Korea Selatan Luncurkan Rudal Anti Kapal Supersonik, Desainnya Mirip Yakhont
|Pada 15 September lalu, Pemerintah Korea Selatan resmi memperkenalkan lima jenis senjata baru, tiga di antaranya adalah rudal dengan kemampuan supersonik, yang pertama adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam – submarine-launched ballistic missile (SLBM) Hyunmoo 4-4, rudal udara ke permukaan jarak jauh dan rudal jelajah anti kapal. Yang disebut terakhir, rupanya menjad perhatian tersendiri para pemerthati alutsista global.
Baca juga: Yakhont – Rudal Jelajah Supersonic TNI-AL
Pasalnya, rudal jelajah anti kapal yang diperkenalkan Rumah Biru (Kantor Kepresidenan Korea Selatan) punya rancangan yang unik, yaitu desainnya mirip dengan rudal anti kapal Yakhont buatan Rusia. Dikutip dari navalnews.com (24/9/2021), disebutkan keterangan dan spesifikasi dari rudal anti kapal yang mirip Yakhont itu masih sangat minim, namun Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah meriis video dari uji coba peluncuran dan perkenaan pada sasaran di tengah laut.
Dalam video diperlihatkan, rudal tersebut diluncurkan dari wilayah pantai dan menunjukkan rudal supersonik tanpa terlihat melewati jaring target di kapal tongkang. Yang lain menunjukkan rudal itu dengan tepat menghancurkan plat logam yang terkait dengan jaring pada sasaran. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa rudal tersebut mampu menargetkan garis air kapal berukuran besar seperti kapal induk.
Dari analisa pada rekaman video, rudal anti kapal supersonik itu mirip dengan P-800 Yakhont, jenis rudal anti kapal yang juga digunakan oleh TNI AL pada KRI Oswald Siahaan 354 (Van Speijk Class). Rumor yang berkembang menyebut bahwa militer Korea Selatan mengembangkan rudal jelajah supersonik lokalnya dengan menggunakan teknologi Rusia. Yakhot sendiri punya kemampuan over the horizon dengan menarget sasaran dari jarak 300-600 Km dengan kecepatan Mach 2.
South Korean MoD-released footage of a new, indigenously developed supersonic cruise missile. pic.twitter.com/Qbe0pjzbHS
— Ankit Panda (@nktpnd) September 15, 2021
Media lokal mengevaluasi uji coba ini sebagai potensi Korea Selatan untuk mengeliminasi kapal perang lawan dari jarak jauh. Mengingat rudal jelajah Korea Utara yang diluncurkan beberapa hari lebih awal dari Korea Selatan dilaporkan menunjukkan kecepatan Mach 0.58, membuktikan bahwa rudal jelajah baru Seoul setidaknya dua kali lebih cepat. Kabarnya, rudal Yakhont varian Negeri Ginseng ini akan menjadi alutsista andalan pada kapal perusak KDDX dan KDX III Batch 2 AL Korea Selatan di masa depan.
Dari uji coba, rudal anti kapal yang mirip Yakhont tersebut ideal untuk disematkan sebagai rudal pertahanan pantai, bila ditempatkan di dekat daerah pesisir seperti Kepulauan Baekryeong dan Ulleung, berarti bahwa jarak tembak maksimum rudal ini mencapai 500 km. Rudal itu bisa menjadi anti-access/area denial (A2AD) weapon system yang tangguh, menangkal kelompok serangan dari kapal induk Angkatan Laut Cina di masa depan.
Lebih dari itu, spesifikasi rinci dari rudal jelajah baru dari Agency for Defense Development (ADD) dan produsen rudal lokal LIG Nex1 masih belum jelas. Para analis baru bisa berspekulasi bahwa kemungkinan rudal yang dimaksud punya ukuran kecil dari Yakhont, dengan panjang 6,6 meter, diameter 53 sentimeter, berat 1,5 ton, dan muatan hulu ledak 250 kg. Saat ini, rudal jelajah anti kapal yang beredar di pasaran kebanyakan ada di segmen kecepatan subsonik Mach 0.5 – 0.7.
Korea Selatan sendiri sudah punya pengalaman dari memproduksi rudal anti kapal. Salah satu yang dikenal adalah SSM-700K Haeseong (C-Star) buatan LIG Nex1. Rudal C-Star rancangannya mengambil basis rudal Harpoon, dengan kecepatan high subsonic ini mampu melesat hingga Mach 0.95 dengan teknik sea skimming, alias terbang dengan ketinggian rendah untuk menghindari deteksi radar kapal lawan. Selain dioperasikan AL Korea Selatan, rudal ini juga dioperasikan AL Filipina di dua frigat Jose Rizal Class. (Bayu Pamungkas)
Xixixixixi…
Negara lain sudah main rudal, kita masih mutar muter di roket.
Bahkan pada tahapan awal dari percobaan roket nasional kita banyak memiliki kendala, bahkan di awal pengembangannya roket kita pernah mengalami retak di bagian pembuangannya.
Tapi kita tidak usah minder, karena saat ini pemerintah sedang mencari partner yang berhubungan dengan bidang keantariksaan, yang artinya program roket kita telah mengalami kemajuan signifikan.
