Update Drone KamikazeKlik di Atas

Korea Selatan Produksi Massal Rudal Anti Tank Hanwha Taipers, Anti Jamming dengan Algoritma Kecerdasan Buatan

Meski dikenal dengan predikat battle proven, namun usia rudal anti tank BGM-71 TOW (Tube-launched, Optically tracked, Wire-guided) terbilang uzur, lantaran sudah mulai digunakan sejak awal dekade 70-an. Dan Korea Selatan sebagai salah satu pengguna rudal TOW berencana untuk menggantikannya dengan rudal anti tank produksi dalam negeri yang disebut Taipers (Tank Snipers).

Baca juga: Rudal TOW 2 Tampil di Garuda Shield 2021, Mungkinkah Indonesia ‘Menyusul’ Singapura dan Filipina?

Dikutip Janes.com (10/1/2024), Korea Selatan akan memproduksi secara massal rudal anti tank Taipers atau Cheongeom dalam waktu dekat. TAipers yang dikembangkan di dalam negeri Korea Selatan dijadwalkan untuk mulai menggantikan stok rudal TOW yang menua mulai tahun 2024.

“Taipers akan diproduksi massal mulai tahun 2024 hingga 2031,” kata juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Proyek pengadaan rudal Taipers kabarnya menelan biaya KRW724,8 miliar (US$550,5 juta).

Taipers adalah rudal anti tank ringan yang diluncurkan di udara dengan mekanisme lock-on-before-launch (LOBL). Menurut DAPA, sistem rudal Taipers menggunakan dual-mode seeker yang memanfaatkan visible light dan infrared images serta pemandu menggunakan fiber-optic datalink.

Taipers dilengkapi dengan algoritma kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) melalui pembelajaran mendalam terhadap gambar target dengan lebih dari 800.000 bingkai, target tetap dapat ditangkap secara otomatis tanpa intervensi operator dalam keadaan darurat.

Rudal Taipers terdiri dari empat sub-bagian utama (pencari, propulsi, mekanisme kontrol, dan baterai) dan kabel serat optik di bagian belakang, rudal ini memiliki motor roket berbahan bakar padat tanpa asap, yang memberikan kecepatan jelajah sekitar 200 meter per detik dan jangkauan serangan maksimum 8.000 meter.

Hanwha selaku pengembang dan produsen mengatakan rudal Taipers dengan tandem warhead mampu menembus lapisan proteksi rolled homogeneous armour (RHA) dan explosive reactive armour (ERA) hingga ketebalan 1.000 mm.

Juru bicara DAPA mengatakan rudal tersebut akan mempersenjatai dua tipe helikopter – Light Armed Helicopter (LAH) dan Marine Utility Helicopter (MUH)-1 Marineon milik Korps Marinir Republik Korea (RoKMC) mulai tahun 2024.

Menurut informasi yang diterbitkan oleh DAPA, Hanwha telah mengembangkan varian rudal yang mampu diluncurkan dari kendaraan darat. Namun, keputusan untuk memproduksi rudal secara massal terbatas pada platform sayap putar alias helikopter.

Wire Guided Missile: Ketika Kabel Jadi Platform Pemandu Rudal Anti Tank

Pengembangan rudal Taipers dimulai pada bulan November 2015. Tahap pengembangannya menelan biaya US$139,5 juta. Taipers memiliki dua mode yaitu penembakan, yakni Fire-and-forget (peluncuran dan panduan otonom) dan Fire-and-update (peluncuran dan memperbarui data target dalam penerbangan).

Rudal berpemandu kawat (kabel) ini dapat beroperasi siang dan malam dan dalam kondisi cuaca apa pun. Karena dipandu oleh kabel, maka rudal ini kebal terhadap tindakan pencegahan elektronik (jamming) apa pun. Rudal Taipers memiliki berat 35 kilogram, panjang 1,7 meter, dan diameter 150 milimeter. TAipers mengadopsi hulu ledak tandem yang mampu menghancurkan lapis baja reaktif yang mudah meledak. (Bayu Pamungkas)

One Comment