki tupoksi yg tersendiri. Kalo KF-21 digunakan untuk menggantikan F-16 itu mungkin walopun secara kemampuan memiliki kesamaan dg Rafale.
@Iwan: yg jadi penghambat F-15 cuman anggaran dan saat ini ada pos dg anggaran besar yg sudah mulai dikosongkan yaitu pos untuk Pandemi. Makanya kesempatan Indonesia beli F-15 akan semakin besar. Kalo Su-35 lupakan aja karena selain ribet, kemampuannya tidak sebagus di brosur. Ukraina udah ngasih contohnya.
@Jago: Tanker dan AEW memang penting dan baru Tanker yg akan segera direalisasikan tapi mengganti alokasi anggaran F-15 buat Tanker dan AEW jelas gak mungkin. Ada kemungkinan jika terjadi konflik di LCS, Indonesia akan pinjam Tanker dan AEW Singapore. Ada strategi dimana ketika konflik di LCS meletus, beberapa negara ASEAN akan bergabung dalam Combined Task Forces dimana Singapore akan berperan sebagai HQ dg memanfaatkan AEW dan tanker mereka sebagai basis udara, F-35 sebagai Linked data dan AWACS. Kemampuan penyebaran informasi dan Stealth memberikan jaminan koordinasi yg bagus bagi pasukan gabungan. F-15 Indonesia akan gabung dg F-15 SG yg akan berperan sebagai truk pembom dan superioritas udara. Rafale akan bermain sebagai penarget sasaran strategis Kapal Induk dan radar GCI musuh dg Strom Shadow sedangkan F-16 Indonesia, KF-21 dan F-16 Singapore berperan sebagai pertahanan area.
Sekelas China sekalipun kalo lawannya gabungan Singapore, Indonesia, Vietnam dan Thailand aja mereka bakal pikir-pikir. Apalagi kalo USA, Aussie, Inggris, Prancis dan Jepang udah masuk area. Indonesia secara kesadaran pertahanan strategis lebih cenderung untuk berdiri disamping USA daripada harus bersama China. Kalo netral kayaknya gak mungkin karena China sangat ingin menguasai Natuna yg bukan hanya kaya akan sumber daya nabati dan alam tapi juga posisinya yg luar biasa strategis didepan Selat Malaka serta ALKI 1,2 dan 3. Seluruh perdagangan kearah Asia Timur atau dari Asia Timur akan mengarah kepada tempat tersebut. Saat ini kemampuan pasukan Indonesia sangat lemah, makanya walopun yg ditaruh di Natuna adalah pasukan gabungan, kesenjataan yg ada disana bukanlah yg nomor 1. Penempatan disana hanyalah sementara agak ketika Natuna diserbu dg serbuan Amfibi bisa segera dipukul balik dari Kalimantan, Singapore dan Riau.
@agato
meskipun begitu, yang saya lihat adalah masa pakai f-16nya, kegunaan f-15 dan f-16 bukannya sama aja?, ya wong kita beli yang varian multirole, bukan yang murni ADF, kf21 kalau dikita sepertinya rawan batal, jadi diganti rafale, belinya banyak kan lagipula, kalau pespur mau dicampur juga sana sini, bukannya akan membebani anggaran?, mengingat pespur juga butuh perawatan rutin