Sebenarnya daripada membeli alutista lebih baik membangun bersama, seperti Changbogo, KFX/IFX, Kaplan / Harimau dan lainnya.
Kerja sama secara terbuka seperti diatas lebih mudah dicerna untuk ToTnya, sepertinya ada perbedaan jika kita membeli alutista seperti C-705, C-802 dengan dalih kendapatkan ToT.
Ketika kita melakukan kontrak kerja sama memproduksi ataupun lainnya, untuk ToT lebih terperinci, lebih jelas dan lebih bermanfaat, meskipun pada akhirannya hanya mendapatkan lisensi untuk memproduksi.
Beda cerita jika kita membeli, karena hingga sekarang kita masih “stuck” mendapatkan tahapan kelanjutannya.
Korea Selatan hebat…
Mereka jarang terdengar membeli alutista dari Rusia, akan tetapi selalu mendapatkan ToT dari hasil kerjasamanya dengan Rusia.
Setelah S-350 sekarang Hyunmoo 4-4 next apa lagi?
hhmmm…
Jadi teringat dengan salah satu komentator yang terkadang aktif di forum ini dan forum tetangga, dia menulis -+ artinya seperti ini… “Jangan membeli alutista dari Rusia, mereka pelit ToT.”
Lalu hasil kerja sama antara negri gingseng dengan papa bear seperti S-350
/ M-SAM (Cheolmae II atau Cheongung atau KM-SAM) disebut apa?
Kejelekan warga +62 adalah selalu menghakimi segala sesuatunya yang mereka sendiri belum mengetahui kebenarannya secara keseluruhan.
Kita mengetahui kedekatan antra Korea Selatan dengan Amerika Cs, terbukti bahkan negara yang memiliki kedekatan dengan Amerika Cs dapat bekerja sama dengan Rusia yang didalamnya terdapat ToT.
Bahkan negara seperti kita menolak pemberian 3 radar pertahanan udara jarak jauh AN/TPS-77 dari Amerika.
Hehehehehe…
Silahkan ditelaah sendiri kenapa kita menolak bantuan pemberian radar pertahanan jarak jauh dari Amerika?
Padahal kita kembutuhkan radar untuk menutup banyak spot yang rawan penyusup dan bahkan tidak tercover oleh radar militer yang kita miliki.
Dari dimensi lebih mirip brahmos, krn lebih kecil dari yakhont
Seperti halnya SAM cheongung hasil kerjasama dengan biro antey rusia, rudal Anti kapal ini juga kerjasama dengan rusia
Kita darurat ICBM
Bentuk mirip tapi desain teknologi yang dipakai belum tentu 100℅ sama dengan Oniks
CX milik Cina sangat mirip dengan Yakhont/Oniks. Walaupun begitu seperti sisi weight ratio, desain serta tipe ramjet seperti torduct dll malah lebih mirip P270 Moskit
Semua sah bisa berspekulasi!
Halal!!
Bentuk cone pada ujung missilenya mirip, wajar karena dibuat melaju pada kecepatan supersonik, selain itu beda semua termasuk cara peluncurannya, pada Yakhont biasanya ada semburan thrust vectoring sebagai pengarah sasaran pada ujung missilenya sedangkan punya Korsel lebih pada arah Balistik.
Yah, berharap ntar ada varian udaranya jadi bisa dibawa oleh KF-21 Boramae yg lagi dibuat karena panjangnya sangat memungkinkan untuk dioprek biar bisa dibawa Ama pespur. Syukur-syukur Indonesia bisa ambil lisensi atau kalo enggak ya lanjutkan aja ToT rudal Neptune Ukraina dan buat biar bisa melaju Ampe supersonik. Ukraina mampu dan banyak ahli serta blue printnya kok.
Kalau memang dipilih dari Koryo yang penting buat midcourse correction bisa koneksi ke sistem TNI AL yang NATO based baik OTHT radar & data-link terminal system berplatform Link Y maupun Link 16
Ada saham indo di rudal itu.
Krn keuntungan perusaahan korea di sini untuk membangun militernya jg..
Indo kl pengin punya duit byk amankan dulu pasar domistiknya dg produk lokal.
Kl swasta gak mampu ya harus bumn yg turun.
Apa susahnya sih bikin tv bikin kulkas bikin setrika bikin mesin cuci,hanphone dll
Tggl bongkar modif dan tiru.
Jual harga murah.
Namun bgtu apa apa yg shrsnya mudah kl di indo ini jadi suleett..
Hhhhhh
Itu di kapal perang indo jg ada mesin cuci, setrika tv kulkas dan masih brand aseng smua…
Hhhhhhh
Kalo memang kita akan bikin FREEM dan ARROWHEAD dgn “CITA RASA INDOMIE” maka kita harus mendisain kapal2 fregat baru kita dgn SMM YANKHONT/ BRAHMOS ato KOREA INI. Kita harus BERMAIN dgn SUPERSONIC SSM .
Korea dapet teknologi SA-350 dan YANKHONT……NOT BAD.
Indonesia berhasil melakukan transfer tot rudal yakhont kpd korsel, tinggal Korsel nantinya yg harus transfer tot teknologi militer kpd Indonesia
mantaaaap………………….