Korea Selatan Tawarkan Kapal Selam KSS-III Batch II (Jang Bogo Class) ke Polandia, Dibekali AIP dan VLS
|Bagi Korea Selatan, Polandia adalah kunci untuk meraih sukses dalam pemasaran alutsista di pasar Eropa. Setelah pada tahun 2022 sukses meraih kontrak pengadaan beragam alutsista senilai lebih dari US$14,5 miliar dari Polandia, maka Negeri Ginseng kian percaya diri untuk menawarkan jenis alutsista lain yang belum pernah dilakukan untuk pasar eropa, yakni kapal selam diesel listrik dengan teknologi Air Independent Propulsion (AIP).
Jelas bukan perkara mudah bagi negara Asia untuk masuk ke pasar kapal selam di Eropa, pasalnya untuk segmen kapal selam diesel listrik di Eropa, sudah ada negara-negara besar yang kampiun di produksi kapal selam, seperti Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol.
Tapi tidak ada yang tak mungkin bagi Korea Selatan, setelah mampu menjual 180 unit Main Battle Tank (MBT) K2 Black Panther, 48 unit jet tempur ringan FA-50 Fighting Eagle dan 670 unit Self Tracked Propelled Howitzer K9 Thunder ke Polandia, maka bukan mustahil Polandia kepincut kapal selam produksi Negeri K-pop.
Dari laman navalnews.com (19/9/2023), pada pamera pertahanan MSPO 2023 di Kielce, Polandia. Hanwha Ocean, bagian dari Hanwha Group, untuk pertama kalinya memamerkan di Eropa model kapal selam KSS-III (Dosan Ahn Chang-ho class atau Jang Bogo III class) dalam versi terbaru Batch II. Tampilan mockup KSS-III di MSPO 2023 merupakan tanggapan Hanwha atas proposal program Orka, yakni program pengadaan kapal selam masa depan untuk Angakatan Laut Polandia.
KSS-III sejatinya bukan pertama kali ini ditawarkan Korea Selatan ke luar negeri. Sebelumnya, KSS-III Dosan Ahn Changho class sempat ditawarkan ke Australia.
KSS-III disebut juga sebagai Dosan Ahn Changho Class diproduksi Hanwha Ocean (d/h Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering). Kapal selam ini punya panjang 83,5 meter, lebar 9,6 meter.
KSS-III disebut sebagai kapal selam serang konvensional terbesar dan paling tenang di dunia yang dibekali teknologi AIP. Kapal selam ini juga dilengkapi rudal balistik – SLBM (submarine-launched ballistic missile).
KSS-III Batch II akan menampilkan berbagai peningkatan dari pendahulunya, KSS-III Batch I (Dosan Ahn Changho class). Peningkatan tersebut mencakup sistem manajemen tempur dan sistem sonar yang lebih canggih, peningkatan daya tembak, termasuk hadirnya Sistem Peluncuran Vertikal (Vertical Launch System/VLS) tambahan.
Ini akan memungkinkan KSS-III Batch II untuk dimuat dengan lebih banyak rudal balistik (Submarine Launched Ballistic Missiles/SLBM), yang secara lokal dikenal sebagai turunan dari rudal Hyunmoo yang punya jangkauan 500 km.
Kapal selam KSS-III Batch-I Dosan Ahn Changho class akan dilengkapi 6 VLS, sedangkan kapal selam Batch-II dan Batch-III akan dilengkapi 10 VLS. KSS-III punya bobot 3.358 ton saat muncul di permukaan dan 3.705 ton saat tenggelam. Kapal selam ini memiliki kecepatan maksimum sekitar 20 knot, daya jelajah 10.000 nautical mile (18.520 km) dan dapat menampung 50 awak.
Banyak komponen penting kapal termasuk Air Independent Propulsion (AIP), baterai Lithium-Ion, dan (Korean Vertical Launching System) telah dikembangkan di dalam negeri. Tidak seperti generasi kapal selam Korea Selatan sebelumnya yang masih dominan mengandalkan pasokan komponen dari pihak asing. Delapan puluh persen komponen kapal KSS-III Batch-II akan diproduksi di dalam negeri, meningkat signifikan dibandingkan model sebelumnya.
Kapal pertama KSS-III Batch II akan diluncurkan pada tahun 2025. Setelah beberapa tahun uji coba untuk ROC (Required Operational Capabilities), pengiriman pertama kapal ke Angkatan Laut Korea Selatan direncanakan pada tahun 2027. (Gilang Perdana)
KSS III Dosang Ahn changho basicnya Type 214 yg ToTnya diberikan oleh TKMS ke hanwa, Sdg CBG 1400 itu basicnya dr Type 209 yg ToTnya diberika oleh TKMS ke DSME…DSME akhirnya bangkrut dan diakuisisi oleh Hanwa atau HHI
Padahal perkara baterai mah sebenarnya PT. Ni press udah bisa itu bikin battery lithium ion utk kasep.. Waktu itu menteri yg pelopor mobil listrik tu cuci potong pita launching di PT. Ni press
Jenis baru dan bukan hasil lisensi.. Tp kalo melihat spesifikasi ini hasil pengembangan dari U214 Korea..
@agato kw
sdh banyak dibahas, kalau nagapasa class lemah salah satunya di power/baterai, dibawah spec yg disepakati, pihak dsme bersedia melakukan upgrade namun dengan biaya tambahan yg memberatkan.
batch-2 hampir tak ada bedanya dengan batch-1, lebih baik mencari alternatif lain untuk menghindari resiko.
@AA
yang dujial ke Indonesia adalah produk perdana, hasil rancang bangun dsme….saat itu belum tersedia versi ber-AIP, yang baru muncul setelahnya
@Kalboy
Saya tertarik dg penggalan “cerita tak menggenakkan” ttg kasel buatan korsel di Indonesia……WA centang biru tapi tak kunjung dibalas juga nggak menggenakkan lho
jadi apa sih masalah pada kasel nagapasa class ini….rumornya ada dimana-mana, ibarat orang ngaku habis meihat hantu tapi nggak bisa menceritakan wujudnya seeprti apa ?
Sementara kemhan sendiri tak pernah melayangkan tuntutan jika benar masalahnya cukup parah dan tak bisa diperbaiki
Padahal korsel cukup sukses melisensi CBG dan KSS II, serta merancang bangun sendiri improved CBG dan KSS III
Berarti yg ditawarkan ke Indo Spec nya dibawah yg ditawarkan ke Philipina dan Polandia y yg sdh ada AIP dan VLS nya
Dgn adanya cerita gak mngenakan ttg kasel buatan korsel di indonesia, korsel hrs benar2 kerja keras myakinkan polandia agar mau beli kasel korsel, ini sangt sulit, aplg ini d eropa, sarangny produsen kasel non nuklir. Kelebihan yg bisa ‘dijual’ korsel ttg kasel yg mrk tawarkan, ya punya vls itu, yg blom ada d kompetitor eropa yg sebanding..
Ini basicnya dari KS apa..?? atau jenis baru hasil modif sendiri bukan yg ditawarkan ke Indo Batch ke 2 y…
Rancangan Korea Sendiri dan bukan yang ditawarkan ke Indonesia, Yang ditawarkan ke Indonesia adalah ini –> https://www.indomiliter.com/indo-defence-2022-dsme-tagih-kelanjutan-kontrak-pengadaan-tiga-kapal-selam-yang-tertunda